Serak Gulo, Tradisi Muslim Keturunan India di Padang

Sekitar delapan ton gula dibungkus dengan kain perca berwarna-warni dengan ukuran 100 gram. Ini makna di baliknya.
Warga berebut bungkusan gula pasir saat digelar tradisi 'Serak Gulo' di halaman Masjid Muhamadan, Padang, Sumatera Barat, Selasa (5/2/2019). Sebanyak delapan ton gula pasir dibagikan pada tradisi "Serak Gulo" atau menebarkan gula pasir dalam rangka menyambut Maulud Syekh Sahul Hamid yang secara turun temurun diperingati di India dan sudah digelar di Padang oleh warga muslim keturunan India sejak 200 tahun lalu. (Foto: Antara/Iggoy el Fitra)

Padang, (Tagar 6/2/2019) - Selepas Asar pada Selasa (5/2) suasana di Masjid Muhammadan di Jalan Batipuh Panjang, Kecamatan Padang Selatan, Kota Padang, terlihat lebih ramai dari biasanya.

Kawasan yang dominan dihuni oleh warga muslim keturunan India tersebut mulai sesak dikunjungi masyarakat.

Seakan tidak sabar ribuan warga yang telah memadati Jalan Batipuh Panjang tersebut bersiap mengikuti prosesi serak gulo yang rutin diselenggarakan warga keturunan India, lewat Himpunan Keluarga Muhammadan setiap 1 Jumadil Akhir.

Sekitar delapan ton gula yang dibungkus dengan kain perca berwarna-warni dengan ukuran 100 gram telah disiapkan panitia untuk ditebar kepada warga.

Prosesi diawali dengan pemasangan bendera berbentuk segi tiga berwarna hijau dan putih pada seutas tali sepanjang 20 meter yang direntangkan di atap Masjid Muhammadan.

Setelah itu belasan pemuda dewasa mulai mengangkat berkarung-karung gula ke atas atap, yang dalam setiap karung telah tersedia gula pasir yang dibungkus dengan kain perca berwarna-warni dengan berat 100 gram.

Usai berdoa bersama, gula dilemparkan ke bawah untuk diperebutkan oleh ratusan warga yang telah menunggu dengan kedua tangan direntangkan ke atas guna menangkap gula yang dilempar dari atas atap masjid.

Tua, muda hingga anak-anak berbaur penuh keceriaan dan kegembiraan menangkap gula.

Tak jarang rambut pun akhirnya penuh taburan gula karena ada bungkusnya yang pecah, namun suasana meriah pada sore itu punya kesan mendalam bagi setiap yang hadir.

Ketua Himpunan Keluarga Muhammadan Ali Khan Abu Bakar menjelaskan serak gulo adalah tradisi turun temurun yang dilaksanakan dalam rangka mengenang salah seorang ulama di India yang bernama Souhul Hamid.

"Souhul Hamid merupakan salah seorang penyebar agama Islam dan ia suka membagikan gula, serak gulo merupakan simbol manisnya ilmu yang diberikan," ujarnya kepada Antara.

Ia mengatakan tradisi serak gulo merupakan salah satu kebudayaan masyarakat muslim India yang dibawa ke kota Padang dan di dunia hanya dilakukan pada dua tempat, yaitu di Padang dan Singapura.

Serak gulo pertama kali dilaksanakan di India, tepatnya di Tamil Nadu Cenai.

Menurut dia menyambung silaturahim dan meningkatkan kepedulian untuk saling berbagi merupakan filosofi dari kegiatan ini.

"Bahkan tak jarang ada yang bertemu jodoh di sini," katanya.

Ia menjelaskan serak gulo merupakan wadah silaturahim dan saling berkumpul di antara sesama warga keturunan India yang dalam Islam disebut dengan Ukhuwah Islamiyah.

Menurut dia tradisi ini sudah berlangsung lama, bahkan sejak kakeknya lahir sudah dilakukan oleh warga keturunan India yang ada di Padang.

Serak GuloWarga muslim keturunan India, membungkus gula pasir menggunakan kain perca di sebuah rumah di Padang, Sumatera Barat, Selasa (5/2/2019). Warga menyiapkan sedikitnya lima ton gula pasir untuk dibagikan pada tradisi "Serak Gulo" atau menebarkan gula pasir dalam rangka menyambut Maulud Syekh Sahul Hamid yang secara turun temurun diperingati di India dan sudah digelar di Padang sejak 200 tahun lalu. (Foto: Antara/Iggoy el Fitra)

Tradisi ini boleh diikuti siapa saja, tidak terbatas warga keturunan India, semua masyarakat boleh ikut, ucap dia.

Sementara Ferawati, salah seorang warga keturunan yang hadir, mengatakan salah satu tujuan hadir pada acara ini agar memperoleh keberkahan dari gula yang diperoleh.

"Supaya tercapai apa yang menjadi cita-cita pada tahun ini, sehat selalu, dan ada juga yang menjadikan acara ini sebagai tempat mencari jodoh," kata dia.

Ia berhasil memperoleh 10 kantong gula itu merasa bangga tradisi yang berasal dari tanah leluhurnya masih bertahan hingga saat ini.

Wali Kota Padang Mahyeldi yang turut hadir pada acara itu mengatakan acara ini merupakan salah satu potensi budaya di Padang yang harus dikembangkan.

Ia mengatakan akulturasi masyarakat India dengan warga Minang sudah sangat baik, buktinya banyak warga India yang mahir berbahasa Minang dan acara serak gulo juga dihadiri beragam suku yang ada di Padang.

"Ini juga merupakan wadah membangun kebersamaan dan memperdekat pertautan hubungan masyarakat keturunan India yang ada di Padang dengan warga setempat," ujar dia.

Pemkot Padang berencana akan memberi nama jalan tempat lokasi acara dengan India Street dan kawasan tersebut menjadi litle Indian.

Tidak hanya itu ia mengusulkan pada hari besar India akan digalakkan pemakaian pakaian khas India bagi warga Padang.

Sementara Konsuler Kedutaan Besar Indonesia di New Delhi India Irfan Fahrizal yang berkesempatan hadir pada cara tersebut mengatakan pada awalnya Duta Besar India untuk Indonesia akan menghadiri acara ini.

Pada Desember 2018 sudah diberitahu ada tradisi serak gulo di Padang dan Dubes sudah bersedia hadir, namun karena ada sesuatu dan lain hal akhirnya batal, kata dia.

Tidak hanya itu ketika itu juga dirancang pameran dan pekan budaya India di Padang, akan tetapi batal digelar.

Menurutnya saat ini hubungan diplomatik antara Indonesia dan India telah memasuki usia 70 tahun.

Artinya hubungan kedua negara sudah komprehensif dan strategis, kata dia.

Ia melihat lewat tradisi serak gulo pertautan antara India dengan Indonesia dapat kian erat.

Acara serak gulo juga bisa menjadi daya tarik bagi masyarakat di India dan sarana lebih mendekatkan hubungan antara Padang dengan Tamil Nadu Cenai, India. []

Berita terkait