Sensasi Negeri Dongeng Yogyakarta

Sensasi negeri dongeng Yogyakarta. Dua batuan sangat besar dari zaman purba menguatkan angan pengunjung akan cerita-cerita dongeng ditambah riuh kicauan burung.
Kawasan wisata Seribu Batu Songgo Langit menawarkan sebuah tempat dalam cerita-cerita dongeng. (Foto: Tagar/Gilang)

Yogyakarta, (Tagar 11/2/2018) - Yogyakarta sebagai salah satu tujuan destinasi wisata memiliki banyak opsi, termasuk wisata Seribu Batu Songgo Langit.

Saat mulai memasuki kawasan Seribu Batu Songgo Langit, pengunjung akan merasakan seperti berada di tempat berbeda. Suasana dingin, serta pepohonan pinus yang tinggi menjulang membuat tempat ini menggambarkan sebuah tempat cerita-cerita dongeng.

Cahaya matahari yang menembus celah-celah pohon pinus memendarkan bayangan artistik, tampak sebuah rumah seribu kayu, mirip dengan rumah kurcaci, serta bunga teratai besar buatan yang menggambarkan keindahan negeri dongeng.

Beberapa spot menarik lainnya bisa dinikmati sembari duduk bersantai di sebuah rumah kayu yang berada di sekitar kawasan wisata tersebut.

Terdapat juga jalan setapak menyerupai taman-taman kecil dengan batuan putih yang ditata rapi, serta bunga-bunga di kiri kanan jalan memberi nuansa dunia dongeng, yang berbeda dari tempat wisata lainnya.

Selain itu, kupu-kupu kayu raksasa di sebelah barat tempat wisata tersebut, menambah suasana berkhayal bagi para pengunjung. Dua bebatuan yang sangat besar di area sekitar jembatan menguatkan lagi angan pengunjung akan cerita-cerita dongeng dalam buku-buku, ditambah kicauan burung yang masih bisa didengarkan dengan riuhnya.

Diresmikan Maret 2016 atas Bantuan Keuangan Khusus (BKK) dari Gubernur DIY, destinasi wisata tersebut menyuguhkan panorama hutan pinus dengan cerita dongeng di dalamnya.

Menurut Aris Purwanto, Ketua Operator Seribu Batu Songgo Langit, tempat tersebut dibangun untuk spot berfoto/selfie yang sekarang menjadi trend.

“Pada tahun 2016 lalu tempat ini baru di bangun gazebo-gazebo dan sebuah jembatan kayu, belum banyak pengunjung seperti sekarang,” ujar Aris.

Ia menambahkan bahwa kawasan tersebut sejak kedatangan Dubes Australia pada Maret 2017 banyak wisatawan mancanegara mulai berdatangan.

"Konsep negeri dongeng ini dibuat karena saya melihat view di Seribu Batu Songgo Langit terlalu monoton, sehingga saya berpikir untuk membuat sesuatu yang berbeda, yaitu dengan membuat suasana negri dongeng. Hal tersebut yang membuat Dubes Australia datang untuk menanyakan siapa yang membuatnya" ujar Aris.

Bebatuan Zaman Purba

Nama Seribu Batu sendiri diambil dari layout kawasan itu di mana terdapat batuan-batuan besar. "Sempat saya bertanya kepada peneliti dari mana batuan besar ini berasal, katanya dari letusan gunung purba zaman dahulu yang terlempar hingga ke sini," kata Aris.

Rencana ke depannya kawasan yang mempunyai luas 2,2 hektar ini, akan dihiasi lampu hias dengan mengikuti jalur yang ada. Sehingga akan tutup lebih malam yaitu pukul 23.00, pada saat ini jam buka dari 06.00-18.00 WIB.

Untuk memasuki tempat wisata tersebut pengunjung cukup merogoh kocek sebesar Rp 4.500, itu sudah termasuk tiket, parkir, dan asuransi jika ada kecelakaan.

Menuju ke tempat itu tidak sulit. Melalui Kota Jogja melewati Ringroad Selatan, sesampainya di perempatan Terminal Giwangan, ambil kiri lalu ikuti jalan menuju pasar Imogiri. Selanjutnya ambil arah menuju Desa Mangunan, ikuti jalur sampai Seribu Batu Songgo Langit yang berada di sebelah kanan. (gil)

Berita terkait
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.