Senjata Dari Rusia Itu Memang Saya Bagikan

Senjata tersebut memang saya bagikan keseluruh wilayah termasuk di Bengkulu, untuk para petugas BNN dilapangan dalam menghadapi pelaku
Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Pol Budi Waseso (tengah) didampingi Deputi Pemberantasan BNN Irjen Pol Arman Depari ( kiri) dan Dirjen Bea Cukai Heru Pambudi (kanan) menenunjukan barang bukti senjata tajam saat rilis kasus narkotika jaringan internasional di gedung BNN, Jakarta, beberapa waktu lalu. (Foto: Ant)

Jakarta, (Tagar 10/10/2017) - Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komisaris Jenderal Polisi Budi Waseso mengakui paket senjata asal Rusia yang ditemukan di Bandara Fatmawati, Bengkulu beberapa waktu lalu dan sempat ditahan, digunakan dalam pengoperasian jaringan narkotika.

"Senjata tersebut memang saya bagikan keseluruh wilayah termasuk di Bengkulu, untuk para petugas BNN dilapangan dalam menghadapi pelaku," ujar Buwas di kantornya, Jakarta, Selasa (10/10).

Menurutnya, pengadaan senjata tersebut sudah sejak lama dan tidak terdapat masalah, namun hanya sedikit kesalahan mengenai administrasi. Selebihnya Buwas mengatakan, senjata yang ditemukan di Bengkulu merupakan buatan luar negeri serta diluar standar TNI dan Polri.

"Senjata memang tidak dibuat didalam negeri tapi dari luar negeri dan kalibernya diluar standar TNI," jelasnya.

Diketahui, saat ditemukan di bandara paket senjata tersebut berisi senjata jenis Saiga-12CEXP-01 kaliber 18,3 MM jumlah 5 pucuk buatan Rusia, kemudian pistol jenis CZ P-07 (Softgun) kaliber 22 mm sebanyak 21 buah, serta sarung pistol jumlah 42 buah, dan rompi anti peluru 21 buah.

Untuk kedepannya, BNN berencana akan merangkul kedua lembaga negara seperti TNI dan Polri untuk menjadi bagian dalam pemberantasan Narkotika yang beredar di Indonesia.

"Kita akan memanfaatkan TNI dan polri sudah bagian dari BNN dengan mangkat dua di BNNK TNI aktif. Jika nanti TNI terlibat dalam pemberantasan itu wajar saja," imbuhnya. (ard)

Berita terkait