Sekjen PBB Antonio Guterres Sebut Kelaparan adalah Pelanggaran HAM Akut

Sebuah teks komitmen untuk 17 SDG, yang berhubungan dengan hampir semua aspek politik dan mata pencaharian
Sekjen PBB, Guterres, mengatakan bahwa SDG bukan hanya sebuah daftar tujuan (Foto: dw.com/id - Jason Szenes/UPI Photo/newscom/picture alliance)

TAGAR.id - Sekretaris Jenderal (Sekjen) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Antonio Guterres, menyerukan "rencana penyelamatan global", karena hanya sedikit dari 17 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) yang mengalami kemajuan.

Guterres pada Senin, 18 September 2023, mengatakan bahwa dunia membutuhkan "rencana penyelamatan global", saat menghadiri KTT Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs - Sustainable Development Goals) pada malam menjelang Sidang Umum PBB di New York, AS.

Sebuah teks komitmen untuk 17 SDG, yang berhubungan dengan hampir semua aspek politik dan mata pencaharian, terutama ditujukan untuk mengakhiri kemiskinan dan kelaparan ekstrem, telah disahkan dengan suara bulat pada Senin, 18 September 2023.

Dibuat pada tahun 2015, SDG rencananya akan diselesaikan pada tahun 2030. Sebelum KTT, sekelompok negara yang dipimpin oleh Rusia juga telah bertekad untuk memblokir pasal-pasal tersebut, tetapi pada akhirnya membatalkan ancaman tersebut.

kelaprran di pakistanIlustrasi. Kemiskinan dan kelaparan merajalela di Kabul, Afganistan. (Foto: dw.com/id/DW)

Guterres: Hanya 15% tujuan SDG mengalami kemajuan

Sekjen Guterres mengatakan hanya sekitar 15% dari tujuan SDG, mulai dari menghapus kemiskinan dan kekurangan gizi ekstrem, meningkatkan pendidikan dan penyediaan kesehatan, menyediakan air bersih dan sanitasi untuk semua, hingga memastikan akses ke pekerjaan yang layak dan pertumbuhan ekonomi, masih berada di jalur yang benar. Namun, Guterres memperingatkan bahwa dalam beberapa kasus telah terjadi kemunduran.

Guterres mengatakan bahwa, "SDG bukan hanya sebuah daftar tujuan. SDG membawa harapan, impian, hak dan ekspektasi banyak orang di mana pun. Di dunia kita yang serba berkecukupan ini, kelaparan merupakan noda yang mengejutkan bagi kemanusiaan, dan merupakan pelanggaran hak asasi manusia paling akut. Ini adalah dakwaan bagi kita semua bahwa jutaan orang kelaparan saat ini."

Kanselir Jerman Olaf Scholz juga meratapi kurangnya kemajuan beberapa tujuan SDG tersebut dan mengatakan pada hari Senin dalam KTT SDG tersebut bahwa negara-negara berkembang mengharapkan dukungan dari negara-negara yang lebih kaya.

Hari Bubur DuniaSebuah organisasi di Skotlandia, Mary's Meals menyediakan makanan bergizi berupa bubur untuk anak-anak kelaparan di negara-negara miskin. (Foto: Facebook/Mary's Meals)

Kemajuan pada banyak SDG 'stagnan atau mundur'

Berbicara kepada DW tentang sulitnya mencapai tujuan-tujuan yang begitu tinggi, Laurel Patterson, juru bicara Program Pembangunan PBB (UNDP), menggemakan keprihatinan Guterres.

"Kemajuan, seperti yang Anda lihat secara keseluruhan, tentu saja tidak seperti yang kami harapkan," kata Patterson. "Dalam banyak kasus, [kemajuannya] stagnan dan mundur kebelakang." Namun, dia menyatakan bahwa SDG tetap merupakan "kesempatan terbaik bagi kita sebagai komunitas global untuk bergerak maju."

Patterson merujuk pada negara-negara miskin, yang telah menghabiskan lebih dari dua kali lipat anggaran UNDP untuk membayar utang dibandingkan untuk kesejahteraan sosial sebagai argumen untuk penghapusan utang.

Dia juga mencatat bahwa ketika "ruang fiskal sangat terbatas", isu-isu seperti perubahan iklim akan diadu dengan pengentasan kemiskinan, misalnya. Patterson juga memberikan catatan peringatan yang kuat mengenai seperti apa pembangunan itu dan bagaimana kita mengukur kemajuannya.

Seiring dengan meluasnya elektrifikasi, begitu pula dengan konsumsi energi, Patterson mengatakan bahwa, "apa yang muncul di semua laporan kami, 72 dari 95 negara, adalah bahwa emisi karbon bergerak ke arah yang salah. Emisi karbon justru sebenarnya telah meningkat sejak tahun 2019 dan ini memang pola yang mengkhawatirkan."

Terlepas dari angka-angka dan lintasan pembangunan saat ini, Patterson tetap optimis tentang prospek kemajuan di New York, dengan mengatakan bahwa, "ini adalah kombinasi dari pilihan, kepemimpinan, kemauan politik, dan investasi dan itu ada di tangan kita. Semua itu adalah pilihan-pilihan yang memungkinkan bagi kita."

Berbicara di hadapan perwakilan dari 193 negara yang hadir di New York untuk menghadiri Sidang Umum PPB, yang secara resmi dimulai pada hari Selasa (19/09) dan berlangsung selama satu minggu, Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa mengatakan bahwa, "ini adalah dakwaan bagi kita semua bahwa jutaan orang kelaparan di zaman ini. Pada akhirnya, pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan ini bergantung pada reformasi mendasar dari hubungan sosial, ekonomi, dan politik global." [kp/rs (AFP, dpa, INA)]/dw.com/id. []

Berita terkait
Program Pangan Dunia PBB Mengaku Kekurangan Dana untuk Cegah Bencana Kelaparan
Badan urusan Pangan PBB mengaku kian kewalahan memenuhi permintaan bantuan pangan di wilayah rentan kelaparan di dunia
0
Sekjen PBB Antonio Guterres Sebut Kelaparan adalah Pelanggaran HAM Akut
Sebuah teks komitmen untuk 17 SDG, yang berhubungan dengan hampir semua aspek politik dan mata pencaharian