Jakarta – Hari Tuberkulosis diperingati setiap tanggal 24 Maret setiap tahunnya. Peringatan ini, bermula ketika pada tanggal yang sama di tahun 1882, Dr. Robert Koch mengumumkan bahwa dirinya telah menemukan bakteri bernama Mycobacterium tuberculosis.
WHO dalam sebuah artikelnya berjudul Ending tuberculosis is a race against time and drug resistance menyebutkan, TB adalah penyakit kedua setelah covid-19 yang paling menular dan membunuh.
Bakteri yang ditemukan Ilmuwan dari University of Berlin Institute of Hygiene ini adalah penyebab penyakit tuberkulosis. Saat Koch menemukan bakteri ini, tuberkulosis tengah menyerang hampir di sebagian besar Eropa dan Amerika. Sehingga penemuan ini, menjadi pembuktian bahwa sesungguhnya tuberkulosis dapat disembuhkan.
International Union Against Tuberculosis and Lung Disease (IUATLD) baru mengusulkan agar 24 Maret diperingati sebagai Hari TBC Sedunia secara resmi setelah satu abad Koch mengumumkan temuannya.
- Baca juga : Sejarah Hari Air Sedunia 22 Maret
- Baca juga : Sejarah Hari Dongeng Sedunia 20 Maret
Akhirnya pertemuan hari TBC sedunia pertama berhasil diselenggarakan di Den Haag, Belanda pada tahun 1995 dimana Badan Kesehatan Dunia (WHO) dan KNCV Foundation menjadi tuan rumahnya.
Setahun kemudian, WHO, KNCV, IUATLD, dan organisasi terkait lainnya bergabung untuk menyelenggarakan berbagai kegiatan dalam peringatan hari TBC sedunia. Hari TBC sedunia, merupakan momentum penting untuk memberikan edukasi serta meningkatkan kesadaran masyarakat akan penyakit tuberkulosis.

Tuberkulosis atau yang biasa disebut TBC di Indonesia, adalah penyakit yang disebabkan bakteri Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini, umumnya menyerang paru-paru, tapi bisa juga menyerang organ lain seperti limfadenitis TB (kelenjar getah bening), spondilitis TB (tulang belakang), ataupun peritonitis TB (perut).
TBC, lebih mudah menyerang orang yang menderita HIV, malnutrisi, diabetes, perokok, dan orang yang mengkonsumsi alkohol. Jika tuberkulosis tidak menyerang paru, maka terjadi pembengkakan kelenjar getah bening yang umumnya pada bagian leher, bisa disertai menurunnya berat badan, atau gejala penyerta sesuai organ yang terserang.
- Baca juga : Sejarah Hari Konsumen Sedunia 15 Maret
- Baca juga : Sejarah Hari Musik Nasional 9 Maret
Sementara WHO dalam sebuah artikelnya berjudul Ending tuberculosis is a race against time and drug resistance menyebutkan, TB adalah penyakit kedua setelah covid-19 yang paling menular dan membunuh. Munculnya Covid-19 mengindikasikan mengkhawatirkan bahwa pandemi tersebut dapat menghambat kemajuan atau menyebabkan kemunduran yang signifikan dalam upaya melawan TB. []