Sejarah dan Makna Lampion Pada Perayaan Imlek

Lampion bukanlah sekedar hiasan, karena sesungguhnua memiliki cerita dan makna tersendiri bagi masyarakat China.
Ilustrasi. (Foto: Tagar/Ist)

Jakarta - Perayaan Imlek atau Tahun Baru China, selalu identik dengan sentuhan warna merah. Mulai dari pakaian, kipas, hingga hiasan berupa lampion.

Lampion akan digantung di sejumlah titik, mulai dari rumah, tempat ibadah Khonghucu, bahkan di jalan raya atau pusat keramaian sejak sebelum, saat, dan setelah perayaan Imlek.

Keberadaannya menambah semarak suasana perayaan Hari Imlek atau yang disebut Tahun Baru China itu.

Mengapa lampion selalu ada dalam perayaan Imlek. Dilansir dari China Highlights, berukut sejarah dan makna lampion pada perayaan Imlek.


Sejarah Lampion

Lampion bukanlah sekedar hiasan, karena sesungguhnua memiliki cerita dan makna tersendiri bagi masyarakat China.

Lampion sudah ada sejak Dinasti Han (25-220) dan dipergunakan untuk melapisi lampu atau penerangan. Selain itu, lampion juga digunakan untuk sembahyang ke tempat peribadatan setiap tanggal 15 di bulan pertama kalender lunar. Kegiatan ini menjadi cikal bakal Festival Lampion yang diselenggarakan hingga saat ini.  Di Indonesia, kita bisa menyaksikan Festival Lampion di Candi Borobudur yang digelar satu kali setiap tahunnya. 

Lampion mulai digunakan untuk keperluan yang lebih modern saat Dinasti Tang (618-907),  Orang-orang mulai menggunakan lampion kertas untuk perayaan-perayaan yang sifatnya lebih luas. Misalnya, sebagai bentuk syukur atas kehidupan yang damai, negara yang kuat, dan lain sebagainya.

Dahulu, lampion hanyalah sebuah lilin yang dikelilingi bambu, kayu, atau jerami. Sementara pada bagian atas atau penutupnya menggunakan sutra atau kertas agar nyala api tidak tertiup angin.

Pada era Dinasti Han Timur, sekitar abad ke 3, pada tahun 25 - 220 masehi, lampion berfungsi sebagai sumber cahaya hingga mengusir bintang buas.  Seiring berjalannya waktu, lampion diadopsi oleh para biksu Buddha sebagai bagian dari ritual ibadah, sampai pada akhirnya, lampion mulai identik dengan perayaan tahun baru dalam penanggalan Tionghoa.  


Makna Lampion

Dalam budaya China, warna merah digunakan untuk lampion karena memiliki arti pengharapan di tahun yang baru akan diwarnai dengan keberuntungan, rezeki, serta kebahagiaan, warna merah juga menyimbolkan kemakmuran.

Legenda juga menceritakan jika lampion merah dipercaya dapat mengusir kekuatan jahat yang disimbolkan dengan hewan buas bernama Nian.

Saat perayaan Imlek, kita pasti mendapati berbagai ornamen berwarna merah mulai dari lampion, lentera, pernak-pernik, angpao hingga pakaian yang dikenakan. Ternyata, asal usul warna merah pada perayaan Tahun Baru Imlek ini berasal dari binatang buas bernama Nian yang  konon katanya meneror penduduk dengan memakan, hewan ternak, tanaman hingga anak-anak.

Nian yang berwujud seperti seekor banteng jantan berkepala singa ini takut kepada 3 hal yaitu, suara bising, api dan warna merah. Karena itulah, saat Imlek, masyarakat menggunakan berbagai macam hal yang bernuansa merah yang dianggap untuk menangkal keberadaan makhluk tersebut. Petasan dan kembang api juga bisa digunakan untuk menakuti Nian agar tidak mengganggu masyarakat yang sedang merayakan Imlek

Maka dari itu, memasang lampion juga dipercaya dapat menghindari penghuni rumah dari ancaman kejahatan. []


Baca Juga

Musik Rap Duta Besar Amerika untuk Selamat Imlek Vietnam

Rekomendasi 8 Film Lawas Bertema Imlek

Tahun Baru Imlek, Menag Yaqut: Semoga Bergelimang Berkah

10 Kalimat Penuh Inspirasi untuk Menyambut Hari Imlek

Berita terkait
Apa Makna Macan Air untuk Imlek 2022?
Tahun ini akan memiliki banyak kualitas yang dimiliki macan air artinya dinamis, menarik, dan tak terduga.
10 Link Twibbon Imlek Tahun 2022, Cocok untuk Status Medsos
Berikut 10 link twibbon Imlek tahun 2022 yang cocok untuk status Facebook, Instagram ataupun WhatsApp.
Cemilan Imlek yang Dianggap Bisa Membawa Keberuntungan di Tahun 2022
Selain membawa keberuntungan, cemilan ini bermakna panjang umur dan juga kemakmuran.
0
Tinjau Lapak Hewan Kurban, Pj Gubernur Banten: Hewan Kurban yang Dijual Dipastikan Sehat
Penjabat (Pj) Gubernur Banten Al Muktabar meninjau secara langsung lapak penjualan hewan kurban milik warga di Kawasan Puspiptek.