SBY dan Cerita Terakhir Ani Yudhoyono Sebelum Meninggal

SBY menceritakan kondisi terakhir Ani Yudhoyono, sebelum meninggal di National University Hospital (NUH), Singapura.
Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono menangis disaksikan Presiden Joko Widodo (kedua kiri) dan Presiden ke-3 RI BJ Habibie (kiri) saat memberikan sambutan ketika kedatangan jenazah almarhum Ani Yudhoyono di Cikeas, Bogor, Jawa Barat, Sabtu (1/6/2019). (Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay)

Bogor - Presiden Ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menceritakan kondisi terakhir Ibu Negara RI Periode 2004-2014 Kristiani Herrawati atau Ani Yudhoyono, sebelum meninggal di National University Hospital (NUH), Singapura, pada Sabtu, 1 Juni 2019 siang.

"Saya ucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada Bapak Presiden Jokowi beserta istri dan hadirin sekalian yang bersedia hadir untuk menyampaikan rasa duka atas meninggalnya istri saya tercinta, Ani Yudhoyono," kata SBY di kediamannya, di Puri Cikeas, Bogor, Sabtu malam, mengutip Antara.

Baca juga: Ribuan Warga Padati Kediaman SBY

Pernyataan itu disampaikannya di hadapan Presiden Jokowi yang datang bertakziah untuk mengucapkan bela sungkawa atas meninggalnya Ani Yudhoyono.

SBY menjelaskan memang benar sekitar tiga pekan lalu, sebelum kondisi kritis, perkembangan kesehatan Ani sangat positif, bahkan ada harapan bisa disembuhkan.

SBYPresiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono menangis saat mengiringi jenazah Ibu Ani Yudhoyono setibanya di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Sabtu (1/6/2019). (Foto: Antara/Ade Marboen)

Saat itu, menurut SBY, tim dokter mengatakan sel-sel kanker dalam tubuh Ani menurun secara tajam, sehingga itu yang membuat pihak keluarga bersyukur dan berharap agar penyakit kanker darah Ani bisa disembuhkan.

"Namun Allah menetapkan lain, tiga hari lalu tiba-tiba ada ledakan sel-sel kanker yang sebelumnya sudah dilumpuhkan, namun meningkat sangat tajam sehingga tim dokter kewalahan sehingga masuk ICU dengan perlakuan khusus," ujarnya.

Dia mengatakan, dirinya selama dua hari dua malam menemani Ani Yudhoyono untuk berjuang melawan kanker ganas.

Baca juga: Hari Ini, Jokowi Pimpin Upacara Pemakaman Ani Yudhoyono

Menurut dia, perawat di NUH mengatakan bahwa Ani Yudhoyono merupakan perempuan yang kuat karena semestinya sudah kembali kepada Yang Maha Kuasa karena kerasnya hantaman kanker yang menyerang berbagai organ tubuh, namun masih tetap bisa bertahan.

Dia mengatakan sampai satu jam sebelum dipanggil, dirinya sampaikan kepada Ibu Ani dengan kata-kata indah, saat itu dibius total sehingga tidak mudah berkomunikasi, namun SBY lihat pelupuk matanya ada titik-titik air mata.

Ani YudhoyonoSBY saat mendampingi istrinya, Ani Yudhoyono, di RS National University Singapura. (Foto: Antara/ist)

"Karena mungkin orang-orang yang disayangi itu masuk dalam hati dan pikirannya. Kami katakan 'memo, kami semua ada di sini', air mata yang jatuh adalah air mata cinta, air mata sayang," katanya.

Baca juga: Ciuman Terakhir SBY untuk Ani Yudhoyono

SBY mengatakan wajah Ibu Ani terlihat bahagia dan rileks dan beberapa saat kemudian, dengan sangat tenang Ani kembali kepada Sang Pencipta.

Menurut dia, Ani pernah mengatakan bahwa dirinya pasrah, namun tidak mau menyerah sampai batas yang bisa dicapainya. []

Berita terkait
0
Mendagri Lantik Tomsi Tohir sebagai Irjen Kemendagri
Mendagri mengucapkan selamat datang, atas bergabungnya Tomsi Tohir menjadi bagian keluarga besar Kemendagri.