Satgas Pemuburu Koruptor Minta Interpelasi Formula E ke Anies Baswedan Dilanjut Lagi

Pihaknya mendukung adanya permintaan interpelasi kepada Anies Baswedan soal pembayaran commitment fee Formula E Operation (FEO).
Kelompok massa tergabung dalam Satgas Pemburu Koruptor Formula E kembali turun gunung menggelar aksi Jumat Keramat di Gedung Merah Putih Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Jakarta pada Jumat, 8 April 2022. (Foto: Tagar/Dok. SPK)

TAGAR.id, Jakarta - Kelompok massa tergabung dalam Satgas Pemburu Koruptor Formula E kembali turun gunung menggelar aksi Jumat Keramat di Gedung Merah Putih Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Jakarta pada Jumat, 8 April 2022.

Dalam aksinya, mereka menyakini jika KPK selangkah lagi akan meningkatkan status kasus dugaan korupsi Formula E ke tahap penyidikan. Para pendemo juga mendesak KPK segera memanggil Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Bank DKI dan Kadispora untuk mencari benang merah siapa pihak yang harus bertanggung jawab.

"Selangkah lagi kasus Formula E ini bisa masuk ke tahap penyidikan. Keseriusan KPK sangat dinanti-nanti. Ayo KPK gas pol," kata koordinator aksi Ali Ibrahim.

Selain itu, massa yang juga menyambangi Gedung DPRD DKI itu, Ali menegaskan pihaknya mendukung adanya permintaan interpelasi kepada Anies Baswedan soal pembayaran commitment fee Formula E Operation (FEO) yang saat ini mencuat kembali. Hal itu disampaikan lagi oleh Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi usai dinyatakan dirinya tak melanggar kode etik.

"Dari awal Formula E ini sudah banyak keanehan dan kejanggalan yang dipertontonkan. Kami sangat mendukung adanya interpelasi kepada Anies, dan Anies jangan paranoid. Hadapi saja, sebelum bolanya bergulir naik penyidikan di KPK," terang Ali lagi.

Menurut dia, banyak pihak menyoroti dan menyatakan bahwa proyek Formula E ini menjadi program yang merugi tidak mendatangkan keuntungan. Seperti yang disampaikan Wakil Gubernur Ahmad Riza Patria yang menyebut bahwa tahun perdana tidak dapat keuntungan.

"Bayangkan, jika nantinya Gubernur DKI sudah bukan Anies Baswedan lagi. Apa tidak pening kepala nya harus bertanggung jawab kerugian negara tersebut. Sudah saatnya KPK harus segera memanggil Gubernur DKI Anies Baswedan untuk menepis tudingan adanya pesanan politik. Sebab, Anies belum resmi sebagai Capres 2024," katanya.

Sementara itu, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan juga menyampaikan pernyataan terkait kritik Formula E. Anis mengungkapkan, kritik itu tidak bisa dibungkam, tapi kritik harus disampaikan dengan fakta agar tidak menimbulkan fitnah.

"Kalau kita menyampaikan kritik harus berdasarkan fakta bukan fiksi, apalagi fitnah. Kalau mau kritik pakai fakta, sehingga bagi yang mendengarkan itu berfaedah," ucapnya.

Anies menilai, terlalu banyak spekulasi berkembang terkait Formula E yang lokasinya sudah diputuskan di Ancol, Jakarta Utara. "Jadi sebetulnya yang kita kerjakan itu hal-hal yang prosedur biasa, tapi terlalu banyak spekulasi dan kita ini seringkali membahas spekulasi," imbuhnya.

Anies memastikan, sirkuit balap mobil listrik itu akan rampung menjelang lima bulan pelaksanannya yakni pada 4 Juni 2022. "Untuk hal-hal yang perlu pembuktian kita lihat nanti karena itulah nanti bukti paling kuat atas apa yang kami rencanakan," katanya.[]

Berita terkait
Pengamat Sebut Formula E Proyek Rugi dan Tak Bawa Manfaat Ekonomi
Praktisi Hukum Petrus Salestinus menilai pengakuan Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria bermuatan politis.
Fernando EMaS: KPK Jangan Terlalu Lama Usut Dugaan Korupsi Formula E
Formula E juga tidak ada memberikan manfaat kepada masyarakat dengan biaya besar yang dikeluarkan untuk penyelenggaraan.
YLBHI PIJAR: Kasus Dugaan Korupsi Formula E Harus Berlanjut Agar Ada Kepastian Hukum
Madsanih mendukung komitmen Ketua KPK Firli Bahuri yang menyatakan Siapa Saja yang Korupsi Kita Tangkap.
0
Hasil Pertemuan AHY dan Surya Paloh di Nasdem Tower
AHY atau Agus Harimurti Yudhoyono mengaku sudah tiga kali ke Nasdem Tower kantor Surya Paloh. Kesepakatan apa dicapai di pertemuan ketiga mereka.