Jakarta - Satuan Petugas Antimafia Bola tidak hendak menakuti-nakuti klub atau wasit saat datang memantau pertandingan liga. Dan, pemilik klub, manajer maupun wasit tak perlu cemas dengan kehadiran sang petugas.
Hal yang aneh bila kehadiran petugas antimafia justru membuat wasit dan perangkat pertandingan merasa ketakutan. Padahal bila tidak ada pengaturan skor dan pertandingan berjalan secara fair tentu tak ada yang perlu dicemaskan.
Kepala Satgas Antimafia Bola Polri, Brigadir Jenderal Hendro Pandowo menuturkan pihaknya bekerja untuk sepak bola yang lebih baik dan bersih. Dan hal itu yang dihendaki siapa pun. Satgas antimafia justru datang untuk mencegah pengaturan skor di pertandingan sepak bola atau istilahnya match fixing.
Keberadaan Satgas ini jangan sampai menjadi kontraproduktif. Jangan sampai kehadirannya kemudian menimbulkan rasa takut, baik itu wasit maupun manajer klub
Dia pun meminta pemilik klub sepak bola hingga perangkat pertandingan seperti wasit tak perlu cemas atas kehadiran Satgas Antimafia Bola. Apalagi sampai muncul kesan kedatangan petugas hendak menakut-nakuti wasit.
"Keberadaan Satgas ini jangan sampai menjadi kontraproduktif. Jangan sampai kehadirannya kemudian menimbulkan rasa takut, baik itu wasit maupun manajer klub," ujar Hendro di Jakarta saat menghadiri rapat koordinasi PSSI dengan Polri, Kamis, 20 Februari 2020.
Menurut dia perasaan cemas itu hanya akan menghambat kemajuan dan prestasi klub sepak bola. Pasalnya klub dan perangkat pertandingan seperti wasit seharusnya mendukung penuh upaya penghapusan match fixing.
"Kami berharap kita berkomitmen. Jangan sampai ke depan ada pengaturan skor, suap, pesanan pertandingan, dan kepentingan yang membuat sepak bola kita semakin mundur," ucapnya.
Pengaturan Skor Sudah Seperti Konspirasi
Hendro pun menjelaskan, pengaturan skor merupakan kejahatan yang tidak dapat dilakukan seorang diri. Kata dia, banyak pihak yang saling memiliki keterkaitan dalam kasus pengaturan skor maupun match fixing.
"Dari beberapa orang yang dilakukan penangkapan, kami melihat ada konspirasi dari beberapa pihak. Ada oknum PSSI maupun anggota komite eksekutif (exco), ada oknum wasit, dan perangkatnya. Ada dari manajer dan perantara," kata dia.
PSSI dan Polri memang menunjukkan keseriusannya memberantas pengaturan skor dan praktik suap-menyuap di pertandingan. Terutama dengan ditugaskannya secara resmi Satgas Antimafia Bola jilid 3. Kabid Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Yusri Yunus mengatakan Kapolri Jenderal Idham Azis telah menandatangani surat perintah penyidikan agar Satgas bisa bekerja.
"Jadi Satgas Antimafia Bola jilid 3 sudah kembali bertugas. Surat perintahnya sudah ditandatangani Kapolri dan berlaku selama kurang lebih enam bulan," kata Yusri.
Satgas tersebut resmi bertugas sejak 1 Februari 2020. Mereka akan kembali mempelajari kasus-kasus yang pernah dibongkar sebelumnya. Selain itu satgas mencegah terjadinya match fixing atau pengaturan skor di Liga Indonesia.
Satgas Antimafia Bola pernah menangkap pelaksana tugas Ketua Umum PSSI Joko Driyono atas kasus dugaan pengaturan skor pada Maret, 2019. Selain dirinya, satgas menangkap Dwi Irianto yang dikenal dengan sapaan Mbah Putih (MP) dan Johar Lin Eng.
Kompetisi Liga 1 sendiri akan bergulir pada 29 Februari 2020. Selanjutnya, Liga 2 digelar pada awal Maret 2020. Liga tersebut bakal dipantau Satgas Antimafia Bola dalam upaya pemberantasan pengaturan skor. []