Saran Dosen Teknik di Padang Soal Penggunaan BBM

Masyarakat diminta cermat menggunakan Bahan Bakar Minyak (BBM) yang sesuai dengan kendaraan masing-masing.
Masyarakat mulai beralih menggunakan pertalite, hal itu terlihat di antrian panjang pertalite di salah satu SPBU di Kota Padang. (Foto : Tagar/Rina Akmal)

Padang - Penggunaan Bahan Bakar Minyak (BBM) yang tidak sesuai dengan kendaraan bisa berdampak buruk pada mesin kendaraan. Di antaranya, power kendaraan menjadi rendah dan pada jangka panjang bisa berakibat pada kerusakan mesin.

Mengapa ada klasifikasi BBM, seperti pertalite, pertamax, pertamax turbo, dan lainnya? Itu tujuannya tidak lain agar sesuai dengan kondisi kendaraan.

"Beli BBM jangan hanya asal murah, kita juga mesti memikirkan dampak jangka panjangnya, dan perhatikan juga rasio kompresi, baik pada motor maupun mobil," kata Dosen Fakultas Teknik, Universitas Negeri Padang (UNP), Bahrul Amin di Padang beberapa waktu lalu.

Bahrul menilai, banyak pemilik kendaraan, baik sepeda motor maupun mobil tidak tahu tentang pentingnya memperhatikan angka oktan atau ron dan cetana number untuk penggunaan BBM kendaraannya. Menurutnya, masyarakat hanya tahu membeli BBM murah, padahal itu sangat berisiko bagi kendaraan.

"Mengapa ada klasifikasi BBM, seperti pertalite, pertamax, pertamax turbo, dan lainnya? Itu tujuannya tidak lain agar sesuai dengan kondisi kendaraan," katanya.

Angka oktan atau pun angka cetana menurut Dosen Teknik Otomotif ini sangat mempengaruhi kompresi mesin. Mesin dengan kompresi rendah, maka nilai oktannya lebih rendah. Begitu sebaliknya, bila kompresi tinggi maka nilai oktannya tentu juga tinggi.

Namun kendaraan saat ini menurutnya sudah tidak menggunakan kompresi rendah yang tentu saja oktannya juga tidak rendah. Jika pemilik kendaraan memaksakan kendaraannya menggunakan oktan rendah, maka itu bisa berdampak pada pembakaran dalam mesin.

“Kemungkinan akan terjadi detonasi atau pembakaran tidak sempurna. Jika pembakaran tidak sempurna, maka panas menjadi tidak maksimal, power kendaraan menjadi rendah,” katanya.

Selain itu, kendaran dengan kompresi tinggi bila dimasukan bahan bakar banyak timbal, seperti premium, maka ruang bakar akan terjadi penumpukan karbon. Hal tersebut menyebabkan kompresi yang sudah panas bertambah panas lagi, karena ruang bakar akan dikikis menjadi sempit.

Akibatnya, akan timbul karat dan penumpukan karbon yang berlebihan di ruang bakar dan klep. Ruang bakar yang menyempit akibat terkikis, bisa menyebabkan mesin semakin panas, sehingga dapat terjadi kebocoran kompresi dan merusak mesin.

Dia berharap, pemilik kendaraan mulai berpikir maju dengan selalu melihat dan memperhatikan rasio atau perbandingan kompresi pada kendaraannya, yaitu perbandingan antara volume total ruang silinder dengan volume ruang bakar. Volume total adalah besar volume mesin saat piston berada di titik mati bawah (TMB) dan ditambah dengan volume ruang bakar.

Sedangkan volume ruang bakar merupakan ruang yang tersisa di dalam silinder mesin ketika piston berada di titik mati atas (TMA). Dengan memperhatikan rasio kompresi itu, maka akan diketahui angka oktan yang pas untuk suatu kendaraan.

"Kompresi Rasio atau rasio kompresi ini selalu berbanding lurus dengan angka oktan atau RON," tuturnya.

Bahrul menyebutkan, bahan bakar dengan kadar RON 88 atau premium hanya ideal dipakai pada kendaraan dengan rasio kompresi 9 ke bawah. Sedangkan, BBM Pertalite dengan RON 9-, cocok untuk kendaraan dengan rasio kompresi 9-10.

"Jika di atas itu, misalnya rasio kompresi 10-11 maka bensin yang cocok adalah RON 92 seperti Pertamax. Sedangkan rasio kompresi 11-12 lebih memakai bakan bakar dengan oktan 95," tuturnya.

Berbeda jika kendaraan dengan oktan rendah kemudian diisi dengan bahan bakar minyak beroktan tinggi. Namun, dia tetap menyarankan sesuai rasio kompresi, karena proses pembakaran baik dan konsumsi bakar bakar juga menjadi minimal.

Pemilik kendaraan, baik motor atau pun mobil, tak perlu risau tentang besaran rasio kompresi pada kendaraannya, karena setiap kendaraan dibekali buku petunjuk dari pabrik yang menerangkan spesifikasi kendaraan, termasuk rasio kompresi kendaraan tersebut.

"Untuk mengetahui besaran rasio kompresi kendaraan bermotor bisa dilihat pada buku petunjuk yang diberikan pabrikan di halaman spesifikasi. Di sana, jelas tertera nilai rasio kompresi mesin pada kendaraan yang dimiliki," katanya. []



Berita terkait
ESDM Sumbar Larang BBM Subsidi Dijual di Luar SPBU
ESDM Sumatera Barat berharap BBM bersubsidi tidak dijual di luar SPBU resmi.
Emak-emak di Padang Kepincut Pakai Pertalite
Sejumlah ibu rumah tangga di Kota Padang, Sumatera Barat, berburu pindah memakai BBM jenis pertalite.
Pertalite Bikin Kendaraan Bermotor Terus Terawat
Pemilik kendaraan bermotor disarankan memakai BBM pertalite atau pertamax agar mesin tetap terjaga.
0
Surya Paloh Sebut Nasdem Tidak Membajak Ganjar Pranowo
Bagi Nasdem, calon pemimpin tak harus dari internal partai. Ganjar Pranowo kader PDIP itu baik, harus didukung. Tidak ada membajak. Surya Paloh.