Sandiaga Uno Ulama, Ini Kata Netizen

Pernyataan politikus PKS bahwa Sandiaga Uno adalah seorang ulama menjadi perbincangan di kalangan netizen. Ini kata netizen.
Calon wakil presiden Sandiaga Uno tiba di kediaman Capres Prabowo Subianto untuk mengikuti pertemuan koalisi pengusung Prabowo-Sandi, di kawasan Jalan Kertanegara, Jakarta, Kamis (20/9/2018). Pertemuan tersebut membahas finalisasi tim pemenangan pasangan capres dan cawapres Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. (Foto: Antara/Galih Pradipta)

Jakarta, (Tagar 21/9/2018) - Pernyataan Hidayat Nur Wahid politikus PKS bahwa Sandiaga Uno adalah seorang ulama menjadi perbincangan di kalangan netizen. 

Seorang netizen, Amin Mudzakkir yang juga adalah peneliti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) di akun Facebook-nya menulis catatan berjudul 'Anti Klimaks Gerakan 212'. 

Berikut catatan lengkapnya:

"Penyebutan Sandiaga Uno sebagai ulama oleh Hidayat Nur Wahid dari PKS adalah anti-klimaks gerakan 212. Setelah diharapkan sebagai momen kebangkitan umat Islam Indonesia, gerakan ini sekarang benar-benar mangkrak. Yang tersisa hanyalah sisa-sisa semangat utopia yang kebingungan mau pulang ke mana.

Sejak awal gerakan 212 adalah rekayasa politik yang memanfaatkan sentimen fanatisme umat. Perancangnya sangat cerdas. Dia pasti membaca laporan sejarah yang menyebutkan bahwa sejak tahun 1930-an isu penodaan agama yang melibatkan orang Tionghoa telah berhasil berkali-kali memobilisasi umat.

Akan tetapi, tanpa uang yang memadai, rekayasa politik secerdas apapun akan ejakulasi dini. Hal ini saya kira terjadi dengan PKS. Meski terus mencoba menyelematkan sisa-sisa gerakan 212 lewat tagar 2019 ganti presiden, akses kekuasaan mereka yang terhambat sejak era Jokowi membuat partai ini kebingungan. Keinginan besar, tetapi kemampuan ngos-ngosan. Satu-satunya pilihan yang tersisa saat ini hanya mendukung pasangan capres-cawapres yang keduanya dari Gerindra di mana mereka kebagian tugas menyiapkan stempel ulama.

Sementara itu, Jokowi bukan petruk dadi ratu yang mudah terpancing oleh ontran-ontran. Dia paham bahwa gerakan 212 adalah gerakan politik, maka cara mengalahkannya pun harus dengan cara politik. Dalam sejarah, fanatisme keagamaan tidak bisa dihadapi dengan kekerasan. Mereka akan luluh oleh tawaran. Itulah yang terjadi sekarang."

Seorang netizen lain, Iqbal Aji Daryono, menulis status di Facebook-nya sebagai berikut:

"Saya heran sama cebong-cebong yang mempersoalkan gelar ulama untuk Sandi Uno. Justru tindakan klaim itu masuk akal, dan menjadikannya bisa sefrekuensi sama Prabowo.

Begini maksud saya. Sejak awal, kelompok itu berdiri di atas hal-hal irasional. Yang paling kentara adalah klaim bahwa Prabowo merupakan sosok pemimpin umat Islam. Hellaaww sejak kapaan, dan apa peran Prabowo dalam aktivisme Islaaam? Ha kok tiba-tiba bisa dimunculkan citra itu secara instan simsalambim hanya dalam beberapa bulan menjelang Pilpres 2014??

Tapi nyatanya hal semustahil itu pun bisa dibentuk dan secara paten tertancap di benak para pengikutnya: bela Islam, pilih Prabowo.

Maka, kalau sekarang Sandi jadi ulama, ya nggak usah kaget-kaget amat. Nggak usah juga dikomplain amat. Biasa saja. Dan memang sudah seharusnya begitu.

Bahkan andai kemudian ada klaim "nama Prabowo-Sandi sudah dinubuatkan oleh Nabi Idris" pun juga jangan melongo-melongo amat. Sekonyol apa pun, tinggal di-toa-kan terus-menerus, lama-lama umatnya juga pasti akan percaya.

Bye."

Lantas, apa kata Sandiaga Uno sendiri yang mendapat gelar ulama tersebut?

Calon wakil presiden RI, pasangan Prabowo Subianto, Sandiaga Salahuddin Uno meminta masyarakat jangan terombang-ambing terhadap definisi ulama yang dikaitkan dengan dirinya.

"Jadi sekali lagi saya minta masyarakat tak terombang-ambing terhadap definisi," kata Sandiaga di Jakarta Pusat, Kamis (20/9) dilansir Antara.

Terkait Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Hidayat Nur Wahid menyebut Sandiaga sebagai ulama, karena sebagai seseorang yang memiliki keahlian khusus.

"Tapi kalau ulama yang dimaksud Pak Hidayat itu adalah orang yang memiliki keilmuan pengetahuan di bidang tertentu, mungkin saya punya pengetahuan di bidang tertentu," kata mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta itu.

Ia memiliki pengetahuan di bidang entrepreneurship di bidang ekonomi dan penciptaan lapangan kerja. Kalau ulama dalam pandangan Sandiaga itu mengajar di pesantren, mengajar mengaji, dia tidak termasuk.

"Jadi saya mengimbau masyarakat ingin menilai seperti apa, tapi inilah keseharian saya, saya nggak bisa menilai diri saya sendiri," kata cawapres yang didukung partai Gerindra, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Amanat Nasional (PAN) dan Demokrat.

"Tapi rekam jejak saya jelas, pernah di profesional, dan saya di PHK terus saya berwirausaha lalu saya masuk Gerindra dan saya di PHK lagi," katanya. []

Berita terkait
0
Kesengsaraan dalam Kehidupan Pekerja Migran di Arab Saudi
Puluhan ribu migran Ethiopia proses dideportasi dari Arab Saudi, mereka cerita tentang penahanan berbulan-bulan dalam kondisi menyedihkan