Jakarta - Sejumlah tokoh, menteri serta politikus turut berduka atas kepergian Rachmawati Soekarnoputri yang meninggal dunia pada Sabtu, 3 Juli 2021. Termasuk Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, mengatakan bahwa Indonesia kehilangan sosok putri terbaik bangsa saat ini.
"Innalillahi wainnailaihi ro’jiun. Kita kembali berduka. Indonesia baru saja kehilangan sosok putri terbaik bangsa, Ibu Rachmawati Soekarnoputri, putri dari Presiden pertama kita, Ir. Soekarno," tulis Sandiaga di akun Instagramnya, Sabtu, 3 Juli 2021.
Terima kasih atas segala jasa yang engkau telah berikan untuk Bangsa ini kami tidak akan pernah lupa semangat juangmu yang tak pernah ada lelahnya.
Dalam ungahannya Sandiaga juga mengatakan terima kasih untuk semua jasa yang diberikan putri Bung Karno tersebut, dan juga semangat juang yang ditularkannya.
"Terima kasih atas segala jasa yang engkau telah berikan untuk Bangsa ini. Kami tidak akan pernah lupa semangat juangmu yang tak pernah ada lelahnya," tulisnya.
Reaksi berduka cita tak hanya disampaikan Menteri Sandiaga. Namun, sejumlah partai juga mengungkapkan belasungkawa atas kematian tokoh yang memiliki pengaruh di Indonesia.
Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat, Jansen Sitindaon, mendoakan keluarga yang ditinggalkan mendapat kekuatan dan keikhlasan.
"Membaca pesan di WA pagi ini, turut berdukacita atas meninggalnya Ibu Rachmawati Soekarnoputri. Semoga semua keluarga yang ditinggalkan dikuatkan diberi keikhlasan dan kesabaran," twit Jansen.
Sebelumnya, Anggota Komisi VI fraksi Partai Gerindra Andre Rosiade menyatakan Rachmawati meninggal akibat Covid-19. Dari info yang didapatnya pada 26 Juni lalu, level CT value Rachmawati sebesar 22,8 dan saturasi 83 persen.
Sementara itu, Sufmi Dasco Ahmad Wakil Ketua Umum DPP Gerindra menyebut ada kemungkinan Rachmawati akan dimakamkan di Karet, Jakarta Selatan. Namun, ia tidak menjelaskan lebih rinci TPU mana yang dimaksud.
Rachmawati merupakan salah satu putri Soekarno, ia lahir pada 27 September 1950. Putri proklamator Indonesia ini merupakan Ketua Pembina Yayasan Pendidikan Bung Karno, sekaligus mendirikan Universitas Bung Karno bersama beberapa tokoh lainnya.
Dalam bidang politik, ia juga pernah mendirikan partai sendiri, yakni Partai Pelopor, dan tidak bergabung dengan kakaknya, yakni Megawati Soekarnoputri dalam PDI Perjuangan.
Pada tahun 2007 hingga 2009, ia dipercaya Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) untuk menjabat sebagai Dewan Pertimbangan Presiden.
Ia juga pernah bergabung dengan Partai Nasdem pada 2013. Ia menjabat sebagai Ketua Dewan Pertimbangan tapi tak bertahan lama. Pada Agustus 2014, Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai NasDem mencopot jabatan itu karena dianggap tidak sejalan. []