San Marino Tawarkan Wisata Vaksinasi Covid-19

Orang ke Republik San Marino biasanya untuk menghindari pajak dan mengoleksi perangko, tapi sekarang untuk vaksinasi Covid-19
Warga negara Italia, Silvano Cecconi, disuntik vaksin Covid-19 Rusia, Sputnik V, saat Republik San Marino memulai kampanye mengundang wisatawan untuk divaksinasi, 1 Juni 2021 (Foto: voaindonesia.com - REUTERS/Alberto Lingria)

Jakarta – Orang ke Republik San Marino biasanya untuk menghindari pajak dan mengoleksi perangko. Sekarang ini, negara mini yang berada di dalam wilayah di Italia Utara itu membuka cara baru untuk menarik pengunjung, yakni dengan menyelenggarakan wisata vaksinasi.

San Marino meluncurkan program wisata vaksinasinya pada 17 Mei 2021. Negara itu menawarkan vaksinasi Covid-19 Sputnik buatan Rusia untuk orang-orang dari seluruh penjuru dunia. Sejauh ini 250 orang telah menerima imunisasi pertama mereka.

Untuk memesan vaksinasi, wisatawan perlu memesan kamar hotel sedikitnya sepekan sebelum kedatangannya. Mereka juga diwajibkan memiliki rencana untuk kunjungan kedua, 21 hingga 28 hari kemudian, untuk menerima suntikan dosis berikutnya.

Direktur Hotel iDesign, Francesco Brigante, mengatakan kepada Kantor Berita Reuters, “Siapapun yang tidak tinggal di Italia dapat menelepon atau menulis surat kepada kami, datang ke San Marino selama tiga hari dan menerima dosis pertama vaksin. Orang yang bersedia menerima vaksin harus mengirim email dan dokumen, paspor, atau dokumen identitas yang memperlihatkan domisili mereka secara jelas," jelasnya.

letak san marinoLetak geografis Republik San Marino (Foto: fulltimeadventurer.com)

"Kami kemudian mengirim dokumen ini ke kantor vaksinasi dan kantor vaksinasi pada hari yang sama memberi kami jadwal untuk imunisasi dosis pertama dan kedua. Jadi tamu datang, tinggal di sini selama tiga hari, sehari setelah kedatangannya kami mendampinginya untuk menerima vaksin dosis pertama, dan ia kembali lagi setelah 21 hari untuk mendapat dosis kedua. Mudah sekali,” lanjut Brigante.

Igor Pershin adalah seorang warga negara Rusia yang tinggal di Republik Ceko selama 30 tahun. Ia memutuskan untuk datang ke republik kecil itu untuk mendapatkan vaksinasi, bukannya menunggu di tempat tinggalnya sekarang.

“Di Republik Ceko, sukar mendapatkan vaksinasi, khususnya bagi orang asing. Suatu hari di TV Rusia saya melihat mereka membahas tentang San Marino, di mana kita bisa mendapatkan vaksin Sputnik V. Saya hanya ingin mendapatkan vaksin Sputnik dan saya hanya ingin mendapatkannya di San Marino. Jadi saya pun memesan hotel. Saya ingin tetap hidup, 40 orang di Republik Ceko meninggal karena vaksin lainnya sementara tidak ada kematian terkait Sputnik V.”

Hotel iDesign di mana Pershin dan istrinya tinggal bukan hanya mengurus dokumen untuk vaksinasi. Hotel itu juga menyediakan layanan antar jemput dari dan ke pusat vaksinasi.

San Marino bukan anggota Uni Eropa dan Sputnik V belum mendapat persetujuan penggunaan di Uni Eropa. Vaksin tersebut sekarang ini sedang dievaluasi oleh regulator blok tersebut, European Medicines Agency (EMA).

Tetapi bagi sebagian orang, seperti Gioele Cozzolino dari Jerman, otorisasi EMA bukanlah prioritas. “Kami datang ke sini dari Jerman karena kami ingin divaksinasi dengan Sputnik V dan karena di Jerman mereka belum memberi kami jadwal imunisasi. Saya berharap dalam waktu dekat Sputnik V akan diakui di tingkat Eropa agar kita dapat bebas bepergian.”

Sementara vaksin buatan Rusia masih menunggu persetujuan dari Uni Eropa, San Marino melakukan penelitian mengenai vaksin itu bekerja sama dengan lembaga penyakit menular nasional Italia, 'Lazzaro Spallanzani' di Roma dan University of Bologna untuk memantau efektivitas dan keamanan vaksin tersebut.

Orang-orang duduk di sebuah barOrang-orang duduk di sebuah bar, saat Republik San Marino memulai kampanye mengundang wisatawan untuk divaksinasi dengan vaksin Sputnik V Covid-19 Rusia, 1 Juni 2021 (Foto: voaindonesia.com/REUTERS)

Direktur San Marino Institute for Social Security Alessandra Bruschi, mengatakan, “Kami memulai kajian dengan rumah sakit Spallanzani di Roma, yang memungkinkan kami memantau efektivitas vaksin, dan penelitian lain dengan University of Bologna untuk menilai keamanan vaksin ini karena, sewaktu harus memutuskan pilihan di luar EMA dan karena itu di luar Eropa, kami ingin merasa yakin mengenai produk yang kami pilih."

"Saya harus katakan bahwa hasilnya luar biasa bagus dan sampel darah yang kami ambil 21 hari kemudian setelah pemberian dosis pertama, dan 21 hari setelah pemberian dosis kedua untuk menilai keampuhannya menunjukkan tingkat kemanjuran yang sangat tinggi. Hanya dengan satu dosis, ada respons antibodi lebih dari 87 persen dan dengan dua doses responsnya di atas 99 persen,” imbuhnya.

San Marino, negara seluas 61 kilometer persegi, mulai menggunakan vaksin Sputnik pertamanya sejak Februari 2021 lalu dan sejauh ini telah memvaksinasi 25 ribu dari 34 ribu orang populasinya.

Tanpa ada pasien virus corona yang dirawat di rumah sakit sekarang ini, San Marino memutuskan bahwa negara itu mampu meluncurkan kampanye untuk mengundang wisatawan untuk mendapatkan vaksinasi.

Turis perlu membayar 50 euro, setara dengan Rp 868.770, untuk dua dosis vaksin buatan Rusia itu. Biaya hotel dan perjalanan terpisah. Republik kecil itu rata-rata melakukan antara 30 dan 40 vaksinasi per hari (uh/ab)/Reuters/voaindonesia.com. []

Berita terkait
Mendesaknya Vaksinasi Mandiri bagi Pelaku Wisata di Tanah Air
Pelaku wisata sangat terpuruk menghadapi pandemi Covid-19. Berharap pemerintah segera merealisasikan aturan vaksin mandiri.
0
Elon Musk Sebut Pabrik Mobil Baru Tesla Rugi Miliaran Dolar
Pabrik mobil baru Tesla di Texas dan Berlin alami "kerugian miliaran dolar" di saat dua pabrik kesulitan untuk meningkatkan jumlah produksi