Sampah Bergelimang Kotori Pantai Teluk Awur Jepara

Alih-alih melihat keelokan pantai, gunungan-gunungan sampah justru membuat risih.
Alih-alih melihat keelokan pantai, gunungan-gunungan sampah justru membuat risih. (Foto: Tagar/Padhang Pranoto)

Jepara, (Tagar 24/1/2019) - Tumpukan sampah mengotori Pantai Teluk Awur, Kecamatan Tahunan Jepara. Sampah itu terbawa aliran sungai yang berhilir di perairan tersebut,  seolah jadi rutinitas tiap musim hujan menerpa.

Pantai Teluk Awur terletak sekitar enam kilometer dari pusat Kota Jepara. Lokasi primadona wisata pantai, selain Pantai Bandengan (Tirta Samudra) ataupun Pantai Kartini. Sayang, kondisinya selalu penuh sampah jika musim baratan (angin kencang) tiba.

Siang itu, Tagar News menyambangi pantai tersebut. Alih-alih melihat keelokan pantai, gunungan-gunungan sampah justru membuat risih. Sampah yang terdiri dari plastik dan kayu-kayu kering bergelimang diatas hamparan pasir putih.

Meskipun demikian, beberapa pelancong lokal masih memadati beberapa gazebo ataupun kafe-kafe yang ada di tepian pantai.

Seorang pelancong lokal Budi (33), mengaku sudah mafhum akan kondisi tersebut.

"Ya sebenarnya agak terganggu, namun musimnya sudah seperti ini memang sampahnya menumpuk," ujar Budi kepada Tagar News, Kamis (24/1).

Tak lama ia berada di pantai tersebut, hanya berbincang dengan rekannya, 15 menit kemudian dirinya lantas pergi meninggalkan lokasi wisata itu.

Panijan (60) seorang warga Desa Teluk Awur RT 1 RW 1 bercerita, kondisi pantai bersampah telah berlangsung selama seminggu belakangan. Warga dan pengelola kafe serta pemerintah desa pun turun tangan.

"Kalau saya ikut mengambil sampah-sampah kayu untuk dibikin kayu bakar. Ini kan (sampah) bukan berasal dari sini, tapi terbawa aliran sungai yang mengalir ke laut dan terbawa hingga pantai. Untuk membersihkannya sudah ada gotong royong, meminggirkan sampah dan nantinya akan diangkut menuju Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bandengan oleh pemerintah desa dan dinas terkait," ucapnya.

Panijan menyebutkan, kondisi tersebut bertahan hingga bulan ketiga 2019 atau bila hujan telah reda. Tak ayal, dengan tenggat waktu tersebut sampah yang sampai ke Pantai Teluk Awur mencapai puluhan ton.

"Saya juga pengelola kafe disini, jadi kalau musim seperti ini memengaruhi wisatawan. Mereka kan tidak bisa mandi di laut, kunjungan ke warung-warung juga turun," ungkap Panijan.

Di sisi lain, permasalahan sampah masih menjadi pekerjaan rumah bagi Pemkab Jepara, meskipun telah 15 kali mendapatkan penghargaan Piala Adipura. Catatan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Jepara, pada 2018 sampah yang dihasilkan oleh warga adalah 1.128 ton per hari. []

Berita terkait
0
Ini Alasan Mengapa Pemekaran Provinsi Papua Harus Dilakukan
Mantan Kapolri ini menyebut pemekaran wilayah sebenarnya bukan hal baru di Indonesia.