Jakarta - Transaksi digital atau non-tunai menjadi metode pembayaran yang digemari masyarakat selama pandemi Covid-19. Tak terkecuali metode pembayaran yang disediakan e-commerce Shoppe, ShopeePay yang diklaim paling laris di antara dompet digital lain.
Head of High Tech, Property & Consumer Goods Industry MarkPlus Inc. Rhesa Dwi Prabowo mengatakan ShopeePay menjadi e-wallet dengan pangsa pasar terbesar di Indonesia karena mampu menawarkan promo menarik dibandingkan dompet digital lain.
Berdasarkan hasil survei terhadap 502 responden dalam tiga bulan terakhir, ShopeePay menjadi e-wallet yang paling banyak digunakan masyarakat, mengungguli OVO, GoPay, Dana, dan LinkAja.
"ShopeePay mengantongi 26 persen yang kemudian disusul oleh OVO dan GoPay di 24 persen dan 23 persen," kata Rhesa Dwi Prabowo dalam konferensi pers virtual, Rabu, 2 September 2020.
Hasil surveri, kata dia menandakan ShopeePay sudah menjadi salah satu market leader untuk jumlah transaksi e-wallet terbanyak, meski terbilang baru.
Selain itu, bila dilihat dari rata-rata transaksi atau penggunaan e-wallet setiap bulannya, ShopeePay juga menjadi dompet digital yang terlaris digunakan selama pandemi Covid-19.
"ShopeePay merupakan salah satu dompet digital dengan frekuensi paling sering yaitu tujuh kali dalam sebulan," ucapnya.
Di bawah ShopeePay, ada OVO, GoPay, Dana yang rata-rata penggunaannya enam kali dalam sebulan. Sedangkan, LinkAja hanya digunakan 5 kali di setiap bulannya.
Berdasarkan nilai rupiah, ShopeePay pun merajai total nominal transaksi rata-rata, yaitu Rp 149.000. "Kemudian diikuti oleh OVO dan LinkAja dengan presentase yang sama yaitu diangka Rp 134.000, dan terakhir ada GoPay diangka Rp109.000," ujarnya.
Dengan nominal tersebut, ShopeePay tetap menjadi dompet digital yang paling sering digunakan dengan angka 30 persen dari responden. Jumlah tersebut diikuti oleh OVO dengan 25 persen, Gopay dan Dana 18 persen serta LinkAja 5 persen.
Mengenai jumlah dana e-wallet kata dia mayoritas masyarakat menggunakan ShoppePay untuk berbelanja online dengan angka survei 97 persen. Sementara transaksi lainnya seperti mengisi pulsa handphone secara online sebesar 67 persen dan pembayaran iuran tagihan rutinitas sebesar 47 persen. []