Salat Jemaah, Pria dan Wanita Harus Dipisah Safnya?

Foto saf pria dan wanita bercampur ketika Salat Subuh ramai diperbincangkan di medsos.
Massa pendukung pasangan capres dan cawapres nomor 02 Prabowo-Sandiaga melaksanakan salat subuh berjamaah sebelum acara kampanye akbar di Stadion Utama Glora Bung Karno, Jakarta, Minggu (7/4/2019). (Foto: Antara/Galih Pradipta).

Jakarta, (Tagar 8/4/2019) - Foto jemaah Salat Subuh dengan saf bercampur antara pria dengan wanita sebelum kampanye akbar Prabowo-Sandi beredar luas di media sosial. Hal itu memancing reaksi pro maupun kontra di masyarakat.

Cawapres nomor urut 01 Ma'ruf Amin berpendapat, semestinya panitia sudah mempersiapkan saf salat sejak awal, yang membatasi antara saf jemaah pria dengan wanita.

"Memang saya nggak paham bagaimana dia mengaturnya itu. Mestinya (saf) dipisah laki-laki dan perempuan," kata Ma'ruf di Hotel Grand Zuri, Tangerang, Banten, Minggu (7/4).

Merujuk dalam agenda salat berjamaah yang dilakukan di Masjidil Haram, Arab Saudi, ada pengecualian terhadap saf jemaah pria dan wanita yang bercampur. Namun saat ini, kata Ma'ruf, pengaturan saf salat di sana pun sudah jauh lebih tertib, karena terdapat petugas yang mengatur saf pria dengan wanita.

"Masjidil Haram itu pengecualian. Tapi Masjidil Haram juga dipisah. Sekarang agak ketat, pakai alat pemisah begitu. Polisinya (di Masjidil Haram) kan harus sekali itu memisahkan," urai Ma'ruf.

Baca juga: Jokowi Berperan Membuat Nyaman Pendukung Prabowo Kampanye di GBK

Sementara itu, menurut Wasekjen PBNU Masduki Baidlowi, apabila jemaah pria dan wanita bercampur safnya dalam salat, hal itu jelas tidak diperbolehkan, haram hukumnya.

"Di mana-mana orang salat itu nggak boleh campur (laki-laki dan perempuan) safnya, nggak boleh, haram," kata Masduki Baidlowi saat dihubungi wartawan, Senin (8/4).

Sebab, menurut Masduki, tujuan salat ialah mendekatkan diri kepada Allah SWT, maka itu manusia perlu menghindari hal-hal yang menyebabkannya dirinya terlibat dalam hukum yang dapat diperdebatkan ibadahnya.

Salah satu hal yang harus dihindari adalah berkumpulnya lelaki dan perempuan dalam satu saf. 

"Karena tujuan salat itukan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Tujuan mendekatkan diri maka harus dihindari hal-hal yang menyebabkan kita terlibat dalam hukum yang justru menjauhkan diri kita kepada Allah SWT. Apa yang menjauhkan? Ya hal-hal yang tidak bolehnya, wong kita ini mau mendekatkan diri kepada Allah dalam melakukan kewajiban itukan hal yang harus dihindari adalah larangannya. Larangannya tidak boleh berkumpul laki-laki dan perempuan," ujar dia.

Jemaah Salat Subuh bercampur aduk saf terjadi beberapa saat sebelum kampanye capres cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno digelar di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) Jakarta, Minggu (8/4). Masduki menyayangkan hal itu sampai terjadi.

Semestinya, kata Masduki, jika ada pagelaran kampanye tentu saja pihak panitia harus mempersiapkan pengaturan saf salat bagi umat Muslim, terlebih agenda kampanye di sana akan berlangsung lama.

"Ketika itu prosesi wajib tapi ini kan kampanye, itu wajib nggak datang? Karena itu kan nggak wajib terus kalau doa salat bercampur laki-laki dan perempuan lalu gimana hukumnya? Kan gitu. Kalau menurut kami nggak boleh jadi itu salatnya harus diatur sedemikian rupa dari awal, karena itu akan lama dan mengharuskan kondisi di mana harus melakukan salat wajib jadi harus diatur saf-nya," tandas Masduki.

Baca juga: Irma Suryani: Prabowo Mendowngrade Makna Lebaran

Berita terkait