Jakarta - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj menyatakan masyarakat Indonesia masih jauh dari kata sejahtera. Baginya, masih banyak hal memprihatinkan, terutama kondisi ekonomi rakyatnya.
Said Aqil menyebut, Pancasila sebagai dasar negara belum seluruhnya terimplementasikan di Tanah Air. Sila kelima Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia, menurutnya merupakan sila yang belum terwujud di negeri ini.
Saya lihat masih banyak orang miskin, yang sangat-sangat miskin.
"Kemanusiaan sudah mulai ada, Persatuan apalagi demokrasi politik wah sudah bebas, kebablasan malah. Yang paling jauh panggang dari api istilahnya, yaitu sila kelima," ucap Said Aqil dalam Webinar bertajuk 'Peran Agama dalam ikatan Kebangsaan, oto kritik agama-agama di tengah pandemi', Kamis, 24 September 2020.
Baca juga: Profil Ketua PBNU Said Aqil Siradj Pengusul RUU BPIP
Ia berpandangan, pemerintah belum menyeluruh dalam merangkul rakyat. Said melihat masih banyak rakyat miskin yang mengalami kesulitan di berbagai daerah di Indonesia.
"Keadilan sosial, semakin kemari, semakin ke sini kita semakin jauh efektivitas atau arti dari Keadilan Sosial Bagi Seluruh Bangsa Indonesia. Kesenjangan semakin lebar, yang kaya semakin kaya, pertumbuhan ekonomi itu tahun kemarin 5% siapa yang tumbuh," ujar dia.
Ia lalu mencontohkan, di daerahnya saja masih banyak masyarakat yang masuk ke dalam golongan atau terkategori orang tidak mampu.
"Dari desa saja, di desa saya di Cirebon enggak ada yang tumbuh tetangga saya," tuturnya.
Baca juga: Viral Amplop Said Aqil Bawa Banser, PA 212: Bisa Gaduh
Bahkan, di daerah lainnya, ia juga menyaksikan masih banyak rakyat harus berusaha semaksimal mungkin untuk memenuhi kehidupan sehari-harinya.
"Jadi masih jauh panggang dari api sila ke lima, keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia. Saya lihat masih banyak orang miskin, yang sangat-sangat miskin. Ada orang tua, bapak, ibu, anak kecil di Bondowoso mecahin batu kalau sudah dapat satu keranjang diangkat ke atas dari sungai, itu satu kali angkat Rp 600. Yang Rp 600 sekali angkat, satu keranjang. Artinya, kalau dia ingin menghasilkan Rp 6.000 sudah berapa kali naik turun," kata Said Aqil Siradj. []