Ryan Hreljac, Bocah 6 Tahun Pelopor Air Bersih untuk Afrika

Yayasan Sumur yang dibangunnya telah membangun lebih dari 1.200 proyek air di berbagai negara berkembang, berkat upaya tim lintas bidang.
Aktivis lingkungan asal Kanada, Ryan Hreljac. (Foto: Tagar/Ist)

Jakarta - Air adalah salah satu sumber kehidupan bagi dunia. Ini dibenarkan dalam laporan bertajuk “Sanitation and Hygiene” tahun 2000-2007 oleh WHO dan UNICEF. 

Laporan tersebut juga mengungkapkan, 1 dari 3 orang di dunia kekurangan air minum, layanan sanitasi, dan fasilitas mencuci tangan yang sesuai.

Namun, masalah itu sedikit teratasi oleh pria asal Ottawa, Kanada bernama Ryan Hreljac. Dia merupakan seorang pendiri dengan inisiatif menyediakan air bersih dan sanitasi untuk negara-negara berkembang. Yayasan itu dia beri nama Ryan’s Well Foundation yang didirikan sejak tahun 2001.

Bermula di tahun 1998, saat itu Ryan baru berusia 6 tahun dan masih bocah kelas satu di bangku sekolah dasar. Ryan tersentuh oleh apa yang dikatakan salah seorang gurunya yang bernama Bu Prest.

“Di luar sana banyak orang harus berjalan berjam-jam hanya untuk mendapatkan air bersih” kata Ryan mengikuti ucapan guruny

Ketika Ryan kembali ke rumah, bocah lelaki itu berkata kepada orang tuanya dan bertekad bahwa sudah saatnya untuk mulai bekerja dan mengubah kenyataan. Dia mulai mengerjakan pekerjaan rumah tangga, yang mana orang tua membayarnya 70 dolar atau sekitar Rp 987 ribuan tiap tiga bulan sekali. Ryan mendonasikan uang ini kepada organisasi yang mengimplementasikan solusi kebersihan di wilayah yang kekurangan air. Setelah beberapa saat, dia mendatangi WaterCan, hanya untuk mengetahui bahwa uang yang telah ditabungnya tidak mencukupi biaya untuk membangun sebuah sumur saja mendekati 2.000 dolar.

Alih-alih berhenti, Ryan tidak menyerah. Sadar kalau tidak akan mampu mengumpulkan jumlah uang ini cuma dari bantuan orang tuanya, dia memutuskan untuk melibatkan lebih banyak orang dalam proyeknya. Teman-teman, kenalan, dan berbagai organisasi dalam komunitasnya, semua bahu-membahu. Berkat bantuan finansial mereka,

Ryan kembali ke WaterCan dengan uang yang selama ini dia kumpulkan dan berbicara dengan Gizaw Shibru, direktur organisasi itu. Bersama, mereka memutuskan untuk membangun sumur di SD Angolo di kota Otal, Uganda. Sumur itu dibangun pada tahun 1999.

Merasa tidak puas hanya berdonasi satu sumur saja, Ryan kecil membuat keputusan besar dalam menjalankan dan mendirikan sebuah yayasan yang digunakan untuk mencari cara membangun akses menuju air bersih.

Sampai hari ini, Yayasan Sumur Ryan telah membangun lebih dari 1.200 proyek air di berbagai negara berkembang, berkat upaya tim lintas bidang.

Yayasan itu tidak hanya menyediakan solusi sanitasi, air bersih yang layak bagi konsumsi manusia, tapi juga ingin mengedukasi dan meningkatkan kesadaran tentang arti penting air dan kebersihan di negara-negara berkembang.

Untuk alasan ini, tim yayasan Ryan’s Well Foundation telah melakukan upaya untuk menjangkau dan melakukan tindakan serta proyek-proyek di berbagai negara seperti Burkina Faso, Etiopia, Ghana, Guatemala, Guyana, Haiti, India, Kenya, Lesotho, Malawi, Meksiko, Nigeria, Tanzania, Togo, Zambia, dan Zimbabwe.

Ketika melakukan aksi sosialnya yang mendirikan sumur, Ryan hanya bocah lelaki seperti anak-anak lain. Dia tetap suka bermain video game bersama teman-temannya. Tapi ada sesuatu yang membuatnya merasa tidak nyaman menjalani hidup yang biasa, sementara dia tahu betapa langka sumber daya vital ini bagi banyak orang.

Dengan karier menjanjikan dalam bidang industri pembangunan kemanusiaan, kepala Ryan’s Well Foundation mendorong orang-orang agar tertarik pada cita-citanya untuk bertindak melakukan kerja sama demi kebaikan. Meski rasanya mustahil untuk dicapai, tapi dia tetap optimis.

“Perluas zona nyaman, angkat tanganmu, kamu tidak pernah tahu dampak yang bisa kamu timbulkan!” ujar Ryan. []

(Sri Wahyuni Sitorus)


Baca Juga

Berita terkait
Petir dan Manfaatnya Bagi Kehidupan Manusia di Bumi
Petir terjadi karena adanya lompatan elektron-elektron dari awan bermuatan negatif ke bumi yang bermuatan positif.
Aktivis HAM Taiwan Desak Dunia Boikot Olimpiade Beijing 2022
Para aktivis di Taiwan desak dunia untuk memboikot Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022 pada peringatan Hari HAM Sedunia
Paus Fransiskus Puji Aktivis Muda Soal Penanganan Pemanasan Global
Paus Fransiskus sampaikan pesannya kepada generasi muda yang menjadi anggota delegasi Konferensi Youth4Climate di Milan, Italia
0
Anak Elon Musk Mau Mengganti Nama
Anak CEO Tesla dan SpaceX, Elon Musk, telah mengajukan permintaan untuk mengubah namanya sesuai dengan identitas gender barunya