Ryaas Rasyid: Suara Pemilih Mudah Dibeli

Menurut Ryaas Rasyid, pemerintah selama ini masih menutup mata terhadap fenomena politik uang dalam Pilkada maupun Pemilu.
Sosialisasi Pilkada serentak. (Foto: Ant/Arif Firmansyah).

Jakarta, (Tagar 16/10/207) - Pakar Ilmu Pemerintahan Ryaas Rasyid tidak sepakat dengan pelaksanaan Pilkada langsung. Dia mengatakan, mekanisme Pemilu maupun Pilkada langsung kurang efektif lantaran minimnya pengetahuan dan wawasan masyarakat pemilih dalam berdemokrasi.

“Dari dulu saya sudah tidak sepakat mengenai Pilkada langsung. Tapi, karena sudah terlanjur ya kita serahkan kembali tanggungjawabnya kepada pemerintah," ujarnya di Jakarta (16/10).

Menurut dia, pemerintah selama ini masih menutup mata terhadap fenomena politik uang dalam Pilkada maupun Pemilu. Karena itu, ia menilai masyarakat Indonesia saat ini masih belum memahami persoalan politik secara utuh.

Pemilih, kata Ryaas, sangat mudah dibeli suaranya oleh beberapa oknum partai politik yang melakukan segala cara untuk memenangkan calon yang diusungnya.

"Jadi, jangan mimpi bisa dapat pemimpin yang diharapkan selama masyarakat masih mau dibeli kedaulatannya," paparnya.

Dia menilai, dalam mencari pemimpin melalui proses Pilkada atau Pemilu langsung di mana masyarakatnya masih minim pengetahuan dan wawasan mengenai politik, itu hanya menghasilkan demokrasi omong kosong belaka.

“Pernyataan pemerintah yang menilai masyarakat sudah melek politik hanya sebatas klaim,” tukasnya.

Karena, lanjutnya, kehendak pemerintah untuk memperbaiki sistem demokrasi melalui pemilihan langsung tidak benar-benar dilakukan. (sas)

Berita terkait
0
Serangan ke Suharso Monoarfa Upaya Politik Lemahkan PPP
Ahmad Rijal Ilyas menyebut munculnya serangan yang ditujukan kepada Suharso Manoarfa merupakan upaya politik untuk melemahkan PPP.