Rumah Tinggal TOD untuk Atasi Kemacetan Jakarta

Ketua Umum REI Soelaeman Soemawinata mendukung rumah tinggal berkonsep Transit Oriented Development (TOD) untuk mengatasi macet di Jakarta.
Ilustrasi Apartement. (Foto: Pixabay)

Jakarta - Ketua Umum Persatuan Perusahaan Real Estate Indonesia (REI) Soelaeman Soemawinata mendukung rumah tinggal atau hunian dengan konsep Transit Oriented Development (TOD) sebagai solusi mengatasi kemacetan lalu lintas di Jakarta.

Ukuran keberhasilan dari hunian berkonsep TOD dapat dilihat dari masyarakat yang berkerja di Jakarta beralih menggunakan transportasi massal, kata Soelaeman menjelaskan.

Paling penting semua kendaraan pribadi dapat tertahan di rumah masing-masing serta penghuninya menggunakan transportasi massal untuk menuju ke kantor, sekolah, atau kuliah.

"Kalau masyarakat masih banyak menggunakan sepeda motor atau mobil maka program itu dapat dibilang gagal, tetapi kalau ternyata dapat membuat jalan-jalan di Jakarta lebih lengang berarti program itu berhasil," ujar Soelaeman usai berbuka dengan media, Rabu malam, dilansir dari Antara.

Hunian TOD itu, jelas Soelaeman, ada tiga yaitu hunian yang melekat dengan stasiun, hunian berjarak kurang dari satu kilometer saja sehingga dapat ditempuh dengan berjalan kaki, hunian kurang dari lima kilometer sehingga dapat dijangkau dengan mobil atau sepeda motor yang berarti harus disediakan parkir yang cukup.

"Paling penting semua kendaraan pribadi dapat tertahan di rumah masing-masing serta penghuninya menggunakan transportasi massal untuk menuju ke kantor, sekolah, atau kuliah," jelas Soelaeman.

Soelaeman menaksir kisaran harga ideal TOD adalah Rp 500 jutaan. Angka itu berdasarkan pertimbangan biaya konstruksi dan harga sewa lahan dengan pemerintah. Dan bisa dibeli dengan kredit pemilikan apartemen (KPA).

"Dengan harga sebesar itu berarti sasaran pasarnya adalah masyarakat dengan penghasilan minimal Rp 15 juta ke atas. Saya kira itu sesuai mengingat segmen tersebut yang memang selama ini menggunakan (mobil) pribadi," ujar Soelaeman.

Soelaeman optimistis kehadiran MRT dan LRT di koridor Bekasi dan Cibubur bisa mengurangi kemacetan di DKI Jakarta, tinggal mempersiapkan kantong-kantong parkir dan fasilitas memadai. []

Baca juga:


Berita terkait