RSUP Sardjito Yogyakarta Komentari Video PDP Corona

Video viral pemilik RS di Bantul yang kesulitan merujuk pasien PDP Corona.Sudah 23 RS dihubungi. Akhirnya RSUP. Sardjito yang menangani pasien itu.
RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. (Foto: sardjito.co.id/Tagar/Ridwan Anshori)

Yogyakarta - Kepala Bagian (Kabag) Hukum dan Hubungan Masyarakat Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr Sardjito Yogyakarta, Banu Hermawan angkat bicara terkait unggahan video yang viral di internet tentang pasien dalam pengawasan (PDP) di Instalasi Gawat Darurat (IGD) Klinik Nur Hidayah, Kabupaten Bantul.

Dalam video itu, dokter yang menangani pasien tersebut sudah menghubungi 23 rumah sakit di Yogyakarta untuk menanganinya, namun tidak ada tanggapan.

Video berdurasi 1 menit lima detik itu direkam oleh Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) cabang Bantul, Sagiran yang menggunakan alat pelindung diri (APD). Sagiran mengucapkan

"Assalamualaikum bapak kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bantul, Bapak Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Kabupaten Bantul, Bapak Bupati Bantul, bapak-bapak anggota dewan..tolonglah kami. Karena di Klinik Nur Hidayah ada satu pasien PDP yang kini dalam kondisi kritis, ada di dalam. 

Kita sudah menelepon 23 rumah sakit tidak ada yang mau terima. Kami pakai APD seadanya, karena tidak ada bantuan, tidak bisa mengadakan sendiri. Tolong kerahkanlah tim apa namanya, untuk menolong pasien itu yang ada di dalam yang sedang menunggu di dalam, tensinya tinggal 80, kami sangat menunggu, saat ini juga. 

Saya dokter Sagiran..saya ketua Ikatan Dokter Indonesia Cabang Bantul, saya mengunggah ini karena prihatin, dari 23 rumah sakit tidak mau menerima, tolong pak..terima kasih. Wassalamualaikum warrohmatullohiwabarrokatuh," kata dia, dalam video tersebut, Senin, 30 Maret 2020.

Banu mengungkapkan bahwa saat ini pasien tersebut telah ditangani di ruang Pelayanan Covid-19 RSUP Dr Sardjito. "Kondisi pasien tersebut memang mengalami sesak nafas dan saat ini sedang kami upayakan semaksimal mungkin untuk memberikan pertolongan lebih lanjut," ujarnya.

Banu meminta pula, kepada seluruh rumah sakit di Yogyakarta, apabila ingin merujuk pasien untuk memanfaatkan sistem informasi rujukan terintegrasi (sisrute) terlebih dahulu. Sehingga tidak menimbulkan dampak yang kurang sesuai baik pada pasien, rumah sakit yang dituju maupun rumah sakit yang mengirim. "Untuk memudahkan identifikasi lebih lanjut kebutuhan medis pasien yang akan dirujuk," katanya.

Kondisi pasien tersebut memang mengalami sesak nafas dan saat ini sedang kami upayakan semaksimal mungkin untuk memberikan pertolongan lebih lanjut.

Pihaknya juga mengajak seluruh rumah sakit di Daerah Istimewa Yogyakarta bersama-sama memerangi Covid-19, dengan bersatu padu saling berkoordinasi agar wabah ini dapat segera terselesaikan bersama.

Dia memahami beban kerja dinas kesehatan yang begitu tinggi dalam penanggulangan Covid-19 ini, sehingga belum dapat sepenuhnya mendistribusikan semua APD dari pemerintah. "Terkait hal tersebut, tentu saja bantuan APD yang diharapkan setiap rumah sakit sekiranya secepatnya dapat disalurkan," kata dia.

Perlu diketahui, 23 rumah sakit yang ditunjuk pemerintah untuk menangani Covid-19 antara lain RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Berikut daftarnya:

  • RSUD Kota Yogyakarta
  • RS Rajawali Citra
  • RS Panembahan Senopati
  • RS PKU Muhammadiyah Bantul
  • RS PKU Muhammadiyah Gamping
  • RS Bethesda
  • RS Panti Rapih
  • RS Respira
  • RS Hardjolukito
  • RS Santa Elizabeth
  • RS UII
  • RS Ludira Husada
  • RS Rahma Husada
  • RS Pratama
  • RSA UGM
  • RS Bhayangkara
  • RSUD Sleman
  • RS JIH
  • RSUP Dr Sardjito
  • RS Siloam
  • RSUD Prambanan
  • RS Hermina. []

Baca Juga:

Berita terkait
Viral Video RS di Bantul Kesulitan Rujuk PDP Corona
Pemilik RS Nur Hidayah Bantul mengungkapkan kekecewaannya ada 23 rumah sakit yang menolak pasien PDP. Unggahan video tersebut viral.
Empat Terminal di Yogyakarta Dipantau Cegah Covid-19
Pemprov DIY akan memeriksa seluruh penumpang dengan menggunakan Thermo Gun dan juga penyemprotan disinfektan untuk mencegah pandemi Covid-19.
Catatan Wakil Wali Kota Yogyakarta tentang Covid-19
Selama Maret 2020, warga Kota Yogyakarta 9.000 orang diperiksa, hasilnya 267 ODP, 9 PDP dan 2 positif Corona.
0
Dua Alasan Megawati Belum Umumkan Nama Capres
Sampai Rakernas PDIP berakhir, Megawati Soekarnoputri belum mengumumkan siapa capresnya di Pilpres 2024. Megawati sampaikan dua alasan.