Jakarta – Organisasi Kesehatan Dunia PBB (World Health Organization/WHO) melaporkan jumlah kasus yang relatif rendah di Afrika menimbulkan rasa puas diri, tapi ada ketidakpatuhan pada tindakan pencegahan, seperti tidak memakai masker dan menjaga jarak fisik.
Laporan situs independen, worldometer, sampai tanggal 7 April 2021 jumlah kasus virus corona (Covid-19) di Afrika mencapai 4.649.061 dengan episentrum di Afrika Selatan yang melaporkan kasus sebanyak 1.590.370 dengan 54.620 kematian.
Epidemi HIV/AIDS yang tidak ada vaksin menunjukkan jumlah kasus HIV/AIDS di Benua Afrika mencapai 23.8 juta atau 91% dari 38 juta kasus global.
Direktur Regional WHO untuk Afrika, Matshidiso Moeti, mengatakan ancaman terbesar terhadap penyebaran infeksi dan munculnya kembali kasus adalah karena penundaan dan kekurangan pasokan vaksin.
“Negara-negara di Afrika tergelincir lebih jauh di belakang negara-negara lain di dunia dalam peluncuran vaksin Covid-19, sekarang terhitung hanya satu persen dari vaksin yang diberikan di seluruh dunia, turun dari dua persen beberapa minggu yang lalu .… Hanya sekitar setengah dari 37 juta dosis yang dikirimkan ke benua ini yang telah digunakan sejauh ini," kata Moeti.
Moeti mengatakan negara-negara Afrika perlu meningkatkan dan melakukan bagian mereka untuk memastikan vaksin sampai ke rakyat dengan cepat.
Sejauh ini, program berbagi vaksin COVAX telah mengirimkan sekitar 80 juta dosis ke Afrika. Pejabat COVAX mengatakan pengiriman vaksin dari Serum Institute of India dihentikan pada Maret karena peningkatan dramatis kasus Covid-19 di India.
Afrika Selatan dan India memimpin upaya di Organisasi Perdagangan Dunia untuk sementara melepaskan hak atas kekayaan intelektual (hak paten) yang mencegah produksi vaksin generik Covid-19 besar-besaran.
Moeti mengatakan dia menyambut baik keputusan AS yang mendukung mendukung upaya itu (lt/jm)/voaindonesia.com. []