Riset: Corona Varian Delta Lebih Berbahaya, Ini Gejalanya

Studi Zoe Covid Symptom merilis virus Covid-19 varian Delta asal Inggris lebih berbahaya. Varian ini lebih cepat menular dari varian sebelumnya.
Ilustrasi - (Foto: Tagar/Pexels/Miguel)

Jakarta - Hasil studi Zoe Covid Symptom terbaru yang dirilis mengatakan virus Covid-19 varian Delta asal Inggris lebih berbahaya dari varian lainnya.

Dalam temuannya, ada tiga gejala yang kerap dirasakan di antaranya sakit kepala, nyeri tenggorokan, dan pilek atau hidung berair.

"Covid... bertindak berbeda sekarang, lebih seperti flu yang buruk," ujar Spector seperti dilansir dari laman The Guardian, Kamis, 17 Juni 2021.

Studi ini melibatkan data dari ribuan orang yang terkena Covid-19. Mereka berpartisipasi melaporkan gejala yang mereka alami melalui sebuah aplikasi.

Menurut peneliti Profesor Tim Spector, varian Delta bekerja dengan cara yang sedikit berbeda. Gejala yang ditimbulkan varian Delta dapat membuat penderitanya berpikir bahwa mereka hanya mengalami pilek biasa, sehingga potensi penyebaran virus lebih besar.



Jadi, gejala nomor satu adalah sakit kepala, diikuti sakit tenggorokan, pilek dan demam.



"Orang mungkin mengira mereka baru saja terkena flu musiman, dan mereka masih pergi ke pesta, kami pikir ini memicu banyak masalah. Jadi, yang benar-benar penting untuk disadari adalah bahwa sejak awal Mei, kami telah melihat gejala teratas di semua pengguna aplikasi, dan mereka tidak sama seperti sebelumnya," lanjutnya.

"Jadi, gejala nomor satu adalah sakit kepala, diikuti sakit tenggorokan, pilek dan demam."

Data menunjukkan bahwa varian Delta setidaknya 40 persen lebih mudah menular daripada varian Alpha yang pertama kali terdeteksi di Kent, dan tampaknya menggandakan risiko rawat inap.

Ini juga membuat vaksin agak kurang efektif, terutama setelah hanya satu dosis.

"Saya pikir pesannya di sini adalah bahwa jika Anda masih muda dan mengalami gejala yang lebih ringan, itu mungkin hanya terasa seperti pilek atau tidak enak badan," ujar Spector.

Aplikasi yang dijalankan oleh perusahaan ilmu kesehatan Zoe - didirikan oleh Spector - dengan analisis ilmiah yang disediakan oleh King's College London, memiliki lebih dari 4 juta kontributor di seluruh dunia.

Menurut data yang diterbitkan pada 10 Juni, kasus lebih tinggi dan meningkat lebih cepat pada populasi yang tidak divaksinasi di Inggris.

Kasus meningkat paling banyak pada kelompok usia 20-29, dan kelompok usia 0-19 mengikuti di belakang, menurut data yang dikumpulkan dari peserta antara 23 Mei dan 5 Juni (ini tidak termasuk data dari tes cepat).

Jumlah kasus yang meningkat ini diduga mungkin berakar pada tingkat penularan dan lemahnya penerapan jarak sosial. []

Berita terkait
Varian Delta Menyebar Cepat Inggris Tunda Cabut Restriksi
Inggris telah menunda rencana untuk mencabut restriksi terkait Covid-19 yang tersisa di negara itu karena varian Delta menyebar dengan cepat
Varian Delta Bukan Faktor Tunggal Lonjakan Kasus Covid-19
Beberapa hari terakhir di sejumlah daerah di Indonesia terjadi lonjakan kasus positif Covid-19 varian Delta, tapi ini bukan faktor tunggal
Covid-19 Varian Delta Merebak di Kudus Jawa Tengah
Kudus di Jeteng alami lonjakan kasus Covid-19 secara luar biasa, pemeriksaan WGS buktikan varian B 1617.2 atau Varian Delta telah merebak di sana
0
Gempa di Afghanistan Akibatkan 1.000 Orang Lebih Tewas
Gempa kuat di kawasan pegunungan di bagian tenggara Afghanistan telah menewaskan lebih dari 1.000 orang dan mencederai ratusan lainnya