Untuk Indonesia

Rhenald Kasali: Soft Power Dokter Reisa Broto Asmoro

Soft power, attractiveness, daya tarik, atau influence, pengaruh. Ya, seperti Dokter Reisa Broto Asmoro membuat orang melunak. Rhenald Kasali.
Dokter Reisa Broto Asmoro. (Foto: Instagram/Reisa Broto Asmoro)

Kehadiran Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Dokter Reisa Broto Asmoro dinilai mampu mempengaruhi pikiran masyarakat, yakni menjadi lebih tenang. Pendiri Rumah Perubahan Profesor Rhenald Kasali menilai teknik komunikasi yang dilakukan Reisa membuat sebagian orang mengalami autofokus, menjadi lebih lunak dan tidak marah-marah.

Berikut penjelasan lengkap Rhenald Kasali terkait teknik komunikasi, serta kekuatannya dalam mempengaruhi perilaku atau perasaan masyarakat.

Oleh: Rhenald Kasali*

Banyak yang mengalami autofokus, bahkan juga menjadi lebih lunak, lebih soft dan tidak marah-marah seperti sebelumnya, ketika menyaksikan seorang juru bicara yang cantik. Anggota Tim Komunikasi juru bicara penanggulangan atau Gugus Tugas Covid-19 Dokter Reisa Broto Asmoro. Dia cantik, pandai dan seorang dokter. Terbiasa dengan kamera televisi. Tiba-tiba bisa menjelaskan dengan lebih baik dan menarik perhatian.

Entahlah apa yang terjadi dengan sebagian besar kita. Orang-orang yang kita sebut kritis, tiba-tiba menjadi lebih baik, lebih lunak dan tiba-tiba bercerita dari sudut yang lain. 

Walaupun ini adalah suatu teknik komunikasi biasa, saya mengajak Anda melihat dari pergeseran, dari waktu ke waktu, dari apa yang disebut sebagai power. Power adalah apa yang dimiliki untuk membuat orang lain patuh dan mau melakukan sesuatu. Untuk nurut dengan keinginan kita.

Supaya Anda bisa naik pangkat, Anda perlu pendidikan, dan untuk Anda bisa memiliki sesuatu, Anda perlu uang. Uang, pendidikan, adalah bagian dari elemen-elemen power. Tetapi, bagi negara, power itu adalah antara lain kekuasaan. Termasuk di dalamnya adalah militer.

Katakanlah waktu bangsa Sparta akan menyerang Athena, mereka menggunakan ancaman dan kekuatan militer. Dan yang membuat salah satu menjadi takut, cemas. Sama dengan apa yang memicu perang dunia pertama dan kedua. Ancaman terhadap kemajuan ekonomi, politik serta kekuatan militer di Jerman, membuat bangsa Inggris sangat bereaksi.

Demikian juga ketika terjadi perang dunia kedua. Selain Jerman, Italia, di Eropa. Juga ada Jepang yang tiba-tiba muncul dengan kekuatan militer. Jadi, setiap orang bisa menggunakan hard power, apakah menakut-nakuti, mengancam dan sebagainya.

Banyak yang mengalami autofokus, bahkan juga menjadi lebih lunak, lebih soft dan tidak marah-marah seperti sebelumnya, ketika menyaksikan seorang juru bicara yang cantik.

ReisaJuru bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Dokter Reisa Broto Asmoro. (Foto: Covid19.go.id)

Tetapi belakangan, bangsa-bangsa melihat bahwa terjadi pergeseran sejak Guttenberg menemukan mesin cetak, kemudian muncul pers. Informasi kemudian bergeser, dari tadinya berada pada institusi, tiba-tiba kekuatan ada pada pers. Tetapi ketika dunia digital muncul, harga chips menjadi sangat murah, sehingga setiap orang sekarang memiliki gadget yang bisa menjadi pembuat informasi. Muncul kekuatan baru, yaitu kekuatan narasi.

Narasi ada di tangan setiap orang. Jurnalis adalah kita semua. Semua orang. Tiba-tiba kekuatan informasi berubah maknanya dan muncul kekuatan baru. Kekuatan baru ini dikenal sebagai soft power.

Soft power adalah sesuatu, apakah itu berupa attractiveness, daya tarik. Atau Influence, pengaruh. Jadi Anda tidak perlu mengancam, Anda tidak perlu menakut-nakuti, tetapi secara sederhana, secara mudah, tiba-tiba orang berubah dan mengikuti atau menjadi lunak dibanding sebelumnya. Ya, seperti Dokter Reisa Broto Asmoro itulah. Tiba-tiba membuat sebagian orang melunak.

Saya kira negara-negara, bangsa-bangsa juga tengah menggunakan ini. Apa yang tengah terjadi di belahan dunia ini, dengan menggunakan fillance atau kekerasan, dengan menggunakan ancaman-ancaman bagaimana Presiden Trump mengancam akan menggunakan kekuatan militer untuk menakut-nakuti warganya. Ternyata tiba-tiba mengalami kelunakan dan perubahan. Rakyat tidak terima.

Tiba-tiba kita menyaksikan terjadi pergeseran-pergeseran. Saya mengajak Anda untuk menyaksikan perubahan dunia global ini. Apakah itu terjadi dengan negara, atau terjadi dalam individu kita masing-masing. Kita tentu bisa menggunakan pengaruh, bisa menggunakan story, bisa menggunakan narasi.

Apa gunanya menang peperangan, menang pertempuran secara fisik, kalau kalah dalam narasi. Oleh karena itu, pada tahun lalu kami menerbitkan sebuah buku dengan judul #MO. Ada hashtag-nya, tanda pagarnya, MO, Mobilisasi dan Orkestrasi. Bagaimana masyarakat menggunakan sebuah teknik yang kami sebut dengan share teknik.

S.H.A.R.E adala singkatan dari Story Telling atau kekuatan narasi; Hype, memanfaatkan gelombang, termasuk pandemi ini yang dipikirkan semua orang; kemudian Actionable atau dapat dijalankan; dan sifat kedua yang terakhir adalah Relevan dan Emosional. Kita harus mencari jalan untuk masuk dalam pikiran masyarakat yang tidak hanya argumentatif rasional tetapi juga pikiran-pikiran dan perasaan mereka.

Karena rasa cemas, rasa takut, adalah sesuatu yang sifatnya emosional. Dan bagaimana kita menyampaikannya dengan baik. Di tengah-tengah pandemi ini, tentu saja kita membutuhkan orang-orang yang bisa menenangkan hati masyarakat. Termasuk di dalamnya adalah melembutkan mereka yang masih khawatir terhadap ancaman-ancaman yang tengah terjadi. Ketidakpastian selalu menimbulkan rasa takut dan cemas.

Semoga Anda tidak masuk di dalamnya. Kita sambut kehadiran dr Reisa Broto Asmoro dalam kehidupan kita, sebagaimana teknik komunikasi telah turut mempengaruhi kehidupan kita sehari-hari.

*Akademisi, Praktisi Bisnis

(PEN)

Baca juga:

Berita terkait
Tips Dokter Reisa Aman Bekerja Saat Covid-19
Dokter Reisa Boroto Asmoro mengingakan pentingnya melakukan panduan kesehatan untuk tetap aman Covid-19 dan produktif.
dr Reisa Broto Asmoro Ungkap Ada Pasar era New Normal
Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 dr Reisa Broto Asmoro mengungkapkan ada sejumlah pasar era new normal.
Dokter Reisa: Physical Distancing Langkah Terbaik
Dokter Reisa Broto Asmoro mengatakan protokol jaga jarak atau physical distancing menurunkan risiko penularan Covid-19 hingga 85 persen.
0
Sejarah Ulang Tahun Jakarta yang Diperingati Setiap 22 Juni
Dalam sejarah Hari Ulang Tahun Jakarta 2022 jatuh pada Rabu, 22 Juni 2022. Tahun ini, Jakarta berusia 495 tahun. Simak sejarah singkatnya.