Padang - Wali Kota Padang Mahyeldi Ansharullah menanggapi santai soal video keributannya dengan pedagang kaki lima (PKL) emak-emak di kawasan Pantai Padang.
Semua respon masyarakat itu kami hormati, kemudian bersyukur atas apa yang telah dilakukan.
"Kejadian itu biasa, kan kami bertemu dengan masyarakat dan kemudian kami bersua. Kami sampaikan dan respon masyarakat bermacam-macam," kata Mahyeldi kepada wartawan usai menghadiri HUT Kota Padang ke-351 tahun di DPRD Padang, Jumat, 7 Agustus 2020.
Mahyeldi mengaku tidak marah atas cacian dan omelan kata-kata tidak pantas dari emak-emak tersebut. Dia mengklaim tidam melontarkan kalimat keras kepada pedagang yang berjualan di jalur pendestrian Pantai Padang.
Mungkin karena ada sesuatu hal yang terjadi pada warga kami, kemudian merespon dalam hal ini. Kami akan tetap berikan yang terbaik. Buktinya Pantai Padang kan kami rapihkan, kami juga tak melarang masyarakat," katanya.
Dia juga mengaku tidak akan mengambil langkah hukum terkait hal yang ia terima dan pedagang dan tersebarnya video tersebut ke berbagai kanal media sosial. Dia menyebut hal itu adalah risiko seorang wali kota.
"Semua respon masyarakat itu kami hormati, kemudian bersyukur atas apa yang telah dilakukan, karena memang tidak semua apa yang kami lakukan itu diterima atau direspon secara baik,"
Sebelumnya, video diduga Wali Kota Padang Mahyeldi Ansharullah terlibat adu mulut dengan sejumlah PKL di kawasan Pantai Padang beredar di media sosial (medsos), Kamis, 6 Agustus 2020 malam.
Dalam video berdurasi 5 menit 11 detik tersebut, sejumlah pedagang emak-emak menghardik lelaki yang diduga Wali Kota Padang dengan kata-kata yang tak pantas. Cacian bertubi-tubi keluar dari mulut para perempuan tersebut.
Kepala Satpol PP Kota Padang, Alfiadi membenarkan bahwa memang wali kota yang berada dalam video tersebut. Menurutnya, kejadian bermula ketika komandanya itu sedang berolahraga sepeda ditemani seorang ajudan.
Lantas, Mahyeldi melihat pedagang menggelar dagangan di atas jalur pedestrian Pantai Padang. Seketika itu dia menghampiri dan mempertanyakan dan melarang berjualan di sana.
"Video itu benar. Beliau (Wako Padang) menegur pedagang tersebut, di sanalah awal mula keributan terjadi," kata Alfiadi, Kamis, 6 Agustus 2020 malam.
Menurut Alfiadi, para pedagang dilarang berjualan di jalur pedestrian yang khusus disediakan untuk pejalan kaki. Para PKL itu, kata Alfiadi, telah disediakan tempat di kawasan Pujasera Pantai Padang atau di bekas Kantor Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Padang.
"Mereka itu (PKL) yang sudah direlokasi, memang ada beberapa pedagang yang belum, itu sebenarnya," katanya. []