Surabaya - Pengaduan dan permohonan pengunduran diri Kepala Satuan Sabhara Kepolisian Resor (Polres) Blitar, Ajun Komisaris Agus Hendro Tri Susetyo ke Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Timur menjadi sorotan. Apalagi alasan Agus mengundurkan diri karena sikap Kepala Kepolisian Resor Blitar, Ajun Komisaris Besar Ahmad Fanani Eko Prasetya yang arogan.
Terkait pernyataan Agus tersebut, Ahmad Fanani kepada media membantah jika dirinya arogan kepada anak buahnya. Ia merasa dirinya hanya menegur anak buahnya karena ada anggota Sat Sabhara yang berambut panjang.
Saat itu tanggal 21 September saya tegur. Setelah itu dia enggak pernah masuk kerja selama 10 hari secara sengaja.
"Dia saya tegur karena ada anggotanya yang rambutnya panjang. Dia engga terima dan anggap saya arogan," ujarnya, Kamis, 1 Oktober 2020.
Ia merasa merupakan hal yang wajar saat seorang pimpinan menegur anggotanya yang membuat salah. Selain itu, Ahmad Fanani mengungkapkan setelah dirinya menegur anggota, Agus sudah 10 hari tidak pernah masuk kerja dan bertugas.
"Saat itu tanggal 21 September saya tegur. Setelah itu dia enggak pernah masuk kerja selama 10 hari secara sengaja. Saya sebagai pimpinan menegur anggota adalah hal yang lumrah. Namanya pimpinan dan bawahan begitu," tuturnya.
Sebelumya diberitakan, Kepala Satuan Sabhara Kepolisian Resor Blitar, Ajun Komisaris Agus Hendro Tri Susetyo mendatangi Markas Kepolisian Daerah Jawa Timur, Kamis, 1 Oktober 2020. Agus datang ke Mapolda Jatim untuk mengantarkan surat pengunduran diri ke Kepala Kepolisian Daerah Jawa Timur, Inspektur Jenderal M Fadhil Imran.
Agus menjelaskan alasan dirinya mengundurkan diri sebagai dikarenakan sudah tidak sejalan dengan Kepala Polres Blitar, Ajun Komisaris Ahmad Fanani Prasetyo. Hal tersebut karena dirinya menilai Kapolres Blitar arogan kepada anak buahnya.
"Hati saya tidak bisa menerima arogansi Kapolres saya. Itu alasan saya mengundurkan diri," ujarnya.
Sikap arogansi Ahmad Fanani, kata Agus, seperti sering memaki anggotanya saat marah. Bahkan Agus mengungkapkan pimpinannya sering mengeluarkan umpatan dan kata kotor.
“Kalau beliau marah ada makian kasar yang diucapkan. Mohon maaf, seperti menyebut banjingan, kadang sampai kata binatang," tuturnya.
Agus mengaku terakhir kali Ahmad Fanani mengatai dan menyebut dirinya bencong, lemah, dan tidak berguna. Tak sampai di situ, Agus juga mengungkapkan Ahmad Fanani sering mencopot jabatan anak buahnya yang melakukan keselahan tanpa dilakukan terlebih dahulu pembinaan.
"Kalau salah dibina, bukan dimaki terus. Terkadang main copot jabatan. Emangnya kalau copot dengan begitu itu bisa lebih baik? Belum tentu kan?,” tuturnya.
Padahal, kata Agus, pihaknya sudah bekerja bersama-sama denga personel lainnya untuk menjalankan perintah pimpinan dalam menangani penyebaran Covid-19.
Sementara Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Jawa Timur Komisaris Besar Trunoyudo Wisnu Andiko enggan menanggapi terlalu jauh terkait pengajuan pengunduran diri Kasat Sabhara Polres Blitar karena berselisih dengan atasannya. Mantan Kabid Humas Polda Jawa Barat ini hanya mengatakan Polda Jatim baru sebatas menerima laporan saja.
"Kami hanya menerima laporan saja. Nanti kami lakukan pendalaman keterangannya (terkait pengunduran diri Agus Hendro)," ucapnya.[]