Resmikan Taman Doa Larantuka, Luhut: Bagian Destinasi Wisata Religius

Menteri Luhut berharap taman doa tersebut selanjutnya dikelola pemerintah daerah secara baik sehingga menjadi bagian destinasi wisata religius.
TAMAN DOA MATER DOLOROSA LARANTUKA: Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman RI Luhut Binsar Panjaitan, Selasa (31/10), meresmikan Taman Doa Bukit Fatima San Dominggo Larantuka, Ibu Kota Flores Timur. (Foto: Ist)

Kupang, (Tagar 1/11/2017) – Taman Doa Bukit Fatima San Dominggo di Larantuka, Kabupaten Flores Timur diresmikan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan dalam kunjungannya ke daerah setempat pada Selasa (31/10).

"Taman Doa Bukit Fatima ini memang merupakan tempat yang sangat tenang bagi masyarakat atau umat setempat maupun pendatang untuk berdoa," kata Menteri Luhut melalui siaran persnya di Kupang, Rabu (1/11).

Acara peresmian itu didahului dengan ibadah misa peringatan 100 tahun penampakan Bunda Maria Fatima bersama seluruh masyarakat Larantuka.

Menteri Luhut berharap taman doa tersebut selanjutnya dikelola pemerintah daerah secara baik sehingga menjadi bagian destinasi wisata religius.

Kota Larantuka yang berada di ujung timur Pulau Flores itu telah dikenal di penjuru dunia sebagai kota yang memiliki warisan ritual keagamaan gereja katolik yang dikenal dengan "Samana Santa" yang digelar dalam prosesi Jumat Agung menyambut Hari Raya Paskah umat katolik.

Selain itu terkait dukungan infrastruktur untuk mendukung potensi perikanan di Flores Timur, Luhut mengatakan sudah meminta Menteri Perhubungan untuk menambah landasan Bandara Gewayan Tanah Larantuka sepanjang 500 meter.

"Dengan begitu harapannya hasil kekayaan laut bisa langsung diekspor dengan mudah dari Larantuka melalui pesawat," ujarnya.

Lebih lanjut, pada kesempatan itu ia kembali menegaskan bahwa NTT merupakan provinsi yang kaya dengan berbagai potensi pariwisata dan ekonominya.

Di sektor pariwisata, ia mengatakan potensi kunjungan wisatawan ke NTT bisa mencapai dua juta orang pada tahun 2019 dengan dukungan kesiapan infrastrukur yang terus digenjot pemerintah.

"Jika kunjungan itu terealisasi terwujud maka NTT bisa mendapat keuntungan hingga 2 miliar dollar atau 20 triliun rupiah," jelasnya.

Selain itu, lanjutnya, NTT sebagai daerah bercirikan kepulauan memiliki potensi produksi garam yang besar selain juga hasil ikannya yang kaya dengan luas wilayah laut mencapai 200.000 kilometer persegi.

"Kami memiliki blue print-nya, ada 36.000 hektar luas lahan potensi garam di Indonesia, 26. 000 hektarnya ada di NTT. Bila sumber daya alam ini dikembangkan maka akan ada perputaran uang sebesar 30 triliun rupiah di NTT," imbuhnya.

Dalam kunjungannya itu, Menteri Luhur bersama Gubernur NTT serta rombongan pemerintah daerah Flores Timur juga meninjau kondisi Pelabuhan Pendaratan Ikan (PPI) Amagarapti.

Selain itu juga meninjau lokasi rencana pembangunan turbin listrik dari arus laur dan Jembatan Pancasila-Palmerah yang akan menghubungkan Kota Larantuka dan Pulau Adonara serta perkebunan jambu mente di Lewo Lema dan Ile Mandiri. (ant/yps)

Berita terkait