Kudus - Pemerintah pusat merencanakan sekolah tatap muka bisa dimulai awal tahun 2021. Meski begitu, Pemkab Kudus, Jawa Tengah belum bisa memberi kepastian soal penerapan rencana itu di wilayahnya.
Bukan tanpa sebab jika pembelajaran tatap muka di Kudus masih abu-abu. Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) setempat merasa laju kasus Covid-19 kembali merangkak naik dalam beberapa waktu terakhir.
Plt Kepala Disdikpora Kudus Harjuna Widada mengatakan pembukaan kembali sekolah untuk pembelajaran tatap muka harus mendapat izin dari kepala daerah dan orang tua siswa.
Belum tahu, nanti kami lihat perkembangan kasusnya bagaimana dulu.
Selain itu, pihaknya masih memantau perkembangan kasus Covid-19 yang ada, sekaligus menunggu arahan dari Plt Bupati Kudus HM Hartopo.
"Belum tahu, nanti kami lihat perkembangan kasusnya bagaimana dulu. Lalu dari Pak Bupati mengizinkan atau tidak. Kebijakannya bagaimana kami mengikuti," ucap Harjuna di kantornya, Selasa, 1 Desember 2020.
Meski begitu, Disdikpora sudah menyiapkan skenario jika memang kondisi di Kudus mempungkinkan, termasuk mendapat lampu hijau dari bupati. Pembelajaran tatap muka di 2021 akan dilakukan secara bertahap. Siswa bergantian datang ke sekolah.
"Jadi nanti sekolah menyediakan dua pembelajaran, tatap muka dan daring. Misal satu kelas isinya 30 siswa, 15 siswanya hari ini belajar tatap muka dan 15 lainnya daring di rumah. Esoknya, yang daring di rumah ganti belajar tatap muka di sekolah dan sebaliknya. Jadi begitu, digilir," terang Harjuna memberikan contoh skema pembelajaran tatap muka di 2021.
Terpisah, anggota Komisi D DPRD Kudus Sayyid Yunanta mengatakan pihaknya akan mengundang Satgas Covid-19 Kabupaten Kudus, Disdikpora dan sejumlah dinas terkait untuk duduk bersama membahas rencana pembelajaran tatap muka di 2021.
"Kami nanti duduk bersama, membahas mengenai aturan protokol kesehatan yang harus ditaati oleh semua komponen yang ada di sekolah. Memastikan itu harus diterapkan, penting itu," tutur dia.
Baca juga:
- Muncul Klaster Sekolah di Jepara, Ganjar: Tutup Saja
- Ruang Isolasi Nyaris Penuh, Begini Antisipasi Kota Semarang
- Ganjar Sebut Data Covid Pusat dan Jateng Beda 3 Ribu Kasus
Tak hanya penerapan protokol kesehatan di sekolah, dirinya juga berharap nantinya muncul aturan interaksi saat di luar jam sekolah. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir potensi penularan Covid-19 dari kegiatan-kegiatan di luar jam sekolah.
"Saat masuk sekolah, dia pastinya tidak tahu. Tadi dia berinteraksi dengan siapa, apakah dia membawa virus itu atau tidak? Ini penting dilakukan. Sekolah memonitor aktivitas guru dan siswanya di luar jam sekolah," katanya.
Dengan adanya kajian lengkap mengenai SOP protokol kesehatan di sekolah, Sayyid berharap kegiatan pembelajaran tatap muka bisa berjalan dengan aman. []