Ramadhan, Menikmati Syahdunya Gerimis Baturraden

Ramadhan, menikmati syahdunya gerimis Baturraden. Rintiknya menari bagaikan nyanyian merdu yang memecah kesunyian.
Kebun Raya Baturraden di Desa Kemutuk Lor, Kecamatan Baturaden, Kabupaten Banyumas, berada sekitar14 kilometer dari Kota Purwokerto. (Foto: Ist)

Purwokerto, (Tagar 1/6/2018) – Jelang sore di Lokawisata Baturraden, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah (Jateng), pertengahan Ramadhan 2018. Awan mendung menggantung di langit, di atas perbukitan hijau yang sebagian puncaknya tertelan kabut.

Gerimis yang datang setelahnya tidak mengurangi romantisme di objek wisata itu, rintiknya menari bagaikan nyanyian merdu yang memecah kesunyian.

Cuaca dingin, berpadu dengan suara gemericik air kolam, dan angin yang menghempas di pepohonan, menambah syahdu suasana.

Dari salah satu sudut gazebo, terlihat hamparan panorama indah, dan sejumlah wisatawan yang tidak menampakkan wajah lelah. Pesona Baturraden tetap menarik minat wisatawan, meskipun sebagian di antaranya mungkin sedang menjalankan ibadah puasa.

Ita (31), salah satu pengunjung sore itu terlihat sibuk mengejar-ngejar anak balitanya. Ita sengaja datang ke Lokawisata Baturraden, "ngabuburit" bersama keluarga.

Ita dan suaminya sedang menjalankan ibadah puasa, namun memilih berwisata ke Baturraden sambil ngabuburit bersama anak-anak mereka.

Udara Baturraden yang sejuk, menurut dia, cocok menjadi objek wisata untuk didatangi saat puasa. Terlebih lagi, di dalam lokasi Lokawisata Baturraden, banyak tempat untuk beristirahat sehingga mereka yang berpuasa bisa rehat sejenak saat lelah.

Yudi (28), pengunjung Lokawisata Baturraden lainnya mengatakan, objek wisata tersebut cocok untuk wisata keluarga. Banyak arena menarik untuk anak-anak yang membuat mereka betah berlama-lama bermain.

Yudi mengatakan, selama Ramadhan 2018, dirinya dan keluarga sudah lebih dari satu kali mendatangi objek wisata Baturraden.

Maskuri, salah satu karyawan yang bertugas di pintu masuk Lokawisata Baturraden mengatakan, pada Ramadhan 2018 banyak pengunjung yang datang. Bahkan sebagian dari mereka sudah tiba sejak pukul 10.00 WIB.

Jumlah pengunjung selama Ramadhan 2018 ini, kata dia, rata-rata sekitar 100 orang lebih per hari.

Libur Lebaran

Kepala Unit Pelaksana Teknis Lokawisata Baturraden Joko Haryanto memperkirakan, pengunjung akan melonjak secara signifikan saat libur Lebaran 2018. Karena itu, pihaknya telah melakukan berbagai persiapan untuk menyambut wisatawan mulai dari pembenahan fasilitas bagian dalam hingga area parkir.

Pihaknya menargetkan 120.000 wisatawan akan mengunjungi objek wisata tersebut pada libur Lebaran 2018. Target kunjungan dimulai pada hari Lebaran hingga H+15.

Kerja sama dengan pihak kepolisian dan pihak terkait lainnya juga dijalin, untuk meningkatkan keamanan dan untuk menimbulkan rasa aman bagi wisatawan yang berkunjung.

Pengamat Pariwisata Universitas Jenderal Soedirman, Chusmeru mengatakan, pengelola objek pariwisata memang perlu memanfaatkan momentum Ramadhan untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan.

Meskipun bulan puasa, aktivitas wisata biasanya tetap dapat berjalan, meskipun tidak semua objek dan daya tarik wisata dapat ditawarkan saat Ramadhan, khususnya wisata kuliner pada siang hari.

Chusmeru menjelaskan, saat pagi hingga sore biasanya dimanfaatkan untuk ngabuburit, sedangkan malam hari digunakan untuk wisata kuliner dan belanja.

Objek wisata yang biasa dikunjungi pagi sampai sore, antara lain wisata religi di masjid yang punya nilai sejarah dan budaya, gedung bioskop, perpustakaan atau galeri, museum, sarana rekreasi, dan sebagainya.

Sedangkan malam hari, tempat-tempat seperti pusat kuliner dan pusat perbelanjaan akan ramai dikunjungi.

Guna menarik minat wisatawan, kata Chusmeru, pengelola objek wisata perlu memperhatikan sejumlah hal. "Pertama, menciptakan suasana Ramadhan di masing-masing objek. Misalnya menyiapkan kemudahan bagi wisatawan untuk menjalankan ibadah sholat, dengan menata atau menambah tempat sholat di objek wisata," ujarnya.

Kedua, menyediakan tempat-tempat untuk istirahat atau berteduh, dan yang ketiga menyediakan bahan bacaan buku atau majalah yang bernuansa religius di tempat-tempat istirahat.

Keempat, mengadakan kegiatan atau menyuguhkan atraksi hiburan yang sesuai dengan nuansa Ramadhan di objek wisata, dan kelima, memberi diskon atau harga khusus masuk objek wisata selama Ramadhan.

Keenam, jika memungkinkan, objek wisata yang jam bukanya sampai malam, tidak ada salahnya menyediakan minuman atau makanan ringan untuk buka puasa bagi wisatawan secara cuma-cuma. Hal itu bisa dipandang sebagai bentuk penghormatan pengelola kepada wisatawan yang berpuasa serta dapat dipandang sebagai 'investasi religius'.

Pengelola objek wisata dan pihak terkait lainnya juga perlu memperhatikan sejumlah hal dalam menyambut libur Lebaran.

Libur Lebaran tahun ini, kata dia, akan terjadi peningkatan kunjungan wisatawan ke berbagai objek wisata di daerah. Terlebih lagi cuti bersama Idul Fitri pada tahun ini cukup panjang, oleh karena itu, para pemangku kebijakan perlu melakukan langkah-langkah antisipasi.

Misalkan, kata dia, pengamanan pada jalur wisata sangat penting, terutama di lokasi rawan kecelakaan dan kemacetan. Perlu dibuat posko pengamanan di setiap objek wisata yang melibatkan berbagai pihak.

Selain itu, untuk mengantisipasi terjadinya musibah dan gangguan keamanan, perlu penambahan personel keamanan di objek wisata.

"Perlu juga disiagakan tenaga medis untuk mengantisipasi adanya gangguan kesehatan pada wisatawan. Selain dokter dan paramedis, perlu juga disiapkan sarana penunjang kesehatan, seperti mobil ambulans yang selalu siaga di lokasi objek wisata yang padat pengunjung," ujarnya. (ant/yps)

Berita terkait
0
Presiden Jokowi Akan Hadiri KTT G7 serta Temui Pemimpin Rusia dan Ukraina
Negara pertama yang akan dikunjungi Presiden adalah Jerman untuk memenuhi undangan menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G7