Rakyat China Mengharapkan Kebijakan Nol-COVID Segera Diakhiri

Banyak orang di berbagai penjuru China pasrah antre beberapa kali dalam sepekan untuk tes Covid-19, perjalanan mereka ke wilayah lain dibatasi
Sejumlah warga antre untuk menjalani tes usap Covid-19 yang dilakukan secara rutin di Beijing, China, pada 13 Oktober 2022. (Foto: voaindonesia.com-AP/Andy Wong)

TAGAR.id, Beijing, China – Saat Partai Komunis yang berkuasa di China menggelar Kongres pada pekan ini, banyak warga Ibu Kota Beijing yang berfokus pada isu yang tidak masuk agenda resmi: Akankah akhir pertemuan membawa pelonggaran kebijakan “nol-COVID” yang kadang-kadang berlangsung keras yang telah mengganggu kehidupan dan ekonomi?

Tampaknya ini hanya menjadi angan-angan. Sementara dunia beralih ke kehidupan pasca pandemi, banyak orang di berbagai penjuru China pasrah antre beberapa kali dalam sepekan untuk melakukan tes Covid-19, perjalanan mereka ke wilayah lain dibatasi, dan kemungkinan lockdown komunitas yang terus ada.

Laporan terakhir situs independen, worldomters, menunjukkan sampai tanggal 21 Oktober 2022, jumlah kumulatif kasus virus corona (Covid-19) di China sebanyak 256.940 dengan 5.226 kematian.

“Tak ada apapun yang dapat kami lakukan,” kata Zhang Yiming, 51 tahun, pekan ini di sebuah taman di Beijing. “Jika kita lihat situasi di luar negeri, seperti AS, satu juta orang meninggal di sana, bukan? Di China, meskipun memang beberapa aspek dalam kehidupan kami tidak menyenangkan, seperti perjalanan dan ekonomi, tampaknya di sini tidak ada solusi yang baik.”

Orang-orang menunggu Kongres partai, yang berakhir pada Sabtu, 22 Oktober 2022, untuk dua alasan.

Pertemuan itu, yang dilakukan setiap lima tahun dan menetukan agenda nasional untuk lima tahun berikutnya, dapat mengirim sinyal kemungkinan perubahan arah kebijakan.

tes covid di xinjiangIlustrasi - Seorang petugas medis berjas pelindung mengambil swab dari seorang pria untuk melakukan tes asam nukleat gratis bagi warga di kompleks perumahan, setelah ditemukan kasus baru Covid-19 di Urumqi, Provinsi Xinjiang, China, 19 Juli 2020. (Foto: voaindonesia.com/via Reuters)

Kedua, pihak berwenang selalu memperketat kontrol sebelum dan selama acara penting dalam upaya menghilangkan gangguan, sehingga mereka dapat melonggarkan kontrol sewaktu acara berakhir.

Namun setiap harapan mengenai pelonggaran tampaknya pupus sebelum Kongres berlangsung. Surat kabar Partai Komunis China, People’s Daily, menerbitkan serangkaian opini mengenai efektivitas pendekatan “nol-COVID” China, dan para pejabat kesehatan pekan lalu mengatakan China harus patuh pada kebijakan itu.

Pemimpin China, Presidn Xi Jinping, memuji kebijakan itu pada acara pembukaan Kongres. Ia mengatakan kebijakan itu telah memprioritaskan dan melindungi kesehatan serta keselamatan masyarakat dan mencatat “pencapaian luar biasa dalam mencapai keseimbangan antara tanggapan terhadap epidemi dan pembangunan sosial.

Setelah wabah awal merebak pada awal 2020 yang menewaskan lebih dari 4.000 orang dan membuat rumah sakit serta kamar mayat kewalahan, China secara umum berhasil menjinakkan virus itu sementara negara-negara lain masih kewalahan menghadapinya – situasi kontras yang disebut-sebut dalam propaganda Partai Komunis. (uh/ab)/Associated Press/voaindonesia.com dan sumber lain. []

Berita terkait
China Tunda Umumkan Laporan Indikator dan Pertumbuhan Ekonomi
China menunda pengumuman indikator ekonomi dan pertumbuhan ekonomi kuartal III/2022 yang semula dijadwalkan pekan ini
0
Rakyat China Mengharapkan Kebijakan Nol-COVID Segera Diakhiri
Banyak orang di berbagai penjuru China pasrah antre beberapa kali dalam sepekan untuk tes Covid-19, perjalanan mereka ke wilayah lain dibatasi