Radio Komunitas, Bantu Atasi Persoalan Sosial

Lembaga penyiaran komunitas, termasuk radio komunitas menjadi media yang masih cukup efektif untuk mengakomodir kebutuhan sebuah komunitas.
Penandatanganan MoU Pengembangan Radio Komunitas antara FISIP UAJY dengan AMARC-AP dan JRKI di Kampus UAJY. Penandatanganan dilakukan pada Jumat 12 Juli 2019. (Foto: Tagar/istimewa)

Yogyakarta - Lembaga penyiaran komunitas, termasuk radio komunitas menjadi media yang masih cukup efektif untuk mengakomodir kebutuhan sebuah komunitas. Media yang dikelola oleh komunitas pemiliknya sendiri secara swadaya dan independen ini di nilai mampu menjadi media penyebarluasan informasi yang bahkan mampu membantu mengatasi persoalan sosial.

Berawal dari kesadaran tersebut, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Atma Jaya Yogyakarta (FISIP UAJY) menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan The World Association of Community Radio Broadcasters (AMARC) Asia-Pacific dan Jaringan Radio Komunitas Indonesia (JRKI).

Kepala Humas, Sekretariat dan Protokoler UAJY, Rebekka Rismayanti pada Selasa 16 Juli 2019 mengatakan, penandatanganan kerja sama ini telah dilakukan akhir minggu lalu.

“UAJY, AMARC-AP, dan JRKI berencana meluncurkan kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman tentang realitas penyiaran komunitas tingkat dasar. Selain itu, melalui kerja sama ini akan dilakukan pula identifikasi kesenjangan penyiaran komunitas, dan melaksanakan kegiatan yang mendukung inisiatif berbasis masyarakat setempat,” ungkapnya.

Acara penandatanganan dihadiri oleh Wakil Rektor III UAJY Pupung Arifin, Dekan FISIP UAJY F.X Bambang Kusumo Prihandono, Wakil Dekan I FISIP UAJY Alexander Beny Pramudyanto, Wakil Dekan III FISIP UAJY Sherly Hindra Negoro, dan perwakilan dari pihak AMARC dan JRKI.

Dikatakan Bambang Kusumo, Indonesia telah memperbesar kemungkinan bagi organisasi mitra dari radio komunitas untuk lebih mengembangkan kerja sama strategis dalam menangani beragam isu mengenai penyiaran komunitas.

Beragam kerja sama strategis tersebut juga kegiatan adaptasi perubahan iklim dan pengurangan risiko bencana melalui stasiun radio komunitas.

“Hal lain yang juga akan kami lakukan bersama ialah memajukan penyiaran komunitas, termasuk keberlanjutan teknologi, pemberdayaan gender, mendukung hak-hak komunitas. Pada saat yang sama, organisasi mitra juga dapat meningkatkan penciptaan, manajemen dan pelestarian pengetahuan tentang penyiaran komunitas, dan mempromosikan aksesibilitas yang ramah pengguna,” jelasnya.

Ditambahkan bambang, pertukaran lintas negara dari komunitas penyiaran, media dan komunikasi akan menjadi kegiatan lain yang ingin diimplementasikan oleh para mitra dalam waktu dekat. MoU ini juga dapat mengembangkan suasana kerja sama untuk pengembangan radio akademik dan komunitas, untuk mempromosikan hubungan dan saling pengertian antara semua lembaga yang terlibat. []

Artikel lainnya:

Berita terkait
0
Usai Terima Bantuan Kemensos, Bocah Penjual Gulali Mulai Rasakan Manisnya Hidup
Dalam hati Muh Ilham Al Qadry Jumakking (9), sering muncul rasa rindu bisa bermain sebagaimana anak seusianya. Main bola, sepeda.