PSBB, Hasto: Tidak Boleh Grasah-grusuh dan Pencitraan

Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto mengingatkan kepala daerah kader PDIP jangan pencitraan dan grasah-grusuh soal PSBB.
Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto mengingatkan kepala daerah kader PDIP jangan pencitraan dan grasah-grusuh soal PSBB. (foto: Tagar/Fernandho Pasaribu).

Jakarta - Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto mengingatkan kepala daerah yang menjadi kader partai banteng moncong putih agar tidak mengambil keputusan tergesa-gesa untuk melakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dalam mencegah penyebaran wabah virus corona (Covid-19). 

"Dalam situasi pandemi seperti ini seluruh kader partai, khususnya kepala daerah dilarang membuat keputusan tanpa pertimbangan matang. Tidak boleh grasah-grusuh, atau asal ambil keputusan. Terlebih hanya untuk pencitraan, atau demi kesan ketegasan," kata Hasto Kristiyanto kepada wartawan, di Jakarta, Sabtu, 12 September 2020. 

Pihak tertentu yang justru melakukan provokasi demi kekuasaan, mengambil sikap konfrontatif, dan tidak mau bekerja sama untuk rakyat.

Hasto menekankan, kepala daerah dari PDI Perjuangan wajib mengedepankan kepentingan rakyat dan ambil keputusan secara bijak, solutif, dan mudah dijalankan secara masif.

Baca juga: PSBB Total Anies Tutup Sekolah, Wisata, dan Hiburan

Di tengah pro kontra penerapan PSBB di DKI, PDI Perjuangan juga mengingatkan seluruh kader partai, baik di struktural partai, eksekutif maupun legislatif untuk menyelesaikan masalah rakyat dengan membangun harapan dan mendorong optimisme masa depan. 

Menurut Hasto, sejak awal ketika pandemi Covid-19 ini terjadi, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri telah memberikan lima instruksi pokok. 

Pertama, patuhi protokol pencegahan penyebaran virus dengan jaga jarak dua meter, pakai masker dan rajin cuci tangan. Kata Hasto, kesemuanya bersifat wajib. 

"Instruksi ini perlu disiplin total," ucap pria yang kerap disangkutpautkan dengan Harun Masiku itu. 

Kedua, tingkatkan imunitas tubuh dengan makan sayur dan buah yang kaya vitamin, seperti daun kelor, jeruk dan kulitnya, buah jambu merah, tomat, bayam, belimbing, daun pohon asam dan lainnya. 

Ketiga, realokasi anggaran untuk rakyat miskin, dengan mengedepankan program padat karya, dapur umum, dan perkuat usaha ekonomi rumah tangga. 

Baca juga: Polemik PSBB Jakarta, Mahfud Md: Kacau Akibat Tata Kata

"Keempat, gerakan menanam tanaman yang bisa dimakan. Adanya tanah, air, dan matahari itu elemen penting untuk pertumbuhan tanaman. Kelima, perkuat gotong royong, hadirkan politik penuh wajah kemanusiaan," kata politikus asal Yogyakarta ini. 

Berkaitan dengan gerakan menanam tanaman yang bisa dimakan, program itu dipimpin oleh Tri Rismaharini, Wali Kota Surabaya bersama dengan Sadar Restu, Wakil Sekjen PDI Perjuangan Bidang Kerakyatan. 

"Marilah kita perkuat solidaritas sosial. Dalam hal di tengah pandemi ini ada pihak-pihak tertentu yang justru melakukan provokasi demi kekuasaan, mengambil sikap konfrontatif, dan tidak mau bekerja sama untuk rakyat, maka hal-hal tersebut tidak usah dihiraukan. Kerja untuk rakyat adalah skala prioritas terpenting," kata Hasto Kristiyanto. 

Sebelumnya, Pemprov DKI Jakarta secara resmi memberlakukan PSBB total mulai Senin, 14 September 2020. Menurut Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, saat ini ibu kota dalam kondisi darurat Covid-19 dan pihaknya harus mengerem darurat PSBB transisi.

"Dalam rapat Gugus Tugas Percepatan Pengendalian Covid-19 di Jakarta tadi sore, disimpulkan bahwa kita akan menarik rem darurat. Artinya, kita terpaksa menerapkan kembali PSBB seperti pada masa awal pandemi dulu. Bukan lagi PSBB transisi. Jadi prinsipnya mulai Senin, 14 September 2020, kita akan berlakukan kembali PSBB," kata Anies Baswedan dalam konferensi virtual, Rabu malam, 9 September 2020. []

Berita terkait
Jakarta PSBB Lagi, Jusuf Kalla: Suatu Keharusan
Ketua PMI Jusuf Kalla menilai keputusan Anies menerapkan PSBB di DKI Jakarta merupakan sebuah keharusan di tengah kasus Covid-19 bertambah.
Anies: Aturan PSBB Baru Tak Seketat Awal Pandemi
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) mulai Senin, 14 September 2020, tidak seketat awal pendemi.
Anies PSBB DKI karena Angka Kematian Covid-19 Meningkat
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan ungkap maksud penerapan PSBB di ibu kota karena angka kematian akibat Covid-19 meningkat.
0
Tinjau Lapak Hewan Kurban, Pj Gubernur Banten: Hewan Kurban yang Dijual Dipastikan Sehat
Penjabat (Pj) Gubernur Banten Al Muktabar meninjau secara langsung lapak penjualan hewan kurban milik warga di Kawasan Puspiptek.