Protes Serangan Terhadap Warga Keturunan Asia di Amerika

Ratusan warga AS keturunan Asia turun ke jalan sampaikan protes karena peningkatan serangn terhadap warga keturunan Asia
Warga AS sebagian besar keturunan Asia melakukan unjuk rasa menentang lonjakan serangan terhadap warga Amerika keturunan Asia (Foto: Dok/voaindonesia.com/AP).

San Francisco - Vicha Ratanapakdee, seorang perempuan asal Thailand, berusia 84 tahun, meninggal dunia pada 31 Januari 2021 lalu setelah seorang penyerang berlari ke arahnya dan memukulnya sehingga jatuh ke trotoar. Ini terjadi di San Francisco, Amerika Serikat (AS). Ratusan warga AS keturunan Asia turun ke jalan sampaikan protes karena peningkatan serangn terhadap warga keturunan asia.

Keesokan harinya, di kawasan Chinatown di Oakland, California, AS, seorang laki-laki berusia 91 tahun didorong hingga jatuh oleh seorang penyerang yang kini menghadapi tiga tuduhan serangan berbeda.

Eddy Zheng, pendiri New Breath Foundation, mengatakan hal terburuk yang dilakukan satu pihak terhadap pihak lain adalah mengadu domba satu sama lain.

ilus2 asia amerikaProtes perlakuan diskriminasi terhadap warga Amerika keturunan Asia, Agustus 2020 (Foto: abc.net.au - Reuters/Kevin Lamarque)

“Kita juga perlu meminta pertanggungjawaban sistem dan pemerintah terhadap kegagalan mereka menangani supremasi kulit putih dan rasisme sistemik yang terus melanggengkan anti-warga kulit hitam dan anti-Asia, dan menggunakan kami sebagai kendaraan. Tetapi benar-benar berupaya menciptakan peluang terjadinya keterlibatan dan pemulihan lintas budaya,” ujarnya.

Direktur East Bay Alliance for Sustainable Economy (EBASE), Saabir Lockett, mengatakan “saat ini saudara-saudari dan tetangga kami yang berasal dari Asia mengalami kepedihan. Akar penyebab kejahatan dan aksi kekerasan ini sebenarnya karena kurangnya sumber daya.”

Demonstran di Chinatown mengatakan kebencian dan aksi kekerasan terhadap warga Asia telah terjadi selama beberapa bulan ini dan harus ditangani.

Aktivis komunitas Amerika keturunan Asia JoJo Au mengatakan, “Saya lelah melihat semua hal yang terjadi di media sosial, serangan terhadap warga lansia, melihat mereka luka-luka, melihat mereka dirampok. Sungguh menjijikkan melihat semua insiden ini. Saya jadi bertanya – mengapa tidak ada yang dilakukan untuk mengatasinya.”

Dilahirkan dan dibesarkan di Chinatown, Oakland, Au menggelar aksi pengumpulan dana untuk menyewa petugas keamanan pribadi yang bersenjata guna berpatroli di Chinatown dan komunitas lain di sekitarnya.

Yang mengejutkan, ia berhasil mencapai target untuk mengumpulkan 25 ribu dolar hanya dalam satu hari saja, dan kemudian menaikkan targetnya menjadi 50 riu dolar; karena menurutnya memastikan keamanan komunitas itu merupakan misi penting.

“Jujur saja saya awalnya tidak menyadari langkah pengumpulan dana ini akan meluas dengan sangat cepat. Banyak orang yang begitu prihatin dengan hal ini dan ingin melakukan sesuatu, tetapi tidak tahu bagaimana caranya. Saya senang bisa memulai hal ini karena berkat dukungan itu, kini para pedagang pun merasa lebih aman, sebagian pembeli atau konsumen mereka juga merasa lebih aman,” tambah JoJo Au.

Pada tahun 2020, Stop AAPI Hate melaporkan pusat itu menerima lebih dari 2.800 laporan insiden bernuansa kebencian terhadap warga Amerika keturunan Asia, di mana 80% kasus itu mencakup serangan fisik.

ilus3 asia amerikaWally Ng, anggota Guardian Angels, berpatroli bersama anggota lain di Chinatown saat pandemi virus corona (Covid-19) di New York City, New York, AS, 16 Mei 2020 (Foto: voanews.com/Reuters)

Data Stop AAPHI Hate menunjukkan perempuan dilecehkan atau diserang dua setengah kali lebih sering dibanding laki-laki.

Stop AAPHI Hate didirikan pada Maret 2020 untuk merespon meningkatnya kebencian terhadap warga asing – atau xenophobia – akibat pandemi virus corona di Amerika. Badan itu melacak dan menanggapi insiden-insiden kekerasan dan kebencian terhadap warga Amerika keturunan Asia.

“Akibat insiden bernuansa rasis tahun lalu dan aksi kekerasan terhadap komunitas itu tahun ini, komunitas Amerika keturunan Asia kini sangat prihatin dan ketakutan. Kami tidak tahu apakah kejahatan-kejahatan di jalan yang terjadi saat ini bermotif ras, tetapi dampaknya sama, yaitu sama-sama menimbulkan trauma,” kata Jeung (em/lt)/Associated Press/voaindonesia.com. []

Berita terkait
Kenapa Ada Warga Asia Berharap Donald Trump Kalahkan Biden
Sejumlah warga di Asia berharap Donald Trump mengalahkan Joe Biden pada Pilpres Amerika Serikat tanggal 3 November 2020
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.