Protes Massal Lawan Ekstremis Kanan Terus Berlanjut di Jerman

Warga juga turun ke jalan pada hari Minggu (4/2/2024) di kota-kota lain seperti di Lübeck dan Magdeburg
Di Bremen, Jerman, pada hari Minggu (4/2/2024), lebih dari 16.000 orang turun ke jalan menentang ekstremisme sayap kanan (Foto: dw.com/id - Fabian Steffens/Eibner-Pressefoto/picture alliance)

TAGAR.id - Selama berminggu-minggu, aksi protes terhadap ekstremisme kanan di Jerman belum kunjung berhenti. Demonstrasi terbesar terjadi pada akhir pekan kemarin.

Menurut informasi dari kepolisian, sekitar 16.500 orang berdemonstrasi di Kota Bremen, Jerman. "Aliansi Bremen Melawan Kanan" mengetengahkan semboyan "Melawan Pergeseran ke Kanan". Slogan "Tidak boleh lagi terjadi adalah sekarang!" mewarnai spanduk dan poster para pengunjuk rasa. Slogan "Tidak boleh lagi terjadi" dalam bahasa Jerman "Nie Wieder" adalah slogan yang sering digunakan pada peringatan kekejaman Nazi dan aksi-aksi melawan Neonazi.

Banyak keluarga dengan anak-anak dan orang tua ikut serta dalam prosesi akbar tersebut. Aksi protes tidak hanya terjadi di kota Bremen. Warga juga turun ke jalan pada hari Minggu (4/2/2024) di kota-kota lain seperti di Lübeck dan Magdeburg.

Di Berlin, menurut laporan polisi, lebih dari 150.000 orang berkumpul di depan gedung parlemen Jerman Reichstag pada hari Sabtu (3/2/2024) untuk berdemonstrasi mendukung demokrasi dan toleransi, melawan ekstremis kanan, kebencian dan partai ultrakanan Alternatif untuk Jerman, AfD.

Penyelenggaranya, sebuah aliansi yang disebut "Hand in Hand", menyebutkan 300.000 orang turun ke jalan dalam aksi itu. Polisi Berlin mengatakan sekitar 700 petugas dikerahkan untuk menjaga jalannya demonstrasi. Stasiun kereta bawah tanah Bundestag ditutup sementara, Kerumunan orang memenuhi stasiun kereta bawah tanah dan stasiun pemberhentian lainnya di pusat kota.

Laporan penelitian memicu protes lawan ekstremis kanan

Bukan di ibu kota saja banyak orang turun ke jalan pada hari Sabtu (3/2/2024). Di Dresden, menurut penyelenggara, 30.000 orang datang ke unjuk rasa dengan semboyan "Kami adalah tembok pengaman." Sekitar 30.000 orang berkumpul di Freiburg, sekitar 25.000 di Augsburg dan sekitar 10.000 di Krefeld – demikian menurut informasi polisi.

Pemicu demonstrasi besar-besaran menentang ultrakanan adalah laporan media Correctiv tentang pertemuan kelompok ultra kanan radikal di Potsdam pada bulan November silam, yang juga dihadiri oleh politisi AfD serta anggota CDU dan kelompok "Werteunion" yang sangat konservatif. Pertemuan itu diduga mendiskusikan perihal pengusiran para imigran dan "warga negara yang tidak berasimilasi."

Di sana, mantan ketua ekstremis sayap kanan Gerakan Identitarian di Austria, Martin Sellner, diduga berbicara tentang konsep yang disebut "remigrasi". Ketika ekstremis kanan menggunakan istilah ini, biasanya yang mereka maksud adalah sejumlah besar orang asing harus meninggalkan negara yang kini jadi hunian mereka– bahkan di bawah tekanan.

Kanselir Jerman Olaf ScholzIustrasi - Kanselir Jerman, Olaf Scholz, berdiri di depan senjata antipesawat self-propelled Jerman Flakpanzer Gepard selama kunjungan program pelatihan untuk tentara Ukraina di tank anti-pesawat Gepard di Putlos dekat Oldenburg, Jerman 25 Agustus 2022. (Foto: voaindonesia.com/Axel Heimken/Pool via REUTERS)

Scholz dan Lauterbach memuji demonstrasi

Di platform X, Kanselir Jerman Olaf Scholz (SPD) menggambarkan banyaknya demonstrasi menentang ekstremisme kanan pada akhir pekan sebagai "tanda kuatnya” demokrasi dan Undang-Undang Dasar Jerman.

Masih di media sosial yang sama, Menteri Kesehatan Jerman Karl Lauterbach membagikan foto demonstrasi di Berlin, yang menunjukkan dirinya bersama pemimpin SPD dan rekan partainya Saskia Esken dan Wakil Presiden Parlemen Eropa, Katarina Barley. "Demonstrasi besar-besaran menentang kelompok sayap kanan di depan Reichstag adalah sebuah pertanda yang jelas," tulis Lauterbach di X.

Mayoritas masyarakat tidak ingin membiarkan "AfD dan setengah Nazi merampas demokrasi dan kemakmuran," demikian bunyi postingan tersebut. "Banyak orang kini menyadari bahwa ini bukanlah science fiction, melainkan sebuah bahaya nyata."

Di medsos X, pemimpin Partai Hijau Ricarda Lang juga menerbitkan foto dirinya saat berada di tengah demonstrasi di Berlin. "AfD hidup dari kebohongan bahwa mereka mewakili mayoritas yang diam. Tapi sekarang mayoritas berdiri. Dan ini sangat jelas: Melawan ekstremisme ekstrem kanan dan untuk demokrasi," tulis Ricarda Lang.

Partai AfD marah atas dukungan pemerintah terhadap protes tersebut, dan bertanya di platfrom X: "Apa yang sebenarnya terjadi di Jerman ketika pemerintah menyerukan demonstrasi melawan sebagian penduduk?"

Peneliti protes melihat "perubahan narasi"

Menurut peneliti aksi protes Tareq Sydiq, banyaknya demonstrasi dalam beberapa minggu terakhir dapat memicu gerakan protes jangka panjang. Meskipun belum ada tujuan yang jelas, para demonstran sudah bisa mengklaim keberhasilan: Dengan gerakan mereka melawan ekstremisme kanan.

Mereka menciptakan "perubahan narasi tertentu" di mana konten AfD kini tidak terus-menerus dibahas, "tetapi bahwa masyarakat berbicara tentang ekstremisme kanan di AfD," kata Sydiq, yang bekerja di Pusat Penelitian Konflik di Universitas Philipps di Marburg.

Meskipun peringkat popularitas AfD mengalami sedikit penurunan menyusul laporan Correctiv, saat ini partai tersebut merupakan partai terpopuler kedua di Jerman, setelah CDU yang konservatif. [ap/hp (dpa, afp, rtr, kna)]/dw.com/id. []

Berita terkait
Pemimpin Sayap Kanan Italia Giorgia Meloni Mengaku Siap Bentuk Pemerintahan
Pemimpin sayap kanan Italia, Giorgia Meloni, telah meminta presiden negara itu untuk memberinya mandat untuk membentuk pemerintahan baru
0
Protes Massal Lawan Ekstremis Kanan Terus Berlanjut di Jerman
Warga juga turun ke jalan pada hari Minggu (4/2/2024) di kota-kota lain seperti di Lübeck dan Magdeburg