Profil Pratikno, Menteri yang Tetap Lanjut Bersama Jokowi

Presiden Jokowi memanggil sejumlah calon menteri Kabinet Kerja Jilid II di Istana Kepresidenan, termasuk Menteri Sekretaris Negara Pratikno.
Menteri Sekretaris Negara Pratikno periode 2014-2019. (Foto: Instagram/@kemensetneg.ri)

Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi memanggil sejumlah calon menteri Kabinet Kerja Jilid II di Istana Kepresidenan Jakarta, pada Senin, 21 Oktober 2019. Salah satunya adalah Menteri Sekretaris Negara Pratikno di periode 2014-2019.

Dengan balutan kemeja putih, celana bahan hitam,dan sepatu pantofel mengkilap, Pratikno dengan gagah melangkah menuju Istana Kepresidenan didampingi oleh Fadjroel Rachman dan Nico Harjanto.

Pratikno diklaim akan bertahan di sisi Presiden Jokowi di jajaran Kabinet Kerja Jilid II periode 2019-2024. Memang sebelumnya, ia sudah menduduki jabatan di kursi menteri pada pemerintahan Jokowi jilid I sebagai Menteri Sekretaris Negara.

Tak hanya itu, pria yang lahir di Desa Dolokgede, Kecamatan Tambakrejo, Kabupaten Bojonegoro ini, ternyata pernah menjadi Rektor Universitas Gajah mada (UGM) ke 14. 

Sebelum berkiprah menjadi rektor, Pratikno merupakan Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik UGM. Publik juga mengenal pria berusia 57 tahun ini, ketika menjadi moderator debat calon presiden pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2009 yang ditayangkan secara langsung oleh beberapa televisi swasta.

Keluarga dan Masa Pendidikan  

Pria yang lahir pada 13 Februari 1962 berasal dari keluarga yang sederhana. Sejak kecil, Pratikno sangat giat belajar dan berprestasi. Lulus dari Sekolah Dasar (SD), ia melanjutkan pendidikan formalnya di SMP Bojonegoro yang jaraknya puluhan kilometer dari rumahnya. 

Karena jarak yang ditempuhnya itu jauh, membuat dia harus menyewa kos-kosan. Dengan alasan itu, ternyata kedua orang tua Pratikno juga mendukung, supaya dirinya bisa menimba ilmu dengan baik.

Pratikno dan KeluargaMenteri Sekretaris Negara Pratikno bersama istri dan ketiga putrinya bernama Anisa Firdia Hanum, Hilda Mutia Hanum, dan Gita Nadia Hanum. (Foto: Instagram/@anisafhanum)

Setelah lulus SMP, dia masuk SMA di Kota Bojonegoro dan mendapatkan ijazah SMA nya pada 1980. Sadar dengan kondisi keluarganya, Pratikno punya tekad yang pantang menyerah untuk terus melanjutkan jenjang pendidikan yang tinggi.

Pratikno kemudian hijrah ke Yogyakarta untuk melanjutkan pendidikan di Universitas Gajah Mada (UGM), Yogyakarta. Ia menamatkan gelar sarjananya pada 1985 di bidang politik dan pemerintahan.

Selama masa perkuliahan, Pratikno banyak mengisi kajian diskusi di kalangan mahasiswa. Meski terbentur karena status sosialnya, dia tetap bertekad untuk terus menimba ilmu sebanyak-banyaknya tanpa perlu melihat dari mana dirinya berasal. 

Berkat kegigihannya dalam belajar, terbukti dia pernah menjadi mahasiswa terbaik pada semester III di kampus tercintanya itu. Bahkan, selama duduk di bangku kuliah, Pratikno sangat mandiri dan tidak mau menyusahkan orang. 

Pada pertengahan tahun 1980, selama menjadi mahasiswa, dirinya banyak mengirimkan tulisan-tulisan ke sejumlah media yang ada di Jawa. Hal tersebut dilakukan untuk mencari biaya hidup selama di Yogyakarta. 

Setelah lulus dengan gelar sarjananya di UGM pada 1985, menteri sekretaris negara ini memutuskan untuk terbang ke Negeri Elizabeth demi mengejar gelar magisternya di bidang yang sama. Dia mengambil Jurusan Development Administration di University of Birmingham, Inggris, dan berhasil mengantongi gelar M.Soc.Sc pada tahun 1990. 

Tidak puas dengan ilmu yang didapat, Pratikno kembali menjelajah dunia dengan singgah di Australia. Di sana, dia mengejar gelar doktoralnya dengan mengambil jurusan Asian Studies di Flinders Universityof South Australia pada 1997. 

Perjalanan Karir

Setelah merasa pendidikannya cukup dengan menjelajah dua negara sebagai modalnya melangkah maju, ternyata ayah dari tiga anak ini memilih untuk kembali ke kampung halamannya. 

Pratikno menyatakan ilmu yang didapatkan harus bermanfaat bagi kampung halamannya. Dengan konsep pemikirannya itu, suami dari Siti Faridah ini membentuk sebuah lembaga swadaya masyarakat bernama Ademos Indonesia. 

Lembaga ini menjadi wadah untuk masyarakat mengembangkan diri, mengadvokasi, serta membentuk kelompok peternak hingga mengembangkan teknologi peternakan. 

Perjalanan karir Pratikno diawali ketika dirinya itu menjadi bagian dari pengajar di almamaternya sendiri, yaitu UGM. Sejak usia 23 tahun, ayah dari  Anisa Firdiahanum diterima menjadi dosen di kampus tercintanya itu.

Hampir 28 tahun Pratikno mengemban karier di kampus itu serta mengabdi di tempat yang memberinya banyak ilmu dan pengalaman. Pada 2003, dia menjabat sebagai direktur program Pascasarjana Prodi Ilmu Politik yang berkonsen pada Politik Lokal dan otonomi daerah. 

Di sana, dia juga sekaligus menjabat sebagai Wakil Dekan bidang akademik FISIP UGM hingga 2004. Karir Pratikno nyatanya meningkat, ketika diangkat menjadi Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik UGM pada 2008 hingga 2012.  

Melihat kejeniusannya itu, dia menerima tawaran menjadi moderator pada debat capres 2009, tim seleksi anggota KPU, dan Bawaslu. Namun, pucak karirnya itu adalah ketika menjabat Rektor di UGM periode 2012-2017.

Dalam kurun waktu dua tahun tepatnya pada Pilpres 2014, Pratikno sudah masuk ke dunia politik dengan menjadi tim ahli dan tim sinkronisasi program pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla

Karirnya kemudian melejit, saat Presiden Jokowi yang ternyata satu almamaternya itu meminta dirinya untuk menjadi menteri sekretaris negara dengan masa bakti 2014-2019.

Pada Kabinet Kerja Jilid II kali ini, Jokowi dikabarkan akan mempertahankan Pratikno menjabat Menteri Sekretaris Negara kembali. Hal tersebut terbukti pada Senin, 21 Oktober 2019, dirinya bersama calon-calon menteri yang akan mengisi Kabinet Kerja periode 2019-2024 ini memenuhi panggilan presiden ke Istana. (Revy Putra Andaryanto) 

Baca juga:

Berita terkait
Pratikno Sebut Draft Perppu UU KPK Telah Disiapkan
Menteri Sekretaris Negara Pratikno telah menyiapkan draf Perppu UU KPK, tinggal menunggu keputusan Presiden Jokowi
Perpres Tenaga Kerja Asing, Mensesneg Pratikno: Bukan Mempermudah Tapi Menyederhanakan Proses
Mensesneg Pratikno meluruskan adanya anggapan Perpres Nomor 20 Tahun 2018 tentang Tenaga Kerja Asing mempermudah tenaga kerja asing bebas masuk ke Indonesia, namun hanya penyederhanaan proses saja.
Isi Perbincangan Fadjroel Rachman Bersama Jokowi
Mantan aktivis Fadjroel Rachman di undang oleh Presiden Jokowi ke Istana Kepresidenan Jakarta pada Senin, 21 Oktober 2019.
0
Harga Emas Antam di Pegadaian, Rabu 22 Juni 2022
Harga emas Antam hari ini di Pegadaian, Rabu, 22 Juni 2022 untuk ukuran 1 gram mencapai Rp 1.034.000. Simak rincian harganya sebagai berikut.