Profil Cak Nanto Pengganti Dahnil Anzar di Pemuda Muhammadiyah

Sunanto atau Cak Nanto pengganti Dahnil Anzar Simanjuntak di Pemuda Muhammadiyah
Ketua Pemuda Muhammadiyah periode 2018-2022, Sunanto, tampil sederhana dengan menggunakan transportasi publik. (Foto: Instagram/CakNanto09)

Jakarta, (Tagar 4/12/2018) - Sunanto, atau yang biasa disapa sejawatnya dengan panggilan Cak Nanto, terpilih mengantikan Dahnil Anzar Simanjuntak untuk menduduki kursi Ketua Pemuda Muhammadiyah periode 2018-2022. 

Cak Nanto kokoh di posisi peraih suara terbanyak dari total 1.196 pemilih. Pria berdarah Madura ini meraih 590 suara, meninggalkan jauh dua rivalnya, Ahmad Labib yang hanya memperoleh 292 suara, dan Ahmad Fanani di posisi buncit dengan 266 suara. 

Pemilihan dengan  mekanisme voting manual dilakukan di hari terakhir Muktamar Pemuda Muhammadiyah ke XVII di Gedung Sportstarium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Rabu (28/11) lalu.  

Cak Nanto sejatinya bukan orang baru di kalangan Pemuda Muhammadiyah. Sunanto Cilik sudah bersinggungan dengan atmosfir Muhammadiyah saat tinggal di Panti Asuhan Muhammadiyah Sumenep.

Sunanto lahir di Desa Lobuk, Kecamatan Bluto, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur. Sebuah desa terpencil di bagian selatan ujung timur Pulau Madura. Tempat yang jauh dari jalan protokol. 

Selepas lulus dari SD Negeri Lobuk, Sunanto masuk Pondok Pesantren Sumber Mas, di Kecamatan Ganding, Kabupaten Sumenep, sekaligus menempuh pendidikan di MTs Sumber Mas Ganding. Di sinilah watak keislaman mulai ditempa dengan pendidikan formal di tsanawiyah dan kajian kitab kuning di pondok pesantren.

Selepas Tsanawiyah, Anak dari pasangan Muatram dan Zakiyah ini kemudian melanjutkan pendidikan di SMA Muhammadiyah Sumenep, pilihan paling masuk akal bagi anak kurang mampu seperti dirinya. Bersekolah di SMA Muhammadiyah Sumenep ini gratis tanpa biaya. Semua ditanggung PAM Sumenep, seperti yang kami kutip dari laman resmi CakNanto.com.

Bungsu dari tiga bersaudara ini tercatat aktif di banyak organisasi, menempanya dengan banyak pengalaman bekerja dalam tim dan seni kepemimpinan. Mulai dari menjabat sebagai Pimpinan Ranting Ikatan Remaja Muhammadiyah (IRM), sampai akhirnya mencapai pucuk tertinggi organisasi di tingkat daerah sebagai Pimpinan Daerah IRM Sumenep. Sekarang IPM (Ikatan Pelajar Muhammadiyah). Kemampuan berorganisasi Sunanto kian terasah, hingga ia berhasil menjadi Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) IMM Jawa Tengah.

Selepas kuliah Sunanto masih melanjutkan karier di DPP IMM sebagai Kabid Hikmah. Bahkan ia sempat maju sebagai calon Ketua Umum DPP IMM bersaing dengan Ton Abdillah dan hanya kalah satu suara.

Ayah dari Qiesha Joang Ikatan dan Queen ini masuk di jajaran Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah. Bahkan di Muktamar XVI di Padang, Sumatera Barat, ia berhasil masuk sebagai salah seorang formatur dan terpilih menjadi Ketua Bidang Hikmah dan Kebijakan Publik. Tidak hanya itu, ia juga berhasil menjadi Koordinator Nasional Jaringan Pemantau Pemilu untuk Rakyat (JPPR) periode 2017-2019.

Keaktifannya di Pemuda Muhammadiyah mengantarkan Sunanto menjadi pribadi yang matang. Di saat banyak pimpinan yang masuk resuffle, ia tetap bisa bertahan. Dan di Muktamar XVII Pemuda Muhammadiyah di Yogyakarta, ia maju sebagai kandidat calon ketua umum, bersaing dengan para calon yang lebih tenar dibanding dirinya.

Anak petani dari pesisir karang Madura ini akhirnya mampu membuktikan dirinya menjadi Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah Periode 2018-2022. []

Berita terkait
0
Tinjau Lapak Hewan Kurban, Pj Gubernur Banten: Hewan Kurban yang Dijual Dipastikan Sehat
Penjabat (Pj) Gubernur Banten Al Muktabar meninjau secara langsung lapak penjualan hewan kurban milik warga di Kawasan Puspiptek.