Presiden Terpilih Korsel Ingin Sikap Lebih Tegas Terhadap Korut

Presiden terpilih Korsel, Yoon Suk Yeol, katakan akan bangun militer yang kuat dan memperkuat aliansi dengan AS hadapi provokasi Korut
Yoon Suk Yeol, calon presiden dari oposisi utama People Power Party, yang terpilih sebagai presiden baru Korea Selatan di Seoul, Korea Selatan, 10 Maret 2022 (Foto: voaindonesia.com/AP)

Seoul, Korea Selatan – Presiden terpilih Korea Selatan (Korsel), Yoon Suk Yeol, mengatakan pada hari Kamis, 10 Maret 2022, ia akan memperkuat aliansi dengan Amerika Serikat (AS), membangun militer yang kuat dan dengan tegas mengatasi provokasi Korea Utara (Korut). Pernyataannya tersebut disampaikan hanya beberapa jam setelah ia memenangkan pemilihan yang dalam persaingan dengan ketat.

Yoon, yang masa jabatan lima tahun akan dimulai pada Mei 2022, mengatakan selama kampanyenya, ia akan membuat aliansi Seoul yang diperkuat dengan Washington sebagai pusat kebijakan luar negerinya. Ia menuduh Presiden Moon Jae-in, yang akan segera mengakhiri jabatannya, condong ke Pyongyang dan Beijing dan menjauh dari Washington. Ia juga menekankan perlunya mengakui kepentingan strategis untuk memperbaiki hubungan dengan Tokyo meskipun ada perselisihan bilateral terkait sejarah baru-baru ini.

Beberapa pakar mengatakan pemerintahan Yoon kemungkinan akan dapat memperkuat hubungan dengan Washington dan memperbaiki hubungan dengan Tokyo tetapi tidak dapat menghindari pertikaian dengan Pyongyang dan Beijing.

presiden baru korselPresiden terpilih Korea Selatan, Yoon Suk-yeol, memegang karangan bunga saat dia diberi ucapan selamat atas kemenangannya oleh anggota partai dan anggota parlemen di Majelis Nasional di Seoul, Korea Selatan, 10 Maret 2022 (Foto: voaindonesia.com/AP)

“Saya akan membangun kembali aliansi Korea Selatan-Amerika Serikat. Saya akan menjadikannya aliansi strategis yang komprehensif yang menjunjung tinggi nilai-nilai penting seperti demokrasi liberal, ekonomi pasar dan HAM,” kata Yoon pada konferensi pers yang disiarkan televisi.

''Saya akan membangun kapasitas militer yang kuat untuk mencegah provokasi sepenuhnya,'' kata Yoon. ''Saya akan tegas menangani perilaku terlarang dan tidak masuk akal Korea Utara, meskipun saya akan selalu membuka pintu dialog dengan Korea Utara.”

Setelah kemenangannya, Yoon berbicara dengan Presiden AS, Joe Biden, melalui telepon. Menurut pernyataan Gedung Putih, Biden memberi selamat atas terpilihnya Yoon dan menekankan komitmen AS untuk membela Korea Selatan. Pernyataan itu mengatakan keduanya juga berkomitmen mempertahankan koordinasi yang erat dalam mengatasi ancaman yang ditimbulkan oleh program nuklir dan misil Korea Utara.

Korea Utara belum memberi komentar apapun tentang terpilihnya Yoon. Dalam beberapa pekan terakhir, Pyongyang melangsungkan rentetan uji misil balistik berkemampuan nuklir yang menurut para ahli sebagai upaya untuk memodernisasi persenjataannya dan menekan pemerintahan Biden untuk membuat konsesi, seperti keringanan sanksi-sanksi, di tengah diplomasi yang terhenti (ab/ka)/voaindonesia.com. []

Utusan AS, Jepang dan Korsel Bahas Peluncuran Rudal Korut

Amerika dan Korsel Bahas Cara-cara Untuk Berdialog dengan Korut

Korsel Identifikasi Pelintas Batas Sebagai Pembelot dari Korut

Korut Ancam Kirim Tentara ke Zona Perbatasan Korsel

Berita terkait
7 Awak dan Kapal Korea Utara Dikembalikan Korea Selatan
Militer Korea Selatan kembalikan sebuah kapal patroli Korea Utara dan tujuh awaknya yang melintasi perbatasan laut yang disengketakan
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.