Presiden Taiwan Tsai Sebut Invasi China Tidak Mungkin Terjadi Sekarang

“Menurut saya ini mungkin bukan waktunya bagi mereka untuk mempertimbangkan invasi besar-besaran terhadap Taiwan,”
Presiden Taiwan, Tsai Ing-wen, berbicara di depan Gedung Kepresidenan di Taipei, Taiwan, 10 Oktober 2023. (Foto: voaindonesia.com/AP)

TAGAR.id - China kemungkinan besar tidak akan mempertimbangkan invasi besar-besaran ke Taiwan sekarang ini karena adanya berbagai tantangan di dalam negerinya, meskipun Beijing sedang berupaya memengaruhi pemilu Taiwan mendatang. Hal dikatakan oleh Presiden Taiwan, Tsai Ing-wen, pada Rabu (30/11-2023).

“Saya pikir para pemimpin China sekarang ini sedang kewalahan dengan tantangan di dalam negerinya,” kata Tsai pada DealBook Summit 2023 di New York, AS.

“Menurut saya ini mungkin bukan waktunya bagi mereka untuk mempertimbangkan invasi besar-besaran terhadap Taiwan,” tambahnya dalam sebuah rekaman wawancara.

Tsai menanggapi pertanyaan mengenai risiko invasi, setelah pertemuan yang dicermati antara Presiden AS dan China, Joe Biden dan Xi Jinping di California pada bulan ini.

Pembicaraan para pemimpin tersebut, di sela-sela KTT forum Kerja Sama Ekonomi Asia-Pasifik, dimaksudkan untuk mencegah berkembangnya ketegangan menjadi konflik.

Namun, Xi dan Biden masih berselisih pendapat mengenai Taiwan, yang menjadi titik konflik kedua negara. Xi mengatakan kepada Biden bahwa reunifikasi “tidak dapat dihentikan.”

China menganggap Taiwan yang demokratis sebagai wilayahnya, yang suatu hari akan diambil dengan paksa jika perlu.

Namun untuk sekarang ini, Beijing sedang bergulat dengan berbagai tantangan ekonomi, keuangan dan politik di dalam negerinya, kata Tsai. Masyarakat internasional juga telah menjelaskan bahwa perang bukanlah pilihan, lanjutnya.

Namun China “masih tertarik untuk turut campur” dalam pemilihan presiden Taiwan mendatang, kata Tsai. Ia menambahkan bahwa Beijing sedang berupaya memengaruhi hasil pemilu agar menguntungkannya.

pendukung kandidat wali kotaPendukung kandidat Wali Kota Partai Kuomintang Taiwan Wayne Chiang bersorak di Taipei, Taiwan, 26 November 2022. (Foto: voaindonesia.com/AP)

“Semua pemilu penting di Taiwan sejak 1996 telah melihat ada operasi pengaruh serupa dari China,” kata Tsai, seraya menyatakan bahwa hal tersebut mencakup penggunaan ancaman militer dan pemaksaan ekonomi.

Daripada mengharapkan Beijing menghentikan taktiknya, Taiwan harus “berfokus untuk memperkuat ketangguhan demokrasi kita,” lanjutnya.

Taiwan yang berpemerintahan sendiri akan menyelenggarakan pemilihan presiden pada bulan Januari, dan ini dicermati oleh para pembuat kebijakan di Beijing dan Washington karena hasilnya dapat mempengaruhi hubungan Taipei dengan Beijing yang semakin terlihat bermusuhan.

Ketika ditanya apakah upaya AS untuk meningkatkan kemampuan produksi chipnya dapat membuat hubungan Washington dengan Taipei kurang bernilai dalam jangka panjang, Tsai menambahkan industri semikonduktor Taiwan sekarang ini tidak dapat dipindahkan ke tempat lainnya.

Tsai tidak dapat mencalonkan diri dalam pemilu mendatang, karena ia akan menyelesaikan maksimum dua masa jabatannya. (uh/ab)/AFP/voaindonesia.com. []

Berita terkait
Cawapres Taiwan Puji Kemitraan dengan AS Jadi Kunci untuk Imbangi Hubungan dengan China
Mereka unggul dalam berbagai jajak pendapat namun tidak disukai China, mereka bahkan dikecam Beijing sebagai “duo kemerdekaan”