Jakarta, (Tagar 20/8/2018) – Presiden Dewan Olimpiade Asia (OCA) Syeikh Ahmad Al Fahad Al Sabah menilai, upacara pembukaan Asian Games ke-18 yang berlangsung di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta, pada Sabtu (18/8) malam, telah sesuai dengan standar penyelenggaraan Olimpiade.
"Upacara pembukaan itu adalah sukses pertama penyelenggaraan ini. Pembukaan itu sangat indah dan menggambarkan Indonesia sebagai negara Islam yang besar di Asia dan di kawasan," kata Syeikh Ahmad dalam jumpa pers di Jakarta, Senin (20/8).
Syeikh Ahmad mengatakan, upacara pembukaan Asian Games 2018 menempati standard yang tinggi sebagai pembukaan pesta multi-cabang olahraga di kawasan Asia Tenggara.
"Saya kira, Indonesia lebih merasa puas dibanding kami. Di negara ini, persatuan dalam masyarakat telah kita lihat dalam upacara pembukaan. Kejayaan Asia untuk memiliki dua Korea, utara dan selatan, bersama-sama berpartisipasi dalam pertandingan, serta melanjutkan apa yang dimulai di Busan," ujarnya.
Indonesia, menurut Syeikh Ahmad, merupakan tanah damai yang menjadi tuan rumah dua negara Korea itu secara ramah dan sebagai satu kesatuan.
"Kami sangat gembira. Kami tidak dapat mengklaim kesuksesan ini tanpa keterlibatan para atlet, masyarakat Indonesia, dan media massa," kata Syeikh Ahmad.
OCA, menurut Syeikh Ahmad, telah berkoordinasi terus-menerus dengan Panitia Penyelenggara Asian Games 2018 (INASGOC) untuk menggelar pesta multi-cabang olahraga tertinggi di Asia itu dalam waktu tiga tahun.
"Kerja keras dalam tiga tahun ini antara kami dengan panitia penyelenggara telah menggambarkan kesuksesan. Kami semakin percaya diri untuk mewujudkan Asian Games yang sukses," tuturnya.
Asian Games 2018, lanjut Syeikh Ahmad, diikuti lebih dari 17 ribu atlet dan ofisial dari 45 negara dan lebih dari 11 ribu pekerja media. Jumlah itu merupakan keikutsertaan terbesar sepanjang penyelenggaraan Asian Games, baik jumlah atlet dan ofisial ataupun jumlah pekerja media yang terlibat.
"Kami berharap kerja keras dan kesuksesan ini dapat terus terjaga hingga akhir dari penyelenggaraan Asian Games ini," kata dia.
Suka Cita Tuan Rumah
Sementara itu, Asian Games 2018 hari kedua, Senin (20/8), suka cita menyelimuti kontingen tuan rumah Indonesia yang meraih tambahan tiga medali emas, dua dari cabang sepeda dan satu dari wushu.
Tuan rumah dengan hasil tersebut, sementara sudah meraih empat emas, setelah sehari sebelumnya meraih emas pertama diraih melalui Defia Rosmaniar dari cabang taekwondo.
Kontingen tuan rumah semakin bersuka cita, setelah pada tim sepak bola secara gemilang mengalahkan Hong Kong 3-1 untuk memuncaki klasemen Grup A dan lolos ke babak 16 besar.
Lindswell Kwok mengawali kegembiraan kontingen Indonesia dengan mempersembahkan medali emas dari cabang wushu saat bertanding di nomor Taijiquan-Taijijian putri.
Pada pertandingan yang berlangsugn di JIExpo, Kemayoran Jakarta dan disaksikan Presiden Joko Widodo itu, Lindswell meraih angka tertinggi, yaitu 9,75, mengalahkan saingan terberatnya Juanita Ying asal Hong Kong (9,71) dan Agatha Chrystenzen dari FIlipina (9,68).
Bagi Lindswell, kelahiran Medan pada 24 September 1991 itu, emas tersebut merupakan yang pertama di ajang Asian Games.
"Lindswell, sang ratu wushu Asia Tenggara, kini menjadi ratu Asia. Selamat!" cuit Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam akun Twitter resminya @jokowi, tidak lama setelah upacara pengalungan medali.
Karena lebih berkonsentrasi menghadapi pertandingan, Lindswell usai pertandingan malah mengakui bahwa ia sama sekali tidak mengetahui kehadiran Presiden Jokowi yang didampingi Menpora Imam Nahrawi dan Ketua Pengurus Besar Wushu Indonesia (PB WI) Airlangga Hartarto, yang juga Menteri Perindustrian itu.
"Saya tidak tahu kalau Presiden datang, baru tahu ketika nilai keluar lalu melihat ke belakang ternyata ada Presiden," ujarnya.
Tidak lama setelah sukses Lindswell, dari Subang, Jawa Barat, berita gembira berlanjut, kali ini melalui cabang balap sepeda, yaitu dari nomor downhill putra dan putri.
Tiara Andini Prastika menyumbang medali emas di nomor downhill putri, sementara emas lainnya disumbangkan oleh Khoiful Mukhib di nomor downhill putra.
Sementara Nining Purwaningsih menyumbang medali perunggu di nomor downhill putri setelah finish ketiga di belakang pebalap Thailand Vipavee Deekaballes yang meraih perak.
“Ini adalah medali emas Asian Games pertama saya. Yang jelas saya merasa senang, terbayar sudah hasil latihan saya," kata Tiara usai perlombaan.
Sementara itu, Khoiful Mukhib, yang mendapat emas di downhill putra, menyelesaikan balapan dengan waktu 2 menit 16,687 detik mengungguli pebalap unggulan lainya dari Chinese Taipei Shengshan Chian, yang finis lebih lambat 1,497 detik dari catatan waktu Mukhib.
Perunggu nomor downhill putra diraih pebalap Thailand Seubsakun Sukchanya dengan waktu 2 menit 18,449 detik.
"Latihan keras kemarin-kemarin terbayarkan dengan hasil ini," kata Mukhib yang bangga dengan emas pertamanya di ajang Asian Games tersebut.
"Terima kasih pertama untuk negara, pelatih sama istri dan anak saya yang masih di kandungan," kata pebalap berusia 27 tahun itu menambahkan.
Sepak Bola
Meski masih mempertandingkan babak penyisihan, tim sepak bola Indonesia juga berhasil memberikan kegembiraan bagi seluruh pendukung mereka di Tanah Air, termasuk sekitar 30.000 pendukung mereka yang hadir di Stadion Patriot Chandrabaga Bekasi setelah mengalahkan Hong Kong dengan skor telak 3-1.
Kemenangan itu tidak hanya memastikan langkah lolos ke babak 16 besar, tapi juga tampil sebagai juara Grup A, mengungguli Palestina, Hong Kong, Laos dan Chinese Taipei.
Dari empat pertandingan babak penyisihan yang telah dimainkan, Indonesia mengumpulkan nilai sembilan berkat tiga kemenangan. Satu-satunya kekalahan diderita dari Palestina dengan skor 1-2.
Sepak bola Indonesia sebenarnya sudah memastikan diri lolos ke babak 16 meski pun pada pertandingan tersebut mengalami kekalahan dari Hong Kong karena menempati salah satu posisi sebagai peringkat ketiga terbaik.
Namun kemenangan menyakinkan tersebut setidaknya semakin menambah rasa percaya diri tim asuhan Luis Milla untuk menghadapi babak berikutnya, meski lawan yang akan dihadapi semakin berat.
Secara keseluruhan, kontingen tuan rumah untuk sementara menempati peringkat keempat klasemen secara umum dengan total perolehan empat emas, dua perak dan dua perunggu, terpaut satu emas dengan Korea Selatan di peringkat ketiga.
China, negara raksasa olahraga dunia, masih perkasa di peringkat teratas dengan 15 emas, sembilan perak dan 36 perunggu, disusul Jepang (8-11-11), dan Korea Selatan (5-9-10). []