Presiden Korsel: Sekali Saja Korut Menyerang, Kami Balas Dendam Sengit

Militer Korea Selatan (Korsel) akan melakukan serangan balasan yang sengit ke Korea Utara (Korut), apabila militer Pyongyang menyerang Seoul.
Presiden Korut, Kim Jong Un dan Presiden Korsel, Moon Jae In. (Foto:Ist)

Seoul, (Tagar 29/8/2017) – Militer Korea Selatan (Korsel) akan melakukan serangan balasan secara sengit ke Korea Utara (Korut), apabila militer Pyongyang menyerang Seoul.

Perintah perang ini disampaikan Presiden Korsel, Moon Jae In kepada sejumlah pejabat militer Korsel dalam sebuah pertemuan resmi. Dalam pertemuan itu hadir Menteri Pertahanan Korsel, Soo Young Moo, Senin (28/8).

”Saya ingin mereformasi struktur militer untuk memenuhi persyaratan peperangan modern sehingga dapat dengan cepat melakukan serangan balasan, jika Korut menyerang wilayah ibu kota. Saya ingin meningkatkan mobilitas dan pertahanan militer kita,” kata Presiden Moon, seperti dilansir Yonhap.

Pertemuan keempat presiden Moon dengan sejumlah pejabat tinggi militer Korsel ini mendiskusikan berbagai opsi menyangkut soal kemungkinan terjadinya perang Korea. Pertemuan resmi ini akan berlangsung sampai Kamis (31/8).

Presiden Moon mengatakan, hanya militer yang kuat yang dapat menjamin perdamaian. Namun, Moon menegaskan, pentingnya reformasi bergerak ke arah yang benar.

“Militer kita masih tidak dapat menjalankan kontrol operasional, meskipun Korut terus melakukan provokasi dan kemajuan nuklir dan rudal," tegas Moon.

Moon menyebut, tiga pilar pertahanan utama yang mengacu kepada sistem pertahanan rudal Korsel, sistem pertahanan rudal yang didukung negara sekutu dan kemampuan pembalasan dendam.

”Saya ingin membangun tiga pilar pertahanan ini secepatnya,” kata Moon kepada para pejabat militernya.

Dalam kesempatan itu, Moon juga mendesak para jenderalnya untuk memperbaiki penegakan hak asasi manusia dan kondisi kehidupan wajib militer dengan memperhatikan tanggung jawab pemerintah dan peserta wajib militer.

Semua pria Korea Selatan diwajibkan untuk melakukan wajib militer selama 21 bulan. Namun, pihak administrasi Moon Jae In telah berjanji untuk memotong waktu wajib militer menjadi 18 bulan.(wwn/Yonhap)

Berita terkait