Jakarta - Presiden Federasi Otomotif Internasional (FIA), Jean Todt menolak penggunaan mesin listrik murni pada ajang balap Formula 1. Dia percaya daya listrik murni tidak dapat memenuhi tuntutan F1 dalam waktu dekat.
Dikutip dari laman Autosport, Jumat, 27 Desember 2019, Todt mengatakan Formula 1 hanya dapat mempertimbangkan menggunakan mesin hybrid.
"Anda tidak dapat membayangkan Formula E mengganti F1. Tidak ada satu mobil balap (listrik) yang mampu menempuh 300 kilometer pada kecepatan F1 hari ini," ujar Todt.
Todt percaya, mesin hybrid turbo V6 yang digunakan dalam Formula 1 dapat dibuat lebih ramah lingkungan melalui peningkatan kualitas bahan bakar, tanpa harus beralih ke penggunaan mesin listrik murni.
"Hari ini hybrid adalah pilihan tepat. Langkah selanjutnya adalah melihat bagaimana kita bisa memakai bahan bakar yang lebih hijau," ujarnya.
Senada dengan Todt, Kepala Mesin Tim F1 Mercedes, Andy Cowell mengatakan balapan F1 tidak akan sepenuhnya beralih ke teknologi listrik murni dalam beberapa tahun mendatang. Hal tersebut juga akan menghilangkan aspek penting dari F1.
“Jika Anda mencari solusi hidrogen, maka itu bisa dilakukan hari ini. Tapi mobil akan jauh lebih berat dari sekarang. Jadi saya pikir itu sebabnya langkah-langkah yang kami ambil untuk balap Formula 1 2021 penting. Dimana kami memperkenalkan bahan bakar bio-berkelanjutan 10 persen," ujar Cowell.
Lebih lanjut, Cowell mengatakan, "Jika kita dapat mengembangkan mesin dengan bahan bakar bio-berkelanjutan, maka ada sejumlah besar karbon dioksida yang bisa kita konversi menjadi bahan bakar berbasis hidrokarbon cair". []