Prancis Umumkan Darurat Gelombang Panas Ekstrem di Kawasan Selatan

Status bahaya tertinggi di keempat departemen, Rhone, Drome, Ardeche dan Haute-Loire mulai 21 Agustus 2023
Gelombang panas di Prancis (Foto: dw.com/id - Valery HACHE/AFP)

TAGAR.id, Paris, Prancis - Pemerintah Prancis menetapkan “zona merah” di empat departemen di bagian selatan menyusul suhu panas ekstrem yang melanda negara itu sejak beberapa pekan terakhir. Suhu ekstrem dikhawatirkan percepat kepunahan gletser di Pegunungan Alpen.

Status bahaya tertinggi di keempat departemen, Rhone, Drome, Ardeche dan Haute-Loire, mulai berlaku sejak pukul 16:00 waktu setempat, Senin, 21 Agustus 2023.

Menurut catatan badan meteorologi, Meteo France, suhu udara akan berkisar antara 35 hingga 38 derajat Celcius. Temperatur tertinggi sebesar 41 derajat Celcius diperkirakan bakal melanda kawasan barat laut Lembah Rhone.

Namun begitu, suhu diperkirakan akan terus meningkat pada Selasa (22/8), dengan kisaran 40 hingga 42 derajat Celcius di empat departemen di selatan, Ardeche, Drome, Vaucluse dan Gard, tulis Meteo France.

Peringatan semacam ini sudah enam kali diumumkan badan meteorologi Prancis sepanjang tahun.

Bahaya di Alpen

Ancaman cuaca panas juga mendorong otoritas mengimbau pendaki agar mengurungkan niat memuncaki Gunung Mont Blanc. Peringatan itu dikeluarkan lantaran suhu di atas rata-rata yang menggandakan bahaya longsor.

"Kami memohon kepada semua orang yang punya rasa tanggung jawab, untuk menunda menggunakan rute normal menuju Mont Blanc.”

Badan meteorologi Swiss mengumumkan rekor baru batas ketinggian, di mana suhu berkisar stabil di bawah titik beku. Pada Senin kemarin, MeteoSwiss mencatat batas nol derajat di ketinggian 5.298 meter, "yang merupakan rekor tertinggi sejak pencatatan cuaca dimulai tahun 1954.”

Juli silam, kondisi es dan salju di ketujuh rute menuju puncak Mont Blanc dikabarkan sedemikian parah, hanya yang paling berpengalaman saja yang diizinkan mendaki.

Otoritas di Prancis juga harus menutup dua pondok yang biasa digunakan pendaki di trek Mont Blanc untuk bermalam. Biasanya, sebanyak 100 hingga 120 pendaki memuncaki gunung tersebut di musim panas.

Menara Eiffel di ParisMenara Eiffel di Paris, Prancis, 30 April 2016. (Foto: voaindonesia.com/REUTERS/Christian Hartmann)

Panas berkepanjangan

Prancis sedang mengalami apa yang disebut sebagai "kubah panas,” yakni cuaca bertekanan tinggi yang menjebak udara hangat dan memicu lonjakan temperatur. Saat ini, sebanyak 96 departemen berada di level peringatan kedua. Sejumlah diantaranya akan mendapat status bahaya tertinggi pada Selasa, 22 Agustus 2023.

Gelombang panas diprediksi "berlangsung intensif dan lama,” serta akan menguat "di penghujung musim panas,” tulis Meteo France dalam keterangan persnya.

Kekeringan dan suhu panas memicu kebakaran hutan di kaki Pegunungan Alpen di selatan Prancis. Pada akhir pekan silam, sebanyak 260 pemadam kebakaran diterjunkan untuk mengontrol api yang melahap sekitar 120 hektar hutan di dekat Desa Chanousse.

Suhu yang tinggi ditanggapi warga dengan banyak berdiam di rumah, atau menyemuti kolam renang kota, kolam air mancur atau pantai.

"Kami pergi ke kolam renang, jadi biayanya murah dan efektif untuk mengusir panas,” kata Nathalie Chopin kepada Kantor Berita AFP.

"Suhunya sangat panas. Jika tidak berenang, kami berdiam di apartemen, menutup semua jendela dan pintu.” [rzn/hp (afp,ap)]/dw.com/id. []

Berita terkait
Cara Warga di Berbagai Kota di Dunia Beradaptasi dengan Cuaca Panas Ekstrem
Pihak berwenang Jepang mengumumkan peringatan potesi "stroke akibat panas" dan mendesak jutaan orang untuk melindungi diri
0
Prancis Umumkan Darurat Gelombang Panas Ekstrem di Kawasan Selatan
Status bahaya tertinggi di keempat departemen, Rhone, Drome, Ardeche dan Haute-Loire mulai 21 Agustus 2023