Jakarta - Lembaga survei Median merilis survei terkait 18 kandidat yang memperebutkan kursi wali kota Solo 2020-2025. Setinggi apa elektabilitas dan popularitas putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi), Gibran Rakabuming Raka yang juga maju sebagai bakal calon wali kota Solo?
Median menjelaskan tingkat keterpilihan dan popularitas Gibran jauh di bawah rivalnya petahana Wakil Wali Kota Solo Achmad Purnomo.
Survei Median ini melibatkan 800 responden, dengan margin of error sebesar kurang lebih 3,5 persen dan tingkat kepercayaan 85 persen. Survei ini dilakukan pada 3 Desember-9 Desember 2019.
"Dari hasil survei kita ini ada dua tokoh, yang satu Achmad Purnomo di angka 45 persen dan kemudian Gibran sendiri dengan angka 24,5 persen," kata Rico di Restoran Bumbu Desa, Cikini, Jakarta, Senin, 16 Desember 2019.
Masih mungkin untuk menyalip, apalagi pemilih PDIP itu juga terbelah.
Dalam survei itu, kebanyakan pemilih berpihak ke petahana karena memiliki pengalaman di pemerintahan sedangkan pemilih Gibran karena tidak terlepas dari bayang-bayang ayahnya Jokowi.
"Tapi, dari alasan memilih kita bisa melihat dari reset ini kita temukan orang memilih Gibran lebih karena faktor emosional. Ketimbang orang memilih Pak Achmad Purnomo itu memang lebih besar faktor rasionya. Orang memilih Pak Achmad Purnomo karena berpengalaman. Itu sangat dominan," ujarnya.
Pun begitu, kata Rico, Achmad belum tentu 100 persen bisa mengalahkan Gibran ketika kontestasi Pemilihan Kepala Daerah 2020 digelar. Pasalnya, masih banyak waktu untuk Gibran mencuri perhatian warga Solo.
"Kalau untuk Kota Solo, saya pikir kalau ini akan beradu dan sementara ini memang ada dua figur yang kuat yaitu Achmad Purnomo melawan Gibran. Ini saya pikir petahana tidak akan mudah memenangkan. Bahkan masih mungkin ini challenger Gibran itu bisa. Jangan lupa waktunya masih panjang, masih 9 bulan ke depan," katanya.
Keyakinan itu, kata Rico, karena pemilih di Solo terpecah menjadi dua kubu. Pasalnya Gibran dan Achmad sama-sama memilih kapal yang sama menuju Pilkada Solo 2020 yaitu PDI Perjuangan (PDIP).
"Masih mungkin untuk menyalip, apalagi pemilih PDIP itu juga terbelah. Bisa dikatakan ada pemilih struktural artinya pemilih yang lebih memilih jago-jago PDIP yang secara struktural itu pengurus, ada juga pemilih kultural kita tahu Pak Jokowi itu bukan pengurus teras PDIP. Gibran pun demikian bukan pengurus teras PDIP. Tetapi dia punya massa, punya konstituen dan itu besarnya hampir sama," ucapnya.
"Jadi tidak serta-merta misalnya Achmad Purnomo maju dari PDIP, seluruh pemilih PDIP akan memilih beliau. Masih ada juga pemilih PDIP yang memilih Gibran. Ini harus dipikirkan PDIP baik-baik," kata dia.
Berdasarkan motif responden memilih, berikut perbandingan Gibran Rakabuming Raka dan Achmad Purnomo berdasarkan survei Median.
Achmad Purnomo
Ada tiga alasan masyarakat Kota Solo tetap ingin memberikan kepercayaan kepada Achmad Purnomo, yaitu:
1. Berpengalaman 42,5 persen
2. Merakyat 8,3 persen
3. Belum ada calon lain 6,1 persen
Sementara usia pemilih rata-rata masih berpihak kepada Achmad.
1. Usia 17-19 tahun, 15,0 persen
2. Usia 20-29 tahun, 33,3 persen
3. Usia 30-39 tahun, 61,5 persen
4. Usia 40-49 tahun, 55,5 persen
5. Usia 50-59 tahun, 37,5 persen
6. Usia 60 tahun atau lebih, 54,5 persen
Gibran Rakabuming
Berbeda dengan Achmad, kebanyakan milenial menginginkan Gibran menjadi Wali Kota Solo. Terdapat tiga alasan memilih dia sebagai kepala daerah.
1. Muda 27,8 persen
2. Anak Jokowi 18,5 persen
3. Pengusaha kreatif 13
Untuk persentase usia pemilihnya pun lebih dominan milenial yang berusia di bawah 30 tahun.
1. Usia 17-19 tahun, 40,0 persen
2. Usia 20-29 tahun, 45,8 persen
3. Usia 30-39 tahun, 15,4 persen
4. Usia 40-49 tahun, 13,9 persen
5. Usia 50-59 tahun, 18,8 persen
6. Usia 60 tahun atau lebih, 18,2 persen.