Ponsel, Musuh Tersembunyi Dalam Rumah

Ponsel ketika sisi gelapnya merusak pikiran anak, ia musuh tersembunyi dalam rumah. Apa yang orangtua harus lakukan?
Ilustrasi. (Foto: Bloomberg)

Jakarta, (Tagar 1/11/2018) - Anak-anak kini adalah hal biasa memegang ponsel sejak usia sangat dini. Ponsel yang dilengkapi fasilitas internet atau biasa disebut smartphone (telepon pintar). Tahukah Anda apa yang diakses anak Anda melalui telepon pintarnya itu? Apakah Anda bisa mengawasinya selama 24 jam setiap hari sepanjang tahun?

Telepon pintar tidak hanya menawarkan sisi terang yang mencerahkan anak-anak, mencerdaskannya dengan pengetahuan yang bermanfaat. Telepon pintar juga memiliki sisi gelap, informasi menyesatkan. Ketika anak tersesat dalam sisi gelap ponsel, maka ponsel adalah musuh tersembunyi dalam rumah. Musuh itu leluasa merusak pikiran anak. 

Apa yang orangtua harus lakukan?

M Yani Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mengatakan, kemajuan teknologi dan keberadaan gawai yang sudah dipegang oleh anak-anak bisa berpotensi menyebarkan ajakan untuk berperilaku seksual menyimpang.

"Kalau kita tidak awasi penggunaan gawai pada anak-anak, info itu (internet) bisa berpengaruh ke anak-anak kita," kata M Yani dalam acara Sosialisasi Pembangunan Keluarga Bersama Mitra Kerja, di Kabupaten Sorong, Papua Barat, Rabu (31/10) mengutip kantor berita Antara.

Ia mencontohkan, keluarga normal terdiri atas ayah, ibu dan anak. Namun di masa depan, bukan tidak mungkin keluarga juga terdiri atas ayah, ayah dan anak atau ibu, ibu dan anak.

Hal tersebut juga salah satunya dipengaruhi oleh penyebaran informasi yang begitu cepat.

"Harus dari awal dididik, diberi pengertian mana yang benar, mana yang salah. Penggunaan gadget dibatasi," katanya.

Dalam acara tersebut, ia juga menyampaikan hal-hal yang penting untuk dilakukan para orangtua dalam membesarkan anak. Salah satunya yakni dengan tidak memperlihatkan pertengkaran orangtua di depan anak.

Menurut dia, anak yang terbiasa melihat pertengkaran orangtuanya akan tumbuh menjadi anak yang kurang memiliki empati dan toleransi.

"Dia (anak) bisa menjadi tidak toleran, mudah menyakiti orang lain. Kita sebagai orangtua kadang tidak menyadari itu, tapi itu dampaknya sangat besar buat anak tersebut," katanya.

Ia mengingatkan agar para orangtua bisa menjalin kedekatan dengan anak sejak dini agar anak bisa tumbuh dengan kepercayaan diri yang baik.

"Jika ayah ibu bisa menjalin kedekatan dengan anak, anak itu tumbuh lebih percaya diri. Ia juga tidak sungkan untuk menceritakan hal-hal yang dialaminya kepada orangtuanya karena ia percaya pada orangtuanya," ujarnya.

Ketika anak-anak dekat dan merasa nyaman bersama orangtuanya, ia juga bisa terbuka bercerita tentang apa yang diakses melalui ponsel. Hal ini memudahkan orangtua menghindarkan anak dari sisi gelap telepon pintar. []

Berita terkait
0
David Beckham Refleksikan Perjalanannya Jadi Pahlawan untuk Inggris
David Beckham juga punya tips untuk pesepakbola muda, mengajak mereka untuk menikmati momen sebelum berlalu