Polri Akui Ratusan Senjata yang Tertahan di Soetta

Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Setyo Wasisto mengakui kepemilikan atas ratusan senjata dan ribuan amunisi impor di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang.
PENJELASAN SENJATA TERTAHAN DI SOETTA: KaKorps Brimob Polri Irjen Pol Murad Ismail (kiri) bersama Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto menunjukkan jenis senjata pelontar granat superti barang yang masih tertahan di kepabeanan Bandara Soekarno-Hatta (Soetta) ketika memberikan keterangan di Mabes Polri, Sabtu (30/9). Korps Brimob menyatakan, pihaknya masih menunggu rekomendasi dari Badan Intelijen Strategis TNI terkait tertahannya 280 pucuk senjata pelontar granat dan 5.932 pucuk amunisi di kepabeanan Bandara Soekarno Hatta. (Foto: Ant/Wahyu Putro A).

Jakarta, (Tagar 30/9/2017) – Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Setyo Wasisto mengakui kepemilikan atas ratusan senjata dan ribuan amunisi impor yang berada di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang.

"Senjata tersebut betul milik Polri. Itu barang yang sah," kata Irjen Setyo di Mabes Polri Jakarta, Sabtu (30/9) malam.

Setyo pun memastikan bahwa pihaknya sudah mengkonfirmasi impor senjata tersebut kepada Badan Intelijen Strategis (Bais) TNI.

Ia menambahkan Polri sudah pernah mengimpor jenis senjata yang sama pada tahun 2015 dan 2016 lalu. "Ini bukan (impor) pertama untuk barang sejenis. Ini yang ketiga kali," ujarnya.

Senada dengan Setyo, Kepala Korps Brimob Polri Irjen Murad Ismail mengatakan pemesanan senjata tersebut telah sesuai prosedur.

"Apa yang kami impor telah sesuai dengan manifes. Saya yang tanda tangani dan ditujukan kepada Bais TNI," kata Irjen Murad.

Murad merinci jumlah senjata yang diimpor adalah 280 pelontar granat jenis Arsenal Stand Alone Grenade Launcher (SAGL) kaliber 40x46 mm dan 5.932 butir amunisi granat.

Senjata-senjata tersebut masuk ke Bandara Soetta pada Jumat (29/9) malam dan kini masih disimpan di Gudang Kargo Bandara Soetta. (ant/yps)

Berita terkait
0
Indonesia Akan Isi Kekurangan Pasokan Ayam di Singapura
Indonesia akan mengisi kekurangan pasokan ayam potong di Singapura setelah Malaysia batasi ekspor daging ayam ke Singapura