Politisi Gerindra: Runway Belum Rampung, BIJB Tak Bisa Berangkatkan Haji

Mengingat saat ini landas pacu baru 2.500 meter padahal target dan ideal landas pacu bandara internasional itu 3.000 meter. “Saya ingin BIJB Kertajati ini sesuai di 3.000 meter landas pacunya, bukan di 2.500 seperti saat ini,” jelasnya.
Wakil Ketua Komisi IV dari Fraksi Gerindra, Daddy Rohanady (tengah) saat melalukan kunjungan bersama anggota komisi IV DPRD Jabar lainnya. Komisi IV menilai dioperasikannya BIJB di pertengahan April atau perdana memberangkatan haji terlalu dipaksakan karena secara teknis BIJB masih belum siap. (Fit)

Bandung, (Tagar 11/4/2018) - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Barat menilai rencana peresmian sekaligus operasional dengan memberangkatkan haji dari Bandara Internasional Jawa Barat Kertajati di Kabupaten Majalengka pada pertengahan April terlalu dipaksakan. Sebab, masih ada sisa runway atau landas pacu 500 meter yang sampai saat ini masih belum selesai, sehingga secara teknis sangat belum siap.
 
“Saya menilai terlalu memaksakan, gara-gara mengejar prestisius, aspek keselamatan, teknis dan efektifitas jadi diabaikan,” tutur Wakil Ketua Komisi IV dari Fraksi Partai Gerindra, Daddy Rohanady, Bandung,Rabu (11/4).
 
Sebelumnya Komisi IV bertemu Direktorat Perhubungan Udara Kemenhub RI mempertanyakan kepastian siapnya BIJB beroperasi dan memberangkatkan haji sebagaimana ditargetkan. Mengingat saat ini landas pacu baru 2.500 meter padahal target dan ideal landas pacu bandara internasional itu 3.000 meter. “Saya ingin BIJB Kertajati ini sesuai di 3.000 meter landas pacunya, bukan di 2.500 seperti saat ini,” jelasnya.
 
Hal ini mengingat kapasitas landas pacu 2.500 meter terang Daddy, tentunya hanya mampu landing pada jenis pesawat 737 saja atau pesawat berbadan kecil saja, dan tidak bisa untuk pesawat 777 yang berbadan besar yang memiliki kapasitas penumpang lebih banyak lagi.
 
“Dan kemungkinan besar karena landas pacu masih di 2.500 meter, pesawat pun akan transit terlebih dahulu ke Medan baru langsung. Artinya itu transit, padahal yang kita inginkan di Komisi IV ini sesungguhnya sebuah bandara internasional harus langsung. Tidak perlu transit segala rupa,” terangnya. (fit)

Berita terkait