Politik Saling Sindir Masih Berlanjut, Tom Lembong Ibaratkan Bahlil hingga Luhut Pemadam Kebakaran

Tom Lembong, santai menghadapi keroyokan dari tim pendukung Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Co Captain Tim Nasional (Timnas) Pemenangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, Tom Lembong. (Foto: Tagar/iSt)

TAGAR.id, Jakarta - Co Captain Tim Nasional (Timnas) Pemenangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, Tom Lembong, santai menghadapi keroyokan dari tim pendukung Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. 

Mulai dari Bahlil Lahadalia, Habiburokhman, Budiman Sudjatmiko sampai seorang Luhut Binsar Panjaitan. Menurut Tom Lembong, Bahlil, Budiman, Habib dan Luhut, hanya sedang menjalankan tugas sebagai pemadam kebakaran. 

Di mana kebakaran itu menurut dia disebabkan oleh Gibran dan tim penasehat debatnya sendiri saat debat cawapres akhir pekan lalu.


Memang suatu ketika tidak tertutup kemungkinan nikel ini makin kurang penggunaannya. Sebabnya, kita juga harus genjot tetapi dengan tadi yang terukur.


Co Captain Tim Nasional (Timnas) Pemenangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, Tom Lembong, santai menghadapi keroyokan dari tim pendukung Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Yakni mulai dari Bahlil Lahadalia, Habiburokhman, Budiman Sudjatmiko sampai seorang Luhut Binsar Panjaitan. 

Menurut Tom Lembong, Bahlil, Budiman, Habib dan Luhut, hanya sedang menjalankan tugas sebagai pemadam kebakaran. Di mana kebakaran itu menurut dia disebabkan oleh Gibran dan tim penasehat debatnya sendiri saat debat cawapres akhir pekan lalu.

Tom Lembong, mengaku memahami psikologis yang dialami tim penasehat debat Gibran saat ini. Ia yakin tim debat Gibran sudah kena semprot oleh Gibran, Prabowo bahkan oleh Presiden Jokowi sendiri. Karena Tom pernah merasakan berada di dalam posisi sebagai salah satu penasehat Jokowi sejak dari Gubernur DKI sampai menjadi presiden.

Tom menambahkan, kepanikan dari tim Gibran disebabkan karena status sebagai pemenang saat debat cawapres pertama. Mantan Menteri Perdagangan itu mengakui saat debat cawapres pertama, Gibran tampil mengesankan melewati ekspektasi publik. 

Tapi ketika sudah berstatus pemenang, Gibran sudah dibebani ekspektasi tinggi oleh timnya sehingga sulit bagi Gibran mengulangi kesuksesan debat pertama.

"Di debat kedua (debat cawapres pertama), Mas Gibran punya kelebihan, yaitu ekspektasi yang rendah, sehingga jauh melampaui ekspektasi, dengan menang. Lalu setelah itu bebannya tinggi, ekspektasi sudah tinggi sekali, dan kelihatannya settingan tim gibran ingin lebih agresif lagi, hajar habis sampai, keluar itu senjata-senjata, seperti (kata-kata) contekan dari Tom Lembong," ucap Tom.

Tom Lembong menilai dengan sikap yang diperlihatkan Gibran di debat cawapres terakhir, justru menjatuhkan marwahnya sendiri. Dan cawapres yang ia dukung, yakni Muhaimin menurut Tom justru tampil mengesankan karena tetap tenang, menghormati lawan dan konsisten bicara substansi.

"Sekali lagi senjata makan tuan, malah Mas Gibran yang kelihatan kurang berkelas," kata Tom Lembong menambahkan.

Pada Kamis, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan tidak benar bahwa pabrik Tesla di China menggunakan 100 persen lithium ferro phosphate (LFP) untuk mobil listrik. Diketahui, Tom Lembong sebelumnya menyinggung soal LFP yang kini sepenuhnya digunakan oleh Tesla.

Tidak benar pabrik Tesla di Shanghai (China) menggunakan 100 persen LFP untuk mobil listriknya, mereka masih tetap menggunakan nickel based battery. Jadi, seperti suplai nickel based battery itu dilakukan oleh LG Korsel untuk model mobil listrik yang diproduksi Tesla di Shanghai," ucap Luhut melalui video di akun Instagram pribadi yang terverifikasi @luhut.pandjaitan dipantau di Jakarta, Jumat, 26 Januari 2024.

Pernyataan Luhut tersebut menanggapi soal mobil listrik Tesla yang diproduksi di China sudah tidak memakai nikel. Kendati demikian, ia tidak memungkiri jika saat ini penggunaan LFP untuk memproduksi baterai kendaraan listrik mulai berkembang.

Untuk itu, sebagai negara dengan cadangan nikel terbesar di dunia, Luhut meminta agar hilirisasi nikel digenjot dengan terukur untuk tetap dapat bersaing dalam jangka panjang.

"Memang suatu ketika tidak tertutup kemungkinan nikel ini makin kurang penggunaannya. Sebabnya, kita juga harus genjot tetapi dengan tadi yang terukur. Sekarang ini kalau kita lihat hilirisasi kita di katoda dan banyak lagi bagian daripada lithium battery kita sudah sangat maju, yang membuat ekspor kita tidak hanya bergantung lagi kepada ekspor raw materials-nya tadi," ujar Luhut.

Sebelumnya, Luhut juga menekanebelumnya, Luhut juga menekankan bahwa lithium battery berbasis nikel itu bisa didaur ulang. Namun, LFP sampai saat belum bisa didaur ulang.

"Tetapi ingat lithium battery itu bisa recycling, sedangkan tadi yang LFP itu tidak bisa recycling sampai hari ini tetapi sekali lagi teknologi itu terus berkembang. Kita bersyukur LFP juga kita kembangkan dengan China tadi lithium battery juga kita kembangkan dengan China maupun dengan lain-lain," katanya.

Dalam kesempatan itu, Luhut juga merespons kritikan perihal harga nikel anjlok. Luhut mengatakan, bahwa seharusnya dapat dilihat tren harga nikel dalam 10 tahun terakhir.

"Kan siklus daripada komoditi itu kan naik turun apakah itu batu bara, nikel, timah atau emas apa saja tetapi kalau kita melihat selama 10 tahun terakhir ini harga nikel dunia itu di 15.000-an dolar AS bahkan pada periode 2014-2019 periode hilirisasi mulai kita lakukan harga rata-rata nikel itu hanya 12.000 dolar AS," ungkapnya.

Selain itu, Luhut juga menyebut bahwa program hilirisasi yang dilakukan bermanfaat bagi perekonomian Indonesia. 

"Pernah kita inflasi di bawah 3 persen? Kan baru sekarang. Pernah 44 bulan kita surplus ekspor? Kan baru sekarang, apa itu? Ya hilirisasi. Kita bisa maintain growth masih 5 persen di tengah-tengah keadaan ekonomi dunia begini dan kita masih berupaya di atas 5 persen, mungkin 6 persen di tahun depan," ujarnya. []

Berita terkait
Soal Pernyataan Tom Lembong, Budiman Sudjatmiko Sebut Sebuah Pelanggaran Etika Profesional
Menurut Budiman Sudjatmiko pernyataan Tom Lembong tersebut adalah sebuah pelanggaran etika profesional sebagai seorang mantan menteri.
Bahlil Lahadalia Bandingkan Kinerja Lulusan Harvard dan Jayapura, Sindir Siapa?
Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia nampak menyindir sosok Thomas Lembong, eks kepala BKPM di periode awal Presiden Jokowi.
Bahlil Kembali Lempar Pujian: Mas Gibran Sudah Banyak Karya-karyanya
Menteri Bahlil Lahadalia mengatakan bahwa sejak era Presiden Soekarno pemuda telah memegang peranan penting untuk Indonesia.