Polisi Ungkap Kematian Aktivis Walhi, Ada Fakta Baru

Kepala Satuan Lalu Lintas Polrestabes Medan membeberkan penyebab kematian aktivis Walhi Sumatera Utara, Golfrid Siregar.
Kapolda Sumatera Utara, Irjen Pol Agus Andrianto melihat anggota memperaktikkan Golfrid Siregar membawa sepeda motor sebelum ditemukan tergeletak di jalan. (Foto: Tagar/Reza Pahlevi)

Medan - Kepala Satuan Lalu Lintas Polrestabes Medan, AKBP Juliani Prihartini membeberkan penyebab kematian aktivis Walhi Sumatera Utara, Golfrid Siregar.

Dia menabrak pembatas jalan atau trotoar di Jalan Tritura, tepatnya di fly over Simpang Pos, Kecamatan Medan Johor, Kamis 3 Oktober 2019 lalu.

"Menurut hasil analisis Satuan Lalu Lintas Polrestabes Medan. Korban (Golfrid) kecelakaan tunggal, itu kita sebutkan juga berdasarkan kondisi korban," kata AKBP Juliani, ketika menggelar konfrensi pers, di Mapolda Sumatera Utara, Jumat 11 Oktober 2019.

Kondisi Golfrid maupun kendaraannya menunjukkan bahwa dia kecelakaan. Misalnya, luka di tangan terdapat di bagian sebelah kanan, kemudian pipi sebalah kanan, kepala terdapat di sebelah kanan, kondisi dia juga berada di sebalah kanan jalur Jalan Tritura menuju Simpang Pos.

"Selain itu, sepeda motor korban juga rusak di bagian sebelah kanan, misalnya spion, knalpot, cagak dan shock bagian depan. Selain itu, kita juga sudah memeriksa beberapa orang saksi yang mengetahui, bahkan tiga orang juga sudah ditetapkan tersangka karena mengambil barang barang korban, seperti laptop, ponsel dan lainnya," ucap Juliani.

Kapolda Sumatera Utara, Irjen Pol Agus Andrianto mengatakan, semua penyelidikan dan penanganan kasus menimpa Golfrid itu tidak ada yang ditutupi.

"Itu semua fakta dalam penanganan perkara Golfrid, dugaan sementara Golfrid mengalami kecelakaan tunggal, bukan dianiaya. Pelaku pencurian barang dia yang hilang sudah kita tangkap. Tetapi, walaupun dia mencuri, dia juga yang menolong korban dan mengantar ke rumah sakit. Semua tidak ada kita tutupi. Ini fakta kasus yang dialami oleh korban. Kita tidak bisa menuduh siapapun, jika masih ragu juga, kita bisa memanggil semua saksi yang telah kita periksa," beber Kapolda.

Kemungkinan besar korban mengkonsumsi alkohol cukup banyak

Kemudian, Kapolda juga menunjukkan sepeda motor korban yang rusak. Di situ juga terlihat sebagian besar kerusakan sepeda motor itu ada di bagian sebelah kanan. Begitu juga dengan posisi helm korban.

"Jadi saat kejadian kecelakaan lalu lintas itu, korban tidak memakai helm, melainkan helm itu diletakkannya atau dipegangnya di tangan sebelah kiri, makanya tangan kirinya juga mengalami luka lecet. Kemudian, celana dan kaki korban sebelah kanan juga mengalami luka, sama seperti korban berada di rumah sakit," tandas Agus.

Ada Alkohol

Selain itu, fakta baru juga terungkap dalam kegiatan konferensi pers yang dipimpin Kapolda Sumatera Utara, Irjen Pol Agus Andrianto. Di mana setelah enam hari korban dinyatakan meninggal dunia, petugas kepolisian melakukan pemeriksaan melalui laboratorium, tepatnya Rabu 9 Oktober 2019.

Hasilnya, dalam lambung korban berisi cairan alkohol. Korban sebelum kejadian diketahui sudah dalam keadaan minum alkohol.

"Iya pemeriksaan di laboratorium, hasil pemeriksaan cairan isi lambung dengan metode, kita temukan positif alkohol. Pemeriksaan isi lambung, tidak temukan adanya narkoba maupun yang lain. Kesimpulan, cairan lambung positif alkohol. Kejadian tanggal 3 Oktober 2019, enam hari setelah kejadian, masih terdeteksi adanya cairan alkohol, kemungkinan besar korban mengkonsumsi alkohol cukup banyak. Alkohol mempunyai sifat polatil atau mudah menguap," kata Kepala Laboratorium Forensik Mabes Polri, Cabang Medan, Kombes Pol Wahyu.

Sebagaimana diketahui, meninggalnya Golfrid Siregar disebut ada kejanggalan. Sebab, dia sempat menghilang sejak Rabu 2 Oktober 2019. Dia sebelumnya mengaku pergi ke JNE dan bertemu seseorang di seputaran Marendal, Kecamatan Medan Amplas.

Sejak saat itu, dia tidak bisa dikontak oleh keluarga. Kemudian, besoknya, Golfrid ditemukan tergeletak tidak sadarkan diri di fly over Simpang Pos, Kecamatan Medan Johor, atau Kamis 3 Oktober 2019 pada pukul 01.00 WIB dini hari.

Golfrid disebut ditemukan oleh penarik becak yang kebetulan melintas di sana. Kemudian korban dibawa ke RS Mitra Sejati, dan diteruskan ke Rumah Sakit Adam Malik. Karena mengalami luka serius, Golfrid Siregar akhirnya meninggal dunia.

"Kematian sahabat, saudara kita, Golfrid, kita duga tidak wajar, ada mengalami luka serius di bagian kepala yang menyebabkan tempurung kepala hancur. Seperti dipukul benda keras, kemudian kalau misalnya Golfrid meninggal karena kecelakaan, kenapa sepeda motornya tidak rusak, rusaknya juga agak aneh, makanya kita minta polisi mengungkap perkara ini," kata Roy Lumbangaol, aktivis Walhi Sumatera Utara. []

Berita terkait
Ini Riwayat Golfrid Siregar, Aktivis Walhi Sumut
Golfrid Siregar merupakan salah satu kuasa hukum yang getol bersama Walhi Sumatera Utara untuk mengampanyekan isu lingkungan.
Kematian Aktivis Walhi, Polisi: Tunggu Ahli Forensik
Polrestabes Medan telah melakukan autopsi terhadap jenazah aktivis Walhi Sumatera Utara, Golfrid Siregar.
Kronologi Meninggalnya Aktivis Walhi di Medan Sumut
Aktivis Walhi Sumut Golfrid Siregar meninggal dunia. Kematiannya dianggap tidak wajar, ditemukan luka serius pada kepalanya.
0
David Beckham Refleksikan Perjalanannya Jadi Pahlawan untuk Inggris
David Beckham juga punya tips untuk pesepakbola muda, mengajak mereka untuk menikmati momen sebelum berlalu