Makassar - Polrestabes Makassar mengaku telah mengidentifikasi pelaku pelemparan bom molotov pos lalulintas Fly Over, Jalan Ap Pettarani, Kota Makassar, Sulsel. Polisi sebut, terduga pelaku mengenakan masker dan berjumlah dua orang.
Kasat Reskrim Polrestabes Makassar, Kompol Agus Khaerul mengatakan, pihaknya telah memeriksa sejumlah saksi yang diduga mengetahui terkait aksi teror pelemparan bom molotov pos lalu lintas di Makassar.
Intinya, kita sementara kejar pelakunya.
"Sudah ada empat orang diperiksa, yang berada di TKP, termasuk aparat dan warga. Berdasarkan CCTV, terduga pelaku pakai masker dan berjumlah dua orang. Sudah kami identifikasi," kata Agus saat ditemui di Mapolrestabes Makassar, Senin 14 Desember 2020.
Dia menyebutkan, Polrestabes Makassar dibantu Polda Sulsel telah serangkaian penyelidikan, seperti olah tempat kejadian perkara. Selain itu, pihaknya juga telah memeriksa rekaman kamera pemantau di sekitar lokasi kejadian.
Berita terkait:
- Polisi Makassar di Teror OTK, Pos Polisi Dilempari Molotov
- Pos Polisi di Makassar Dilempari Molotov, Ada Surat Ancaman
- Pos Polisi di Gowa Juga Dilempari Bom Molotov
Dari hasil rekaman CCTV, terlihat dua pelaku mengendarai sepeda motor dan mengenakan masker. Mereka melintas di lokasi kejadian dan langsung melempari pos lantas dengan bom molotov, hingga mengakibatkan banner dan tembok pos terbakar.
"Yang pastinya anggota sudah lakukan olah TKP, sementara kita selidiki. Yang terbakar di TKP itu, tembok dan banner. Intinya, kita sementara kejar pelakunya," tambahnya.
Sebelumnya, pos polisi yang berada di Fly Over, Jalan Ap Pettarani, Kota Makassar, dilempari bom molotov orang tak dikenal (OTK), Minggu (13/12) dini hari. Kemudian, dalam waktu bersama, pos polisi di batas kota Makassar-Gowa, juga dilempari bom molotov.
Kendati demikian, Kompol Agus mengaku belum bisa memastikan, jika terduga pelaku pelemparan bom molotov di Kota Makassar, merupakan pelaku yang sama di Kabupaten Gowa.
Namun, dari peristiwa ini, terdapat kemiripan barang bukti yang ditemukan. Yaitu, pecahan kaca botol dan selembaran surat kaleng.
"Kami masih analisa pelaku yang di Gowa, apakah sama atau tidak. Tapi bisa jadi juga, mereka adalah komplotan," jelasnya. []