TAGAR.id - Perdana Menteri (PM) Thailand, Paetongtarn Shinawatra, berterima kasih kepada pendukungnya setelah mosi tidak percaya terhadapnya dibatalkan di parlemen. Anggota parlemen oposisi menuduhnya banyak dipengaruhi ayahnya, Thaksin. Tanika Godbole melaporkannya untuk DW.
PM Paetongtarn Shinawatra selamat dari mosi tidak percaya yang mengukuhkan kekuatan koalisinya di parlemen pada hari Rabu (26/3/2025).
Dalam sebuah unggahan di Facebook, Paetongtarn juga mengucapkan terima kasih kepada para pendukungnya.
"Semua suara, baik pendukung maupun yang menentang, akan menjadi kekuatan yang mendorong saya dan kabinet untuk terus bekerja keras bagi rakyat," katanya.
Debat yang penuh kecaman terhadapnya berlangsung selama dua hari, di mana anggota oposisi mengkritik kurangnya pengalaman dan gaya manajemen Paetongtarn.
Namun, mosi tidak percaya ditolak dengan suara 319 berbanding 162, dengan tujuh abstain.
Paetongtarn Shinawatra akan jadi salah satu calon pengganti Pita dari Partai Pheu Thai. (Foto: dw.com/id - Sakchai Lalit/AP Photo/picture alliance)
Mengapa ada mosi tidak percaya?
Sebagai perdana menteri termuda dalam sejarah Thailand, perempuan berusia 38 tahun itu dituduh telah dikendalikan ayahnya, mantan Perdana Menteri Thaksin Shinawatra.
Thaksin, 75, adalah tokoh populer dan kontroversial dalam politik Thailand. Ia digulingkan dalam kudeta tahun 2006 setelah dituduh melakukan korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan.
Thaksin mengasingkan diri selama lima belas tahun, dan baru kembali ke Thailand pada 2023. Dia ditangkap setelah kembali. Namun, dia hanya menjalani beberapa bulan dari total hukuman delapan tahun. Thaksin dibebaskan setelah mendapat pengampunan dari raja pada bulan Agustus 2024.
Selama perdebatan mengenai mosi tidak percaya di parlemen, anggota parlemen oposisi Rangsiman Rome menuduh Paetongtarn memberikan perlakuan istimewa kepada ayahnya.
"Anda membuat sebuah kesepakatan, kesepakatan jahat, untuk memberi ayah Anda kondisi yang lebih baik daripada tahanan lain. Syaratnya adalah ayah Anda tidak akan dipenjara selama satu hari pun," katanya.
Paetongtarn membantah klaim tersebut, dan mengatakan bahwa dia baru menjadi perdana menteri beberapa bulan setelah ayahnya diampuni.
Dia juga dituduh menghindari pembayaran pajak, dan dituduh ikut terlibat dalam kasus deportasi warga Uighur ke Cina pada bulan lalu.

Kekuasaan Dinasti Shinawatra
Keluarga Shinawatra berpengaruh signifikan atas politik dan ekonomi Thailand selama beberapa dekade. Keluarga ini juga terkadang berselisih dengan lembaga berpengaruh dan militer royalis.
Paetontarn adalah orang ketiga dari keluarganya yang mencapai jabatan perdana menteri. Ayahnya Thaksin dan bibi Yingluck pernah digulingkan dari kekuasaan dalam kudeta militer.
Paetontarn, yang dikenal di Thailand dengan nama panggilannya Ung Ing, membantu menjalankan divisi hotel dari kerajaan bisnis keluarga sebelum memasuki dunia politik beberapa tahun yang lalu.
Dia mengembangkan profil publiknya dan selalu hadir dalam kampanye di hadapan publik selama pemilihan 2023.
Partai Pheu Thai dan mitra koalisinya memilihnya sebagai pemimpin setelah penggulingan mantan perdana menteri Srettha Thavisin (dengan tambahan dari AFP dan Reuters/dw.com/id). []
Diadaptasi dari artikel DW berbahasa Inggris